Mekanisme Penyembuhan SAR dengan Madu Alami

2.3 Mekanisme Penyembuhan SAR dengan Madu Alami

1. Antiinflamasi Inflamasi yang terjadi pada ulser menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan meningkatkan pergerakan cairan ke jaringan lunak yang terinflamasi, kemudian meningkatkan kadar eksudat pada permukaan ulser dan menimbulkan rasa sakit. Madu alami berperan sebagai antiinflamasi yang relatif cepat mengurangi rasa nyeri, edema, dan mengurangi produksi eksudat, mempertahankan kelembaban lingkungan sekitar ulser, mengurangi peradangan, dan menyeimbangkan pergerakan cairan. 33-34 2. Antimikroba Aktivitas antimikroba dalam madu alami disebabkan oleh karena adanya enzim hidrogen peroksidase. 34 Hal tersebut dihubungkan dengan pH madu alami yang relatif rendah dan kadar gula yang tinggi osmolaritas yang tinggi yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba pada ulser. Madu alami menyerap toksin yang terdapat pada membran mukosa dan membentuk protein, sehingga eksudat inflamasi diserap oleh madu alami. 12,14 3. Covering Agent Madu alami sebagai covering agent melindungi lapisan jaringan di bawah ulser sehingga mempercepat proses penyembuhan dan proses epitelisasi jaringan yang rusak. Viskositas madu alami yang tinggi kental memungkinkan madu untuk melekat pada ulser. Mekanisme tersebut akan mencegah terjadinya infeksi sekunder pada ulser dan mencegah ulser berkontak dengan mikroba dan unsur kemis lain. 12,14 Madu alami memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan jaringan pada ulser untuk mempercepat penyembuhan dan memulai proses penyembuhan yang lebih cepat pada luka yang telah lama tidak sembuh. 33 4. Antioksidan Madu alami juga berperan sebagai antioksidan dengan bantuan aktivitas nonperoksida untuk memaksimalkan kerja madu alami sebagai antimikroba dan antiinflamasi. Aktivitas antimikroba yang terdapat dalam madu alami dibantu oleh aktifnya enzim katalase untuk menghambat aktivitas H 2 O 2 . Madu alami memiliki Universitas Sumatera Utara tingkat aktivitas nonperoksida yang sangat tinggi. Sedangkan aktivitas antiinflamasi dimulai dengan terbentuknya oksigen radikal bebas yang terlibat aktif terhadap terjadinya peradangan yang akan menyebabkan inflamasi dan kerusakan jaringan. 33 Universitas Sumatera Utara

2.4 Kerangka Teori