D. Sanksi Pidana
1. Menurut Hukum Pidana Islam
Selanjutnya akan menjelaskan mengenai sanksi pidana menurut hukum pidana islam. Pada dasarnya untuk menentukan sanksi pidana di dalam hukum pidana islam
terbagi atas empat golongan, yaitu 1 Hukuman dari segi terdapat atau tidak terdapat nashnya dalam Al-Quran dan al-Hadist, 2 Hukuman dari segi hubungan antara satu
hukuman dengan hukuman lain, 3 Hukuman dari segi kekuasaan hakim yang menjatuhkan hukuman, 4 Hukuman dari segi sasaran hukum.
75
Untuk yang pertama, hukuman dari segi terdapat atau tidak terdapat nashnya dalam Al-Quran dan al-Hadist, yaitu 1 hukuman yang ada nashnya,maksudnya
hukuman tersebut sudah jelas terdapat di dalam nash Al-Quran maupun al-Hadist, seperti hudud, qishash, diyat, dan kafarat yang kesemuanya harus berjalan sesuai
dengan nash yang sudah ditentukan. Misalnya jika seseorang mencuri dan mencapai nisab
pencuriannya maka akan dipotong tangannya. 2 hukuman yang tidak ada nash yang mengatur di dalamnya baik Al-Quran maupun Al- hadist, hukuman seperti ini
biasa disebut dengan hukuman ta’zir, misalnya seorang pencuri yang mencuri belum mencapai nisab pencurian, maka akan diberikan hukuman kurungan atau penjara dan
tidak akan dikenai hukuman potong tangan.
76
Untuk yang kedua akan membahas hukuman dari segi hubungan antara satu hukuman dengan hukuman lain, yaitu 1 Hukuman pokok al-uqubat al-ashliyah,
maksudnya adalah hukuman tersebut merupakan hukuman yang berasal dari satu kejahatan, misalnya kita mengetahui seorang yang sudah menikah melakukan zina
maka ia akan dikenakan hukuman rajam dan seorang yang melukai seseorang maka
75
Abdul Qadir ‘Audah, Tasyri’ al-Jinai al-Islami, hlm 39.
76
Ali, Hukum Pidana Islam, hlm 9-10
akan dikenakan qishash . 2 Hukuman pengganti al-uqubat al-badaliyah merupakan pengganti dari hukuman pokok karena hukuman pokok tersebut tidak
dapat dilaksanakan karena suatu alasan yang sah sesuai hukum, misalnya seseorang dikenakan hukuman diat denda yang merupakan pengganti dari hukuman qishash
bagi seorang yang membunuh dengan sengaja karena adanya suatu alasan yang sah sesuai hukum. 3Hukuman tambahan al-uqubat at-tabaiyah , maksudnya
hukuman tersebut merupakan hukuman yang mengikuti hukuman pokok yang berlaku tanpa adanya keputusan tersendiri dari hakim, seperti hal nya seorang anak yang
membunuh orang tua nya maka ia tidak akan menerima warisan dari keluarga yang ditinggalkan . 4 Hukuman pelengkap al-uqubat al-takmiliyah merupakan
hukuman yang berlawanan dari hukuman tambahan karena di dalam hukuman pelengkap, hukuman mengikuti hukuman pokok tetapi harus ada keputusan tersendiri
dari hakim, misalnya seorang pencuri yang harus mengalungkan tanganya supaya masyarakat mengetahui.
77
Untuk yang ketiga, hukuman dari segi kekuasaan hakim yang menjatuhkan hukuman maksudnya hakim mempunyai wewenang dalam menentukan berat
ringannya hukuman yang dijatuhkan, dan hukuman ini terbagi menjadi 2 dua bagian, yaitu 1 Hukuman yang memiliki satu batas tertentu, yang mempunyai arti
bahwa hakim tidak dapat menambah atau mengurangi suatu hukuman tersebut. Misalnya seseorang yang dikenakan hukuman had, maka hakim tidak dapat
menambah atau mengurangi hukuman tersebut. 2 hukuman yang memiliki dua batas maksudnya terdapat batas tertinggi dan terendah dimana hakim mempuyai kebebasan
77
A. Hanafi, , Asas-asas Hukum Pidana Islam ,hlm 195.
untuk memilihnya, misalnya seseorang yang berdua-duaan ditempat sepi akan dikenakan hukuman ta’zir.
