Klasifikasi Nyeri Konsep Dasar Nyeri
6 Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di
antaranya nyeri somatic, nyeri visceral, nyeri menjalar referent pain, nyeri psikologik, nyeri phantom dari ekstremitas, nyeri neurologis dan lain-lain.
Teori Nyeri
1. Teori specifificity kekhususan
Teori ini pertama diusulkan oleh Frey yang menyatakan bahwa ujung saraf spesifik berkolerasi dengan sensasi yang spesifik seperti sentuhan, hangat,
dingin, atau nyeri. Sensasi nyeri berhubungan dengan pengaktifan ujung-ujung saraf bebas. Oleh mekanikal, rangsangan kimia atau temperatur yang
berlebihan. 2.
Teori Intensitas Nyeri adalah hasil dari rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap
rangsangan sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika intensitasnya cukup.
3. Teori Kontrol Pintu The Gate Control Theory
Teori ini menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Kegiatanna tergantung pada aktivitas serat-serat afferent yang berdiamaeter besar dan kecil yang dapat
mempengaruhi sel disubtansia gelatinosa. Aktivitas serat yang berdiameter besar dapat menghambat transmisi yang
artinya pintu gerbang ditutup, sedangkan serat-serat yang berdiameter kecil dapat mempermudah transmisi yang artinya pintu gerbang terbuka. Serabut saraf tebal
dan tipis membentuk sinaps pada cornu posterior medulla spinalis di substansi gelatinosa yang berfungsi sebagai pintu gerbang rangsangan yang mencapai otak:
7 a.
Bila rangsangan yang melalui serabut tebal lebih banyak maka pintu gerbang akan menutup. Contoh rangsangannya, panas, dingin, dan raba.
b. Bila rangsangan yang melalui serabut tipis maka pintu gerbang akan
terbuka sehingga rangsangan nyeri akan lebih dominan. Aktivitas otak kesadaran berperan dalam persepsi nyeri. Kesadaran dan
perhatian merupakan hal untuk dapat merasakan sakit. Ambang nyeri yaitu banyaknya stimulus yang masih dapat ditolelir saat sebelum nyeri dirasakan.
Respons Terhadap Nyeri
Respons individu terhadap nyeri sangat bervariasi sesuai dengan tingkat kecemasan. Respons fisiologis terhadap nyeri tergantung dari kekuatan dan durasi
nyeri. Misalnya nyeri akut, respons akan timbul segera dan merangsang aktivitas saraf simpatis yang manifestasinya berupa :
1. Peningkatan denyut nadi
2. Peningkatan pernafasan
3. Peningkatan tekanan darah
4. Pucat
5. Lembab dan berkeringat
6. Dilatasi pupil
Sedangkan nyeri kronis akan merangsang aktivitas saraf parasimpatis dengan manifestasi:
1. Penurunan tekanan darah
2. Penurunan denyut nadi
3. Konstriksi pupil
8 4.
Kulit kering 5.
Panas Adapun respons perilaku yang timbul pada orang yang mengalami nyeri
adalah ekspresi wajah mengatupkan geraham, menggigit bibir, meringis, apasia, bingung dan disorientasi.
Penyebab nyeri
1. Trauma
a. Trauma mekanik, berupa benturan, gesekan, luka dan lain-lain akan
merangsang nyeri akibat reseptor nyeri mengalami kerusakan. b.
Trauma thermik seperti panas api, air atau dingin yang berlebih akan merangsang reseptor nyeri.
c. Trauma kimia seperti tersentuh asam atau basa yang kuat.
d. Trauma elektrik seperti aliran listrik yang kuat akan merangsang reseptor
nyeri akibat nyeri kejang otot atau kerusakan reseptor nyeri. 2.
Neoplasma a.
Neoplasma jinak akan menyebabkan penekanan pada ujung saraf reseptor nyeri.
b. Neoplasma ganas akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang
mengandung reseptor nyeri dan akibat tarikan, jepitan atau metastase dari kanker.
3. Peradangan, seperti abses, pleuritis akan mengakibatkan kerusakan saraf
reseptor nyeri akibat adanya peradangan atau akibat penekanan dan pembengkakan jaringan.
9 4.
Gangguan sirkulasi darah. 5.
Trauma psikologis.
Tanda dan akibat nyeri
1. Gangguan fisik
a. Shock akibat sakit yang berlebihan ditandai nadi cepat dan kecil, tekanan
darah turun, berkeringat, muka pucat b.
Nafsu makan menurun c.
Perasaan tidak nyaman 2.
Gangguan psikologis a.
Cemas, takut dan gelisah b.
Insomnisa dan putus asa c.
Depresi 3.
Gangguan sosial a.
Hambatan dalam pergaulan b.
Perpecahan dalam keluarga c.
Hambatan dalam pekerjaan 4.
Gangguan spiritual
Upaya-upaya dalam mengatasi nyeri
Metode dan teknik yang dapat dilakukan dengan mengatasi nyeri adalah sebagai berikut :
1. Teknik distraksi
Yaitu mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri. Teknik distraksi
10 menurut Mc. Caffery: 1990 meliputi :
a. Bernafas lambat dan berirama
b. Menyanyi berirama
c. Aktif mendengarkan music
d. Mendorong untuk menghayal
e. Menonton televisi
2. Relaksasi
Yaitu teknik pelemasan otot sehingga akan mengurangi ketegangan pada otot yang akan mengurangi rasa nyeri. Teknik yang dilakukan berupa
nafas dalam secara teratur dengan cara menghirup udara sebanyak mungkin melalui hidung dan dikeluarkan secara perlahan melalui mulut.
3. Bio umpan balik
Terdiri dari sebuah program latihan yang bertujuan untuk membantu seseorang mengendalikan aspek tertentu sistem saraf otonom.
4. Teori gate control
Serabut saraf di kulit merupakan serabut saraf berdiameter besar yang mengahantarkan impuls ke susunan saraf pusat. Apabila terkena
rangsangan misalnya pemijatan, maka diduga bahwa rasa nyeri dapat dikendalikan dengan menutup pintu gerbang disubstansia gelatinosa
medulla spinalis sehingga nyeri tidak sampai ke otak. 5.
Akupuntur Suatu teknik tusuk jarum yang menggunakan jarum-jarum kecil,
panjang untuk menusuk ke bagian-bagian tertentu dalam tubuh untuk menghasilkan ketidakpekaan terhadap nyeri.
11 6.
Hipnosa Suatu teknik yang menghasilkan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang
dicapai melalui gagasan-gagasan yang disampaika oleh orang yang menghipnotisnya.
7. Analgetik
Mengurangi persepsi nyeri seseorang tentang rasa nyeri, terutama melalui daya kerja atau system saraf pusat dan mengubah respons seorang terhadap
rasa tidak nyaman.
Skala nyeri
Skala Keterangan Tidak nyeri
1 – 3 Nyeri ringan 4 – 6 Nyeri sedang
7 – 9 Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktivitas yang biasa
dilakukan 10
Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol