Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil regresi linier berganda dapat diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.5. Regresi Linier Berganda Model B Std. Error T Sig. Constant 4,256 0,603 7,-57 0,001 Konflik Peran 0,576 0,122 4,720 0,001 Tanggungjawab dengan Orang Lain 0,677 0,237 2,850 0,006 Sumber : Data Penelitian Diolah Dari tabel diatas dapat dilihat koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = a + B 1 X 1 +B 2 X Y = 4,256 + 0,576 Konflik Peran + 0,677 Tanggungjawab dengan Orang Lain 2 Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut, jika Konflik peran baik maka akan meningkatkan kinerja sebesar 0,576 dan jika tanggungjawab dengan orang lain baik maka meningkatkan kinerja sebesar 0,677.

1. Asumsi Klasik

Uji asumsi Klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas dan terikatnya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik histogram dan grafik probality polt. Universitas Sumatera Utara Dasar pengambilan keputusan normal atau tudaknya dengan normal p-plot Gujarati, 2003. Adapun sebagai berikut : 1 Apabila data titik-titik menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka asumsi normal terpenuhi. 2 Apabila data titik-titik tidak menyebar sekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah diagonal, maka asumsi normal tidak terpenuhi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa : Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa titik-titik mendekati garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi sebaiknya bebas dari multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Cara yang digunakan dengan melihat nilai varians inflasi faktor VIF, yang tidak melebihi 5. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Model B Std. Error T Sig. Tolerance VIF Constant 4,256 0,603 7,057 0,001 Konflik Peran 0,576 0,122 4,720 0,001 0,628 1,593 Tanggungjawab Terhadap Orang Lain 0,677 0,237 2,850 0,006 0,628 1,593 Sumber : Data penelitian Diolah Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa hasil multikolinearitas menunjukan : 1. VIF konflik peran adalah 1,593 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas pada data. 2. VIF tanggung jawab terhadap orang lainyt adalah 1,593 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas pada data.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang lain. Jika varian residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut terjadi homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara 1 Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 2 Jika pola tertentu seperti titik-titik yang serta menyebar tidak teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Hasil dari pelaksanaan uji heterokedastisitas terlihat pada gambar berikut: Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Gambar 4.2 diatas menunjukan bahwa titik-titik yang dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk pola pada garis tertentu. Hasil ini menunjukan bahwa model regresi linier ini bebas dari masalah heterokedastisitas.

2. Uji T

Untuk mengambil hipotesis maka dilakukan uji T, karena pada dasarnya uji T bertujuan untuk menunjukan sejauh mana pengaruh suatu variabel independen secara Universitas Sumatera Utara individual dalam menerangkan variabel dependen, dengan menggunakan significance level 0,05. Adapun hasil uji T dapat diperoleh dari tabel berikut : Tabel 4.7. Hasil Uji T Ketaksaan Peran terhadap Kinerja Model B Std. Error T Sig. Constant 4,176 0,547 7,641 0,001 Ketaksaan Peran 1,144 0,176 6,486 0,001 Sumber : Data Penelitian Diolah Hasil analisis diperoleh nilai T hitung 6,486 sedangkan T tabel dengan α=0,05 sebesar 1,292. Hal ini menunjukan bahwa T hitung T tabel Tabel 4.8 Hasil Uji T Konflik Peran terhadap Kinerja 6,486 1,292 maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh signifikan antara ketaksaan peran terhadap kinerja. Model B Std. Error T Sig. Constant 5,781 0,291 19,851 0,001 Konflik Peran 0,789 0,101 7,804 0,001 Sumber : Data Penelitian Diolah Hasil analisis diperoleh nilai T hitung 7,804 sedangkan T tabel dengan α=0,05 sebesar 1,292. Hal ini menunjukan bahwa T hitung T tabel Tabel 4.9 Hasil Uji T Pengembangan Karir terhadap Kinerja 7,804 1,292 maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh signifikan antara konflik peran terhadap kinerja. Yang mana apabila konflik peran baik maka akan meningkatkan kinerja pegawai. Model B Std. Error T Sig. Constant 4,788 0,559 8,562 0,001 Pengembangan Karir 0,946 0,182 5,196 0,001 Sumber : Data Penelitian Diolah Universitas Sumatera Utara Hasil analisis diperoleh nilai T hitung 5,196 sedangkan T tabel dengan α=0,05 sebesar 1,292. Hal ini menunjukan bahwa T hitung T tabel Tabel 4.10. Hasil Uji T Beban Kerja Berlebih Kuantitatif terhadap Kinerja 5,196 1,292 maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh signifikan antara pengembangan karir terhadap kinerja. Yang mana apabila pengembangan karir baik maka akan meningkatkan kinerja pegawai. Model B Std. Error T Sig. Constant 3,609 0,696 5,186 0,001 Beban Kerja Berlebih Kuantitatif 1,220 0,210 5,804 0,001 Sumber : Data Penelitian Diolah Hasil analisis diperoleh nilai T hitung 5,804 sedangkan T tabel dengan α=0,05 sebesar 1,292. Hal ini menunjukan bahwa T hitung T tabel Tabel 4.11. Hasil Uji T Beban Kerja Berlebih Kualitatif terhadap Kinerja 5,804 1,292 maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh signifikan antara beban kerja berlebih kuantitatif terhadap kinerja. Yang mana apabila beban kerja berlebih kuantitatif baik maka akan meningkatkan kinerja pegawai. Model B Std. Error T Sig. Constant 4.915 1,012 4,856 0,001 Beban Kerja Berlebih Kualitatif 0,698 0,271 2,575 0,012 Sumber : Data Penelitian Diolah Hasil analisis diperoleh nilai T hitung 2,575 sedangkan T tabel dengan α=0,05 sebesar 1,292. Hal ini menunjukan bahwa T hitung T tabel 2,575 1,292 maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh signifikan antara beban kerja berlebih kualitatif Universitas Sumatera Utara terhadap kinerja. Yang mana apabila beban kerja berlebih kualitatif baik maka akan meningkatkan kinerja pegawai. Tabel 4.12. Hasil Uji T Tanggungjawab dengan Orang Lain terhadap Kinerja Model B Std. Error T Sig. Constant 3,476 0,654 5,312 0,001 Tanggungjawab dengan Orang Lain 1,360 0,212 6,411 0,001 Sumber : Data Penelitian Diolah Hasil analisis diperoleh nilai T hitung 6,411 sedangkan T tabel dengan α=0,05 sebesar 1,292. Hal ini menunjukan bahwa T hitung T tabel

3. Uji F

6,411 1,292 maka Ho ditolak sehingga ada pengaruh signifikan antara tanggungjawab dengan orang lain terhadap kinerja. Yang mana apabila tanggungjawab dengan orang lain baik maka akan meningkatkan kinerja pegawai. Uji F dilakukan guna mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Adapun hasil uji F diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.13. Hasil Uji F Konflik Peran dan Tanggungjawab dengan Orang Lain Terhadap Kinerja Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 217,343 2 108,671 37,298 0,001 Residual 224,345 77 2,914 Total 441,688 79 Sumber : Data Penelitian Diolah Universitas Sumatera Utara Nilai F hitung pada tabel diatas adalah 37,298 F tabel

4. Koefisien Determinan R-Square

3,11 dengan sig 0,001 α=0,05 menunjukan Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan yang signifikan dan menunjukan adanya pengaruh secara bersama-sama antara konflik peran dan tanggungjawab dengan orang lain terhadap kinerja pegawai. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi atau persentase pengaruh antara stressor kerja terhadap kinerja, maka dapat diketahui melalui uji determinasi sebagai berikut : Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinan Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,701 0,492 0,479 1,707 Sumber : Data Penelitian Diolah Semakin tinggi nilai Rsquare maka akan semakin baik model regresi karena kemampuan variabel bebas untuk menjalankan variabel terikatnya juga semakin besar. Nilai dapat di uji dengan determinasi : D = R 2 = 0,492 X 100 X 100 = 49,2 Nilai R square diatas diketahui bernilai 0,492 atau 49,2, artinya menunjukan bahwa sekitar 49,2 variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel konflik peran dan tanggungjawab dengan orang lain dan sisanya dijelaskan pengaruhnya oleh variabel lain yang tidak diteliti. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Stressor Kerja terhadap Kinerja Pegawai