mereka percaya dan nyaman untuk bercerita sedangkan untuk teman yang tidak terlalu dekat, informan hanya akan terbuka mengenai hal-hal yang
umum saja. Hampir semua informan mengaku lebih terbuka dengan orang tua karena orang tua yang lebih mengetahui karakter anaknya sedangkan
untuk orang-orang yang ingin mengenal mereka, informan menerima dengan ramah dan terbuka. Cadar bukan menjadi penghalang untuk
mereka saling mengenal dengan masyarakat, bukan berarti dengan penampilan yang tertutup, informan tidak suka bersosialisasi dengan
orang lain serta memiliki kepribadian yang sangat tertutup juga.
4.
Mengenai hambatan yang ada dan terjadi dalam proses komunikasi dengan keluarga, teman dan masyarakat itu sudah tidak dipungkiri lagi
baik hambatan atau gangguan secara psikologis maupun sosiologis. Beberapa hambatan yang dirasakan informan seperti kesulitan untuk
berbicara dan bergaul dengan keluarga, teman dan masyarakat yang tidak bisa menerima dan sepaham dengan penampilan mereka. Berbagai
persepsi negatif, tatapan yang sinis serta dikucilkan, semua itu dapat menciptakan jarak diantara keduanya. Namun kebanyakan informan
merasa hambatan terbesar itu berasal dari keluarga dan sanak saudara yang tidak bisa menerima perubahan mereka, mengingat keluarga adalah
orang yang paling dekat dengan informan, dengan tidak adanya dukungan dari orang terdekat pasti membuat hidup jadi lebih berat sedangkan untuk
persepsi negatif dari masyarakat, informan tidak terlalu memperdulikan dan memikirkannya. Jika keluarga sudah bisa mendukung dan menerima
itu sudah lebih dari cukup sedangkan untuk yang lain bisa menyusul kedepannya, yang terpenting adalah dukungan dari keluarga.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian secara mendalam terhadap beberapa mahasisiwi pengguna cadar STAI As-Sunnah Tanjung Morawa mengenai komunikasi
intrapersonal
pengguna cadar terhadap konsep diri, peneliti memiliki beberapa saran yang diberikan kepada berbagai pihak agar dapat bermanfaat dalam menuju
perbaikan yang lebih baik lagi, yaitu sebagai berikut :
1. Peneliti berharap pemberian stigma atau persepsi negatif dan diskriminasi
bagi pengguna cadar tidak lagi dilakukan secara verbal atapun non verbal dari masyarakat. Pengguna cadar bukanlah seseorang atau sekelompok
orang yang harus ditakuti dan dikucilkan. Ini sangat berpengaruh dalam pembentukan hubungan komunikasi yang baik diantara keduanya di
masyarakat. Penampilan yang tertutup bukan berarti menggambarkan seluruh kepribadian mereka seperti penampilannya. Cadar hanyalah bagian
dari sebuah pakaian untuk melindungi diri mereka dari berbagai fitnah, bukan menjadikannya sebagai alat untuk membatasi sosialisasi
dimasyarakat kecuali bagi laki-laki yang bukan mahramnya. Dari adanya penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan pengalaman yang luar biasa
dengan mengenal mereka. Persepsi negatif yang melekat dengan pengguna cadar tidak tampak dalam diri mereka yang sangat ramah dan hangat.
2. Peneliti berharap mahasiswi STAI As-Sunnah Tanjung Morawa
mendapatkan fasilitas maupun sumber informasi yang luas dalam proses pembelajaran. Mengingat dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat
banyak mahasiswi yang ingin menjadi pengajar dan penceramah. Peneliti melihat sumber informasi yang mereka dapatkan sangatlah sedikit, dengan
cita – cita menjadi guru, mahasiswi harus memiliki ilmu pengetahuan dan
wawasan yang luas dari berbagai bidang. Untuk menjadi seorang penceramah, mahasiswi harus membaca dan mengetahui banyak wawasan
dan informasi mengenai perkembangan dunia. Sehingga mereka akan memiliki banyak materi atau bahan sebagai pertimbangan serta
perbandingan mengenai perubahan zaman dengan dunia globalisasi sekarang sesuai dengan Alquran dan Hadist.
3. Diperlukannya pengembangan karakter dari mahasiswi STAI As-Sunnah
Tanjung Morawa, dengan penampilan yang berbeda dari muslimah pada umumnya, menjadikan diri mereka memiliki keterbatasan dalam bergaul
dengan masyarakat sehingga menciptakan keterbatasan dalam ruang lingkup berorganisasi dan pekerjaan. Dalam hal ini, peneliti mengharapkan
adanya pembelajaran dalam pengembangan karakter mahasiswi di STAI As-Sunnah Tanjung Morawa untuk bisa menemukan jati diri mereka yang
sesungguhnya sehingga dapat menjadi seorang pengajar ataupun penceramah yang memiliki karakter atau ciri khasnya sendiri.
5.3 Implikasi Teoritis
Dengan adanya penelitian yang membahas mengenai komunikasi pengguna cadar terhadap konsep diri ini, diharapkan dapat menambah khazanah, pengetahuan
serta wawasan bagi penulis, mahasiswa, dan masyarakat demi perkembangan dan kemajuan ilmu komunikasi itu sendiri. Konsep diri juga merupakan kunci
keberhasilan individu dalam melakukan proses komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Mahasiswi pengguna cadar sendiri yang memiliki penampilan yang
tertutup tidak menjadikan hal tersebut sebagai penghambat dalam pembentukan konsep diri yang positif pula sehingga proses komunikasi dan interaksi dengan orang
lain dapat ditunjukkan dengan penyampaian pesan yang baik pula.
5.4 Praktis
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian serupa lebih lanjut dengan dapat
memperbaiki penelitian berikutnya dengan hasil yang lebih baik lagi serta dapat memberikan masukan
– masukan dan saran yang membangun bagi perkembangan ilmu komunikasi maupun perkembangan pengguna cadar itu sendiri. Kepada peneliti
selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan komunikasi
intrapersonal
pengguna