78
Kemudian yang terakhir yaitu yang keempat, hukuman dari segi sasaran hukum, maksudnya hukuman dijatuhkan berdasarkan sasaran dari hukum itu sendiri
dan terbagi menjadi 4 empat bagian yaitu 1 Hukuman badan, yaitu hukuman yang dikenakan kepada badan manusia, maksudnya yang menjadi sasaran adalah badan
manusia seperti hukuman jilid 2 Hukuman yang dikenakan kepada jiwa, maksudnya adalah yang menjadi sasaran adalah jiwa manusia, seperti pelaksanaan hukuman mati
bagi seorang pembunuh yang dilakukakan dengan sengaja 3 hukuman yang dikenakan kepada kemerdekaan manusia, maksudnya yang menjadi sasaran adalah
kemerdekaan manusia seperti hukuman penjara atau pengasingan 4 hukuman yang dikenakan kepada harta, maksudnya yang menjadi sasaran adalah harta, seperti diyat,
denda, dan perampasan.
79
2. Menurut Hukum Pidana Positif Sanksi pidana dalam hukum pidana positif dibagi menjadi dua bagian yaitu
berupa hukuman pokok dan hukuman tambahan. Sebagaimana yang tercantum dalam KUHP pasal 10 yang berbunyi sebagai berikut:
80
a. Pidana pokok 1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara 3. Hukuman kurungan
4. Hukuman denda 5. Hukuman tutupan
b. Pidana tambahan 1. Pencabutan hak-hak tertentu
78
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, hlm 68.
79
A.Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam ,hlm 196
80
. Andi Hamzah, Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP, Bumi Aksara, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, Cet. Ke-12, hlm6.
2. Perampasan barang-barang tertentu 3. Pengumuman putusan hakim
a. Hukuman Pokok Maksud dari hukuman pokok disini, hukuman tersebut merupakan hukuman
yang pokok dari suatu tindak pidana atau kejahatan. Jadi hukuman tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Dan dapat dikatakan bahwa
pengertian hukuman pokok antara hukum pidana islam dan pidana positif tidak jauh berbeda karena sama-sama menitikberatkan kepada aturan yang berlaku.
81
1. Hukuman mati Hukuman mati merupakan hukuman yang dilakukan dengan cara mengambil
jiwa seseorang karena telah suatu tindak pidana,misalnya seseorang yang melakukan pembunuhan secara berencana maka sesuai aturan yang berlaku jika terbukti bersalah
akan dikenakan hukuman mati.
82
2. Hukuman penjara dan kurungan
83
Hukuman penjara dan kurungan sebenarnya merupakan hukuman yang merampas kemerdekaan seseorang untuk waktu tertentu atau seumur hidup karena
telah melakukan suatu tindak pidana. Namun untuk hukuman penjara lebih menitik beratkan kepada tindak pidana yang berat dan untuk kurungan lebih kepada tindak
pidana yang ringan atau pelanggaran. Untuk seseorang yang dikenakan hukuman penjara maka lamanya waktu minimal 1 satu hari dan maksimal 15 limabelas
tahun menurut pasal 12 ayat 2 KUHP dan ada juga yang menetapkan hukuman
81
Jimly , Pembaharuan Hukum Pidana Islam: StudiBentuk-bentuk Pidana Dalam Tradisi Hukum Fiqh
hlm 44.
82
Wirjono, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, hlm 175.
83
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba dalam Perpektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional,
Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008, hlm 69.
penjara maksimal 20 duapuluh menurut pasal 12 ayat 3 KUHP. Sedangkan untuk kurungan minimal 1 satu hari dan maksimal 1 satu tahun berdasarkan pasal 18
KUHP ayat 1 dan ayat 2 .
84
3. Hukuman tambahan Hukuman tambahan di dalam hukum positif sebenarnya mengandung
pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pengertian pada hukum pidana islam. hukum tambahan merupakan hukuman yang diberikan terhadap pelaku tindak pidana
bersamaan dengan hukuman pokok dan hakim tidak mempunyai kewajiban untuk menjatuhkannya. Misalnya seseorang dicabut hak nya dalam hal-hal tertentu sehingga
ia tidak bisa melakukan hal tersebut seperti hal nya masyarakat pada umumnya dan hal tersebut dijelaskan di dalam pasal 35 KUHP. Dan perampasan harta dari pelaku
kejahatan baik harta dari hasil kejahatan maupun yang digunakan untuk melakukan kejahatan yang dijelaskan di dalam pasal 39 KUHP. Dan pengumuman putusan
hakim, hal ini hampir sama dengan penerapan hukum pidana islam di aceh yang mengumumkan seseorang melakukan suatu tindak pidana di depan umum, akan tetapi
di dalam hukum positif pengumumannya dilakukan melalui media elektronik maupun media cetak.
85
BAB III DESKRIPSI UMUM PUTUSAN KASASI MAHKAMAH AGUNG TENTANG