Berdasarkan alasan-alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi, maka hakim mempunyai pertimbangan bahwa judex factie tidak salah di dalam menerapkan
hukum. Dan penerapan hukum di dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum danatau undang-undang, maka pemohon kasasi harus ditolak.
109
Maka sebenarnya berdasarkan pasal 244 dan pasal 248 KUHAP, upaya hukum kasasi dilakukan guna menentuka benar atau tidaknya suatu peraturan hukum tidak
diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya. Jika penerapan suatu hukum sudah diterapkan dengan benar maka kasasi ditolak oleh Mahkamah Agung.
110
E. Analisis Putusan Hakim
Analisis putusan ini menggunakan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan secara yuridis normatif dimaksudkan untuk menyesuaikan penerapan hukum oleh
hakim di dalam pengambilan keputusan dengan undang-undang yang berlaku yaitu UU No. 41 Tahun 1999. Oleh karena itu penulis tidak akan memihak satu sama lain
agar dapat mewujudkan keadilan diatara kedua belah pihak.
111
Pada tingkat pertama Pengadilan Negeri Ketapang Terdakwa Nurhaidi als H.Moch Edy Selamat Sentoso bin Sukawi didakwa menggunakan dakwaan alternatif
oleh Jaksa Penuntut Umum karena agar Hakim mempunyai alternatif pilihan di dalam penjatuhan hukuman terhadap terdakwa. Terdakwa didakwakan menggunakan pasal
50 ayat 3 huruf h jo pasal 78 ayat 7 UU No. 41 Tahun 1999 dengan hukuman paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh
miliar rupiah.
109
Ibid, hlm 6-7
110
Husin, Kasasi Sebagai Upaya Hukum, hlm 47
111
Johnny Ibrahim, Teori Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia Publishing, 2007, hlm 321
Sebelum memutuskan hukuman terhadap terdakwa, Hakim mempunyai pertimbangan yang pada intinya meliputi : terdakwa sebenarnya bukan pemilik
sebenarnya dari kayu-kayu yang diangkutnya, pemilik sebenarnya adalah saudara Kevin, terdakwa hanyalah seorang nahkoda kapal yang bekerja untuk memenuhi
kebutuahan keluarganya. Setelah Hakim Pengadilan Negeri Ketapang memperhatikan fakta-fakta di
dalam persidangan, maka Hakim memutuskan terdakwa bersalah dan dihukum dengan pidana penjara selama 4 empat bulan, denda Rp 500.000,- lima ratus ribu
rupiah dan merampas barang bukti berupa 1buah kapal KLM Benua Sandai beserta uang tunai hasil pelelangan kayu Rp243.624.150,-
Hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa terlalu ringan. Karena jika memperhatikan hukuman di dalam pasal 50 ayat 3 huruf h jo pasal 78 ayat 7 UU
No. 41 Tahun 1999 masih jauh dari keadilan dan jauh dari hukuman maksimal. Hukuman pidana penjara seharusnya bisa lebih lama dan denda bisa lebih
ditingkatkan jumlahnya. Pada tingkat selanjutnya yaitu Pengadilan Tinggi Pontianak, Jaksa Penuntut
Umum mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri Ketapang. Jaksa Penuntut Umum di dalam mengajukan banding harus membuat memori banding
sedangkan terdakwa harus membuat memori kontra banding. Namun ada hal yang sangat disayangkan dalam hal membuat memori banding dan memori kontra banding
yaitu tidak adanya hal-hal baru yang dapat merubah putusan Pengadilan Negeri Ketapang. Akan tetapi Hakim Pengadilan Tinggi tidak semata-mata melihat hal itu
saja. Hakim mempuyai pertimbangan bahwa untuk membuat jera terdakwa maka mengenai lamanya hukuman perlu diperbaiki. Dan terdakwa tetap dinyatakan bersalah
serta dihukum dengan pidana penjara 10 sepuluh bulan dan dengan sebesar Rp 300.000.000,- tiga ratus juta rupiah.
Pada tingkat Pengadilan Tinggi Pontianak, hukuman yang diterapkan oleh hakim sudah lebih baik daripada hukuman yang dijatuhkan pada tingkat Pengadilan
Negeri Ketapang. Walaupun masih kurang maksimal dari hukuman yang berlaku pada pasal 50 ayat 3 huruf h jo pasal 78 ayat 7 UU No. 41 Tahun 1999 dengan hukuman
paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,- sepuluh miliar rupiah.
Dan pada tingkat selanjutnya terdakwa mengajukan kasasi atas putusan Pengadilan Tinggi Pontianak. Terdakwa mengajukan kasasi karena di dalam
penerapan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya dan sangat merugikan terdakwa. Akan tetapi jika dilihat dari fakta-fakta di dalam persidangan dan penerapan
dakwaan beserta hukumannya sudah memenuhi judex factie. Dan unsur-unsur di dalam penerapan undang-undang sudah terpenuhi dengan baik. Maka kasasi yang
diminta oleh terdakwa ditolak demi hukum dan keadilan.
BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TENTANG TINDAK PIDANA
ILLEGAL LOGGING
A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Illegal Logging
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus senantiasa peduli terhadap lingkungan. Kita seharusnya sebagai generasi penerus bangsa harus peduli dan wajib
melestarikan lingkungan agar tidak menjadi punah. Manusia hidup di bumi ini diberikan amanah untuk menjaga lingkungan dari kepunahan. Melalui al-Quran
sebagai kitab suci umat Islam membuktikan bahwa agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap ramah terhadap lingkungan.
112
Allah SWT telah menciptakan alam semesta dengan segala ketentuan- ketentuannya dan menurut perhitungan yang sempurna. Allah tidak menciptakannya
dengan main-main ataupun dengan bathil yakni sia-sia, tanpa arah dan tujuan yang benar. Alam adalah bagian dari kehidupan dan alam itu sendiri hidup. Alam berserta
isinya air, tanah, udara, tumbuhan dan lain-lain dikatakan hidup karena alam senatiasa bertasbih kepada Allah SWT dengan caranya sendiri-sendiri. Allah
senantiasa mengingatkan kepada kita agar menjaga keseimbangan ekosistem di dunia.
113
Firman Allah SWT dalam surat Ar Ruum ayat 9 menggambarkan tentang ramah terhadap lingkungan dan tidak boleh mengeksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan sebagai berikut:
112
Riana, Islam dan Lingkungan, Artikel ini Diakses pada tanggal 25 Mei 2009 dari http:riana.tblog.compost1970041135
113
Ali Yafie, Merintis Fiqh lingkungan Hidup, Jakarta: PT Cahaya Intan Sari, 2006, hlm 39