BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perspektif Paradigma Kajian
2.1.1 Konstruktivisme
Paradigma merupakan sebuah perspektif atau sudut pandang yang merupakan sebuah acuan atau pola pikir seorang peneliti dalam melakukan sebuah penelitian.
Paradigma terbagi dalam berbagai bentuk yakni paradigma positivis, paradigma konstruktivisme dan paradigma kritis, terkait paradigma mana yang lebih baik,
tergantung pada penelitian yang sedang dilakukan. Metodologi penelitian yang digunakan peneliti dalam pembahasannya adalah metode deskriptif kualitatif dengan
paradigma konstruktivisme. Asumsi ontologis pada paradigma konstruktivisme menganggap realitas sebagai konstruksi sosial, kebenaran suatu realitas bersifat
relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Selain itu realitas juga dianggap sebagai hasil konstruksi mental dari individu pelaku sosial,
sehingga realitas dipahami secara beragam dan dipengaruhi oleh pengalaman, konteks dan waktu Kriyantono,2008: 51.
Paradigma konstruksivisme yang ditelusuri dari pemikiran Weber menilai, perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena manusia
bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna maupun pemahaman perilaku, Weber menerangkan bahwa
substansi bentuk kehidupan di masyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian objektif saja, melainkan dilihat dari tindakan perorang yang timbul dari alasan-alasan
subjektif. Weber juga melihat bahwa setiap individu akan memberikan pengaruh dalam masyarakatnya.
Implikasi dari paradigma konstruktivisme menerangkan bahwa pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang mencoba belajar untuk mengerti.
Konstruktivisme adalah filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah hasil konstruksi bentukan kita sendiri Ardianto, 2007:154. Paradigma
ini digambarkan dengan komunikasi yang berbasis pada “konsep diri” berdasarkan teori Bernstein, yang menyatakan bahwa individu dalam melakukan sesuatu
dikonstruksikan pada orientasi kehidupannya sendiri atau disebut juga orientasi subjek, dimana individu yang berbasis subjek akan menggunakan elaborasi kode
yang menghargai kecenderungan, perasaan, kepentingan dan sudut pandang orang lain Ardianto, 2007:159
Menurut Ardianto 2007:161 prinsip dasar konstruktivisme menerangkan bahwa tindakan seseorang ditentukan oleh konstruksi diri sekaligus juga konstruk
lingkungan luar dari perspektif diri. Sehingga komunikasi itu dapat dirumuskan, dimana ditentukan oleh diri di tengah pengaruh lingkungan luar. Pada titik ini kita
dapat mengemukakan teori Ron Herre mengenai perbedaan antara person dan self. Person adalah diri yang terlibat dalam lingkup publik, pada dirinya terdapat atribut
sosial budaya masyarakatnya, sedangkan self adalah diri yang ditentukan oleh pemikiran khasnya di tengah sejumlah pengaruh sosial budaya masyarakatnya.
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif maka peneliti akan menggunakan paradigma konstruktivisme dalam penelitiannya
mengingat paradigma konstruktivisme memandang suatu realitas dan perilaku manusia merupakan suatu konstruksi yang dibentuk oleh dirinya sendiri beserta
pengaruh lingkungan luar dan bukan merupakan hasil yang alami. Dengan begitu peneliti memandang penelitian yang akan diteliti ini berkenaan dengan konsep diri,
dimana konsep diri ini yang akan mempengaruhi perilaku individu baik bagi dirinya maupun di lingkungan masyarakat sesuai dengan konstruksi konsep diri yang
dibentuknya, sehingga apa yang ditampilkan sesuai dengan bentukan yang diinginkannya.
2.2 Kajian Pustaka