Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian yang dilakukan Amiruddin dengan penelitian
yang dilakukan peneliti
Keterangan Amiruddin
2004 Penelitian Sekarang
Subjek Penelitian Perusahaan yang diteliti
merupakan perusahaan apotek di Kota Palu yang
telah beroperasi minimal 2 tahun
Fokus penelitian adalah perusahaan manufaktur
di Kabupaten Tangerang
Variabel Penelitian Hubungan proses
pengendalian Manajemen terhadap efektifitas
perencanaan laba Penelitian mengarah
pada: Pengaruh Proses Sistem
Pengendalian Manajemen Terhadap
Efektifitas Perencanaan Laba
Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
pada tahun 2004 Penelitian dilakukan
pada tahun 2008
Instrumen Penelitian Sistem pengendalian dan
perencanaan laba menggunakan modifikasi
dari Welsch, et.al Sistem pengendalian
menggunakan modifikasi dari Anthony, et.al dan
perencanaan laba menggunakan modifikasi
Murtiyani dan Mulyadi
Sumber: Data diolah
B. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan yaitu apakah proses sistem pengendalian manajemen mempunyai pengaruh terhadap efektifitas
perencanaan laba?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses sistem pengendalian manajemen secara
langsung terhadap efektifitas perencanaan laba.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya:
a. Perusahaan Memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang
berkaitan dengan akuntansi manajemen, dan menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan proses sistem pengendalian dan
perencanaan strategik dengan efektif dapat mewujudkan segala tujuan perusahaan.
b. Pengembangan Ilmu Akuntansi
Penelitian ini peneliti harapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya Ilmu akuntansi manajemen yang dikaitkan dengan perencanaan laba.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sistem Pengendalian Manajemen 1.
Pengertian Sistem Pengendalian
Lingkungan bisnis sekarang semakin global, sehingga terjadi perubahan ekonomi menjadi radikal. Adanya perubahan radikal di
lingkungan bisnis tersebut, manajemen puncak sampai dengan personel yang paling rendah tingkatannya perlu melakukan pembaruan terhadap
strategi mereka .
Secara umum perubahan tersebut mempengaruhi tujuan, visi, dan misi perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan pasti
mempunyai tujuan.
Secara umum
tujuan perusahaan
adalah memaksimalkan laba atau penciptaan kekayaan. Sehingga dengan laba
yang maksimal atau kekayaan yang berhasil diciptakan, perusahaan akan mampu memberikan kesejahteraan bagi semua pihak yang menaruh
kepentingan. Tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang maksimal memerlukan sistem yang menunjang yaitu sistem perencanaan dan sistem
pengendalian manajemen.
Sistem pengendalian manajemen penting sekali dalam perusahaan karena sistem itu mengharuskan untuk menetapkan program yang
disepakati bersama oleh bagian perencanaan dan juga mengharuskan adanya peninjauan berkala terhadap pelaksanaan program dan hasilnya
untuk disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Menurut Anthony et.al 2002:4, mendefinisikan sistem pengendalian manajemen adalah struktur
dan proses sistematis yang terorganisasi yang digunakan manajemen dalam pengendalian manajemen. Mardiasmo 2002:58, menjelaskan
bahwa sistem pengendalian manajemen suatu organisasi yang dirancang untuk mempengaruhi orang didalam organisasi tersebut agar berperilaku
sesuai dengan tujuan organisasi. Menurut Anthony dan Hamerson 1993:47, menjelaskan sistem
pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang terkoordinir dan terpadu, artinya meskipun data yang dikumpulkan untuk suatu tujuan
berbeda dengan data yang dikumpulkan untuk tujuan lain, data ini harus dicocokkan satu dengan yang lainnya. Dalam suatu pengertian, sistem
pengendalian manajemen adalah suatu sistem tunggal, walaupun lebih tepat untuk menggambarkannya sebagai suatu set subsistem yang saling
berhubungan. Menurut
Sukarno 2000:6,
Sistem pengendalian
manajemen diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan untuk membantu manajemen
perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui strategi tertentu seefektif dan efisien.
Untuk menjadikan organisasi sebagai institusi pencipta kekayaan, diperlukan suatu sistem yang disebut sistem perencanaan dan
pengendalian manajemen management planning and control system. Mulyadi dan Johny Setyawan 2001:3, menegaskan bahwa sistem
digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui misi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan
dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut. Dari definisi tersebut, terdapat empat frasa penting sebagai berikut:
a. Misi dan Visi Organisasi Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya merupakan suatu
sistem yang digunakan manajemen untuk membangun masa depan organisasi. Untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan
terlebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jawaban atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi. Dengan demikian
misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya.
Setelah ditentukan misi organisasi, langkah berikutnya ditempuh oleh manajemen adalah menggambarkan kondisi organisasi dimasa depan
yang hendak diwujudkan. Gambaran kondisi organisasi di masa depan yang akan diwujudkan inilah yang merupakan visi organisasi. Dengan
demikian, untuk mewujudkan organisasi, melalui misi yang telah dipilih, diperlukan suatu sistem perencanaan dan pengendalian
kegiatan perusahaan. Sistem pengendalian manajemen merupakan
sistem untuk merncanakan kegiatan untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi yang telah dipilih dan implementasi serta pemantauan
pelaksanaan rencana kegiatan tersebut.
b. Sistem Perencanaan Kegiatan Dalam mewujudkan setiap kegiatan organisasi diperlukan langkah-
langkah untuk mewujudkan visi. Ada empat langkah untuk mewujudkan visi yaitu: 1 perumusan stategi strategy formulation, 2
perencanaan strategi strategy polanning, 3 penyusunan program programming, 4 penyusunan anggaran budgeting. Semuanya
disebut dengan perencanaan menyeluruh bisnis total business planning.
c. Sistem Mengimplementasikan Pelaksanaan Rencana Kegiatan Sistem pengendalian merupakan sistem implementasi dan pemantauan
pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disusun. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah dalam implementasi dan pemantauan
pelaksanaan rencana tersebut. Sistem pengendalian manajemen sangat penting sekali dalam
peusahaan karena sistem itu mengharuskan untuk menetapkan program yang disepakati bersama oleh bagian perencanaan dan mengharuskan
dilakukan peninjauan berkala terhadap pelaksanaan program dan hasilnya untuk disesuaikan dengan keadaan perusahaan.
Menurut Anthony, et.al 2002, manajemen mempunyaai fungsi sebagai berikut:
1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan
dan memilih kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Proses ini mencakup: a penentuan tujuan
perusahaan, b pengembangan kondisi lingkungan agar tujuan tersebut dapat tercapai, c pemilihan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut, d penentuaan langkah-langkah untuk menterjemahkan rencana menjadi kegiatan yang sesungguhnya, dan e
melakukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi.
2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah proses untuk menyelaraskan hubungan antara
karyawan dan pekerjaan mereka agar saling berhubungan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kegiatan ini terdiri dari kegiatan
membagi pekerjaan
di antara
kelompok, individu
dan mengkoordinasikan hubungan antara kegiatan individu dan kegiatan
kelompok. Pengorganisasian juga menyangkut penentuan wewenang manajemen.
3. Penempatan Tenaga Kerja dan Manajemen Sumber Daya Manusia Penempatan tenaga kerja dan manajemen sumber daaya manusia
adalah proses untuk menjamin bahwa tenaga kerja yang kompeten
telah diseleksi, dikembangkan, dan diberi imbalankompesasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Penempatan tenaga kerja dan manajemen
sumber daya manusia yang efektif juga mencakup membuaat iklim kerja supaya kepuasan karyawan terpenuhi.
4. Kepemimpinan dan Pengaruh Hubungan Antar Manusia Kepemimpinan dan pengaruh hubungan antar manusia adalah proses
memotivasi individu rekan sejawat, atasan, bawahan dan non- bawahan atau kelompok-kelompok untuk membantu menciptakan
keharmonisan demi mencapai tujuan perusahaan. Hal ini sering disebut pengarahan directing atau pelaksanaan actuating.
5. Pengendalian Pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja
yang efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan. Kegiatan ini mencakup: a menetapkan tujuan dan standar, b
membandingkan kinerja yang diukur dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan, dan c menekankan pencapaian sukses dan upaya
untuk memperbaiki kesalahan. Menurut Tjakrawala 2002 menjelaskan bahwa sistem pengendalian
manajemen terdiri dari empat elemen yang saling kait-mengkait dan tidak terputus sebagai berikut:
a. Pelacak detector atau sensor adalah sebuah perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang
dikendalikan.
b. Penaksir assessor yaitu suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari peristiwa aktual dan membandingkannya dengan beberapa standar
atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi. c.
Effektor yaitu suatu perangkat yang sering disebut “feedback” yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan yang
perlu dipenuhi.
d. Jaringan komunikasi yaitu perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dan effector.
Sumber: Anthony, et. Al 2002:2
Gambar 2.1 Elemen Penting pada Sistem Pengendalian
Dari gambar bagan diatas menjelaskan bahwa proses informal amat dipengaruhi oleh bagaimana cara sistem pengendalian formal organisasi
dirancang dan dioperasikan. Pengendalian manajemen terletak antara Kesatuan yang
dikendalikan Alat pengendalian
2. Perbandingan dengan standar
selector
3. Komunikasi pengubah
tingkah laku efector
1. Informasi mengenai apa yang terjadi
detector
formulasi strategi dan pengendalian tugas. Formulasi strategi berfokuskan pada jangka panjang, sedangkan pengensdalian tugas berfokus pada jangka
pendek. Proses perencanaan dalam formulasi strategi merupakan hal yang lebih penting, proses pengendalian merupakan hal yang lebih penting
dalam pengendalian tugas, dan dalam pengendalian maanjemen perncanaan dan pengendalain merupakan hal yang yang sama pentingnya.
AKTIVITAS
Tujuan, strategi kebijakan
Penerapan strategi
Kinerja yang efisien dan efektifdari tugas
Sumber: Anthony, et.al 2002:6
Gambar 2.2 Hubungan Umum Antara Perencanaan dan Fungsi Pengendalian
2. Proses Sistem Pengendalian Manajemen
Proses perencanaan dalam formulasi Menurut Supriyono 1991 dalam Amiruddin 2004, ada dua bagian pokok dalam sistem pengendalian
manajemen yaitu struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen. Dalam proses pengendalian manajemen dibagi
Formulasi strategi
Pengendalian tugas
Pengendalian manajemen
dalam berbagai tindakan para manajer yaitu penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran dan pelaporan dan
analisis.
Sumber: Anthony, et.al 2002:12
Gambar 2.3 Tahap Sistem Pengendalian Manajemen
Proses sistem pengendalian manajemen melibatkan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dan karyawan. Selain menggunakan
komunikasi informal, perusahaan juga menggunakan sistem pengendalian formal yang meliputi tahap-tahap yang berkaitan, sebagai berikut:
1. Penyusunan Program Peyusunan program adalah proses memilih program tertentu untuk
kegiatan organisasi. Program yang terpilih akan memperlihatkan apa, bilamana dan jumlah sumber daya yang diperlukan. Program
informasi 4.Pelaporan dan
Analisis 2.Peganggaran
Informasi
1.Pemilihan program - program
Strategi -strategi
3. Operasi dan pengukuran
Informasi
Informasi Revisi anggaran
menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi dalam rangka pelaksanaan strategi.
2. Penyusunan Anggaran Pada
proses penganggaran,
penyusunan dilakukan
dengan mengumpulkan anggaran bagian dan divisi, yang merupakan tanggung
jawab manajernya. Sebagai bagian dari proses penganggaran, setiap program diterjemahkan ke dalam kegiatan yang berhubungan denagn
tanggung jawab manajer setiap pusat pertanggungjawaban dalam satu periode.
3. Pelaksanaan Kegiatan dan Pengukuran Selama periode aktual, pencatatan dilakukan terhadap sumber daya
yang digunakan, dinyatakan sebagai biaya dan pendapatan yang diperoleh. Data biaya dan pendapatan diklasifikasikan menurut
program dan pertanggungjawaban. Data yang diklasifikasikan menurut program akan dijadikan sebagai dasar pemprograman yang akan
datang. Sedangkan
data yang
diklasifikasikan menurut
pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur prestasi manajer. 4. Pelaporan dan Analisis
Sistem pengendalian manajemen berfungsi sebagai alat komunikasi. Informasi yang dikomunikasikan terdiri dari data akuntansi dan non-
akuntansi, yang terkumpul dari dalam dan luar organisasi. Pelaporan bisa digunakan sebagai alat pengendalian. Beberapa diturunkan dari
analisis yang mengembangkan rencana dan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan, dengan segala penjelasan
mengenai penyimpangan yang ada. Berdasarkan laporan dan informasi yang didapat, manajer bisa memutuskan apa yang harus dilakukan.
B. Efektifitas Perencanaan Laba
1. Pengertian Perencanaan Laba
Dalam pengelolaan perusahaan manajemen menetapkan tujuan dan sasaran kemudian manajemen membuat rencana kegiatan untuk mencapai
tujuan dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut, kemudian disusun dan
dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran atau sering disebut perencanaan keuangan.
Menurut Horngren 1991 menjelaskan perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen menentukan tujuan dan cara bagaimana untuk
mencapainya dengan perencanaan, manajemen dapat menetapkan apa yang harus dilakukan, bilamana melakukan, bagaimana melakukan, dan
siapa yang melakukan. Sehingga, Budget anggaran ialah suatu rencana secara sistematis meliputi kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Sedangkan menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel 2000
perencanaan merupakan suatu rencana outline yang terinci dan terstruktur untuk mencapai tujuan jangka panjang. Suatu tujuan ialah target yang
dapat dikuantifikasi laporan kinerja harus diterbitkan setiap bulan. Komunikasi yang baik dan terstruktur sangat diperlukan dalam proses
anggaran. Manajer perusahaan harus dapat membuat sasaran anggaran menjadi jelas untuk para bawahan mereka.
Menurut M. Munandar 1998:12-13 menjelaskan fungsi budget yang pokok ialah suatu alat bagi manajemen, sebagai pedoman kerja, sebagai
alat pengkoordinasian kerja serta sebagai alat pengawasan kerja. Secara lebih rinci adalah proses kegiatan yang tercakup dalam budgeting tersebut
antara lain: 1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun
budget. 2. Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk
mengadakan taksiran dalam rangka menyusun budget. 3. Menyusun budget serta menyajikannya secara teratur dan sistematis.
4. Pengumpulan data informasi untuk keperluan pengawasan kerja yaitu untuk mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan budget.
Menurut Amiruddin 2004:78 menjelaskan perencanaan adalah merupakan suatu proses pengembangan rencana yang terperinci untuk
jangka waktu tertentu yang relatif pendek di masa yang akan datang dan mengintegrasikan rencana ini menjadi kesatuan yang kompherensif.
Menurut M. Nafarin 2000 menjelaskan bahwa Anggaran Budgeting suatu perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang
akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut Usry dan Carter 2005:4 menjelaskan perencanaan laba profit planning
adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Sedangkan laba merupakan suatu hal yang penting
karena tujuan utama dari rencana adalah tercapai laba yang ditargetkan dan memuaskan.
Perencanaan laba merupakan dasar bagi manajer divisi untuk merumuskan rencaan aksi dalam tahun tersebut. Perencanaan laba
dituangkan dalam anggaran laba yang disusun dari anggaran penjualan, anggaran harga pokok penjualan, dan anggaran produksi. Anggaran itu
sendiri merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata atau jelas dalam unit dan
uang. Anggaran memuat rencana laba tahunan secara kuantitatif dan menunjukkan kinerja operasi tiap bulan.
Periode penganggaran yang lebih pendek akan menghasilkan perkiraan yang lebih dapat diandalkan. Anggaran laba adalah salah satu skedul kunci
proses anggaran yang merupakan dokumen yang menceritakan mengenai bagaimana kegiatan pencapaian laba dan antisipasi pada periode anggaran
yang akan datang. Menurut Munandar 1991:1 menyatakan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
Menurut Horngren 1991:185 menjelaskan bahwa anggaran yang secara singkat adalah ungkapan kuatitatif yang formal dan terinci akan
tentang rencana manajemen. Sedangkan menurut Mulyadi 2003 menjelaskan anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standard dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun.
Anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu 1 tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai suatu sasaran yang di tetapkan oleh anggaran. 4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi
tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Menurut Mardiasmo 2002 informasi yang terkait dengan sistem
pengendalian aanggaran biasanya banyak diketahui oleh bagian departemen anggaran. Oleh karena itu, anggaran mempunyai fungsi, yaitu:
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses penyusunan anggaran. 2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan
perusahaan di masa yang akan datang. 3. Anggaran
berfungsi sebagai
alat komunikasi
intern yang
menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan menghubungkan manajer bawah dan manajer atas.
4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding antara yang direncanakan dengan hasil operasi
sesungguhnya. 5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. 6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi
manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.
Penyusunan anggaran mempunyai manfaat bagi perusahaan yaitu: 1. Secara normal memberikan tanggungjawab kepada manajer atas segala
perencanaan, penganggaran akan memaksa para manajer untuk berpikir jauh kedepan.
2. Penyusunan anggaran memberikan harapan pasti, yang merupakan rencana kerja terbaik untuk bias menilai prestasi kinerja.
3. Penyusunan anggaran
membantu para
manajer untuk
mengkoordinasiakan segala upayanya agar sasaran peusahaan secara keseluruhannya sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh setiap
bagian.
Penganggaran yang efektif harus meliputi perencanaan maupun pengendalian. Perencanaan yang baik tanpa pengendalian yang efektif
merupakan pemborosan
waktu. Dalam
perencanaan kita
juga memperhitungkan berbagai kondisis yang terjadi di perusahaan, industri
dan perekonomian. Perencanaan harus menghubungkan sasaran jangka pendek, jangka menegah dan jangka panjang. Perencanaan juga harus
saling berhubungan
untuk memperbaiki
profitabilitas. Sehingga
perencanaan harus dimonitor secara reguler baik mengenai hasil yang dicapai maupun berapa lama mencapainya.
Di lain pihak adanya rencana yang sudah ditetapkan terlebih dahulu, tidak akan ada sasaran yang dapat mengarahkan pengendalian.
Perencanaan dan pengendalian laba yang kompherensif digunakan sebagai proses yang ditujukan untuk membantu melaksanakan fungsi perencanaan
dan pengendalian yang efektif.
C. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap
efektifitas perencanaan laba.
Gambar 2.4 Model hubungan proses sistem pengendalian manajemen SPM terhadap
efektifitas perencanaan laba
D. Perumusan Hipotesis
Uraian pada model pertama menjelaskan tentang analisis pengaruh proses sistem pengendalian manajemen dengan efektifitas perencanaan laba.
Sebagaimana pembahasan diatas pada model pertama, bahwa penerapan sistem pengendalian yang baik dalam kegiatan perusahaan akan menunjang
pencapaian target yang diharapkan. Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Proses sistem pengendalian
manajemen Efektifitas
perencanaan laba
H
O
: Proses sistem pengendalian manajemen tidak berpengaruh signifikan
terhadap efektifitas perencanaan laba.
Sedangkan uraian pada model menjelaskan tentang analisis pengaruh proses sistem pengendalian manajemen dengan efektifitas perencanaan laba.
Sebagaimana telah digambarkan pada model, bahwa Hal ini dikarenakan penerapan sistem pengendalian dengan menjalankan setiap unsur proses
pengendalian yang baik, maka setiap unsur proses pengendalian tersebut akan menunjang kinerja unit usaha dalam hal pencapaian laba yang diinginkan
Amiruddin, 2004. Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha: Proses sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap efektifitas perencanaan laba.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal komperatif yaitu merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara
variabel independen dan variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adanya pengaruh antara sistem pengendalian
manajemen terhadap efektifitas perencanaan laba. Penelitian ini mengambil objek penelitian ini diutamakan mengenai peranan manajerial perusahaan
dalam mencapai tujuan dengan melibatkan para manajer puncