Data Demografis Subjek Penelitian Pemeriksaan Klinis Subjek Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografis Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 16 orang yang menderita SAR tipe minor yang berkunjung ke RSGMP USU. Subjek dalam penelitian ini melibatkan 1 pria 6,25 dan 15 wanita 93,75 yang menderita SAR tipe minor Tabel 1. Tabel 1. Distribusi dan Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin pada Pasien SAR Tipe Minor Jenis Kelamin F Frekuensi Pria 1 orang 6,25 Wanita 15 orang 93,75 Total 16 orang 100 Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa lokasi SAR tipe minor paling sering ditemukan pada mukosa bukal yaitu 6 orang 37,5, selanjutnya pada mukosa labial dan lateral lidah masing-masing 4 orang 25 dan pada dasar mulut 2 orang 12,5. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi dan Frekuensi Lokasi Terjadinya Ulser pada Pasien SAR Tipe Minor Lokasi Ulser F Frekuensi Mukosa Labial 4 25 Mukosa Bukal 6 37,5 Lateral Lidah 4 25 Dasar Mulut 2 12,5 Total 16 100 Universitas Sumatera Utara

4.2 Pemeriksaan Klinis Subjek Penelitian

Data penelitian berdasarkan distribusi dan frekuensi terjadinya eritema halo berdasarkan pemeriksaan pada 16 pasien 100 dijumpai eritema halo dan 0 pasien 0 tidak dijumpai eritema halo. Pada kontrol hari pertama, 10 pasien 62,5 dijumpai eritema halo dan 6 pasien 37,5 tidak dijumpai eritema halo. Pada kontrol hari kedua, terdapat 6 pasien 37,5 dijumpai eritema halo dan 10 pasien 62,5 tidak dijumpai eritema halo. Pada kontol hari ketiga, 2 pasien 12,5 dijumpai eritema halo dan 14 pasien 87,5 tidak dijumpai eritema halo. Distribusi dan frekuensi eritema halo dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi dan Frekuensi Eritema Halo pada Saat Pemeriksaan, Kontrol Hari Pertama, Kontrol Hari Kedua dan Kontrol Hari Ketiga dengan Pemberian Madu Alami pada Pasien SAR Tipe Minor Eritema Halo F Total Ya Tidak Ya Tidak Pemeriksaan 16 100 100 Kontrol Hari Pertama 10 6 62,5 37,5 100 Kontrol Hari Kedua 6 10 37,5 62,5 100 Kontrol Hari Ketiga 2 14 12,5 87,5 100 Uji statistik menggunakan Friedman test dan uji Chi Square menunjukkan nilai p=0,000 p0,05. Nilai p0,05, artinya terdapat perbedaan yang menunjukkan hasil yang lebih baik pada eritema halo SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua dan kontrol hari ketiga setelah diberikan madu alami selama tiga hari dengan nilai 1,78 Tabel 4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Analisis Hasil Eritema Halo SAR Tipe Minor pada Saat Pemeriksaan, Kontrol Hari Pertama, Kontrol Hari Kedua dan Kontrol Hari Ketiga dengan Pemberian Madu Alami pada Pasien SAR Tipe Minor Menggunakan Friedman Test dan Uji Chi Square = signifikan Rata-rata ukuran ulser pada 16 pasien SAR tipe minor saat pemeriksaan adalah 3,1875 mm. Terjadi pengurangan ukuran ulser setelah dilakukan perlakuan dengan rata-rata ukuran ulser setelah diberikan madu alami pada kontrol hari pertama adalah 2,828 mm, kontrol hari kedua 2,219 mm dan kontrol hari ketiga 1,406 mm. Rata-rata ukuran ulser dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-rata Ukuran Ulser pada Saat Pemeriksaan, Kontrol Hari Pertama, Kontrol Hari Kedua dan Kontrol Hari Ketiga dengan Pemberian Madu Alami pada Pasien SAR Tipe Minor Ukuran Ulser Rata-rata ± SD Pemeriksaan 3,1875 ± 1,4477 Kontrol Hari Pertama 2,828 ± 1,2135 Kontrol Hari Kedua 2,219 ± 1,1497 Kontrol Hari Ketiga 1,406 ± 1,1138 Uji statistik menggunakan uji Anova Repeated menunjukkan nilai p=0,000 p0,05. Nilai p0,05, artinya terdapat perbedaan pada ukuran SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua dan kontrol hari ketiga Eritema Halo Rata-rata Selisih Rata-rata Nilai P Pemeriksaan 1,38 1,78 0,000 Kontrol Hari Pertama 2,16 Kontrol Hari Kedua 2,66 Kontrol Hari Ketiga 3,16 Universitas Sumatera Utara setelah diberikan madu alami. Berdasarkan uji tersebut, didapatkan hasil bahwa madu alami dapat mengurangi ukuran ulser dengan rata-rata 1,7815 mm selama tiga hari Tabel 6. Tabel 6. Analisis Hasil Pengukuran SAR Tipe Minor pada Saat Pemeriksaan, Kontrol Hari Pertama, Kontrol Hari Kedua dan Kontrol Hari Ketiga dengan Pemberian Madu Alami pada Pasien SAR Tipe Minor Menggunakan Uji Anova Repeated = signifikan Distribusi dan frekuensi rata-rata skala rasa sakit yang dialami 16 pasien pada saat pemeriksaan adalah 4,50. Terjadi pengurangan skala rasa sakit pada ulser setelah dilakukan perlakuan yaitu pada kontrol hari pertama rata-rata skala rasa sakit yang dialami pasien adalah 3,69, kontol hari kedua 2,38 dan kontrol hari ketiga 1,00. Data mengenai distribusi dan frekuensi rata-rata skala rasa sakit dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Distibusi dan Frekuensi Rata-rata Skala Rasa Sakit pada Saat Pemeriksaan, Kontrol Hari Pertama, Kontrol Hari Kedua dan Kontrol Hari Ketiga dengan Pemberian Madu Alami pada Pasien SAR Tipe Minor Skala Rasa Sakit Rata-rata Pemeriksaan 4,50 Kontrol Hari Pertama 3,69 Kontrol Hari Kedua 2,38 Kontrol Hari Ketiga 1,00 Ukuran Ulser Rata-rata ± SD Selisih Rata-rata Nilai P Pemeriksaan 3,1875 ± 1,4477 1,7815 0,000 Kontrol Hari Pertama 2,828 ± 1,2135 Kontrol Hari Kedua 2,219 ± 1,1497 Kontrol Hari Ketiga 1,406 ± 1,1138 Universitas Sumatera Utara Uji statistik menggunakan uji Anova Repeated menunjukkan nilai p = 0,000 p0,05. Nilai p0,05, artinya terdapat perbedaan pada skala rasa sakit SAR tipe minor pada saat pemeriksaan, kontrol hari pertama, kontrol hari kedua dan kontrol hari ketiga setelah diberikan madu alami. Berdasarkan uji tersebut, didapatkan hasil bahwa madu alami dapat mengurangi rasa sakit pada SAR tipe minor dengan penurunan skala rata-rata 3,5 selama tiga hari Tabel 8. Tabel 8. Analisis Hasil Skala Rasa Sakit SAR Tipe Minor pada Saat Pemeriksaan, Kontrol Hari Pertama, Kontrol Hari Kedua dan Kontrol Hari Ketiga dengan Pemberian Madu Alami pada Pasien SAR Tipe Minor Menggunakan Uji Anova Repeated = signifikan Skala Rasa Sakit Rata-rata ± SD Selisih Rata-rata Nilai P Pemeriksaan 4,50 ± 2,733 3,5 0,000 Kontrol Hari Pertama 3,69 ± 2,414 Kontrol Hari Kedua 2,38 ± 2,029 Kontrol Hari Ketiga 1,00 ± 1,211 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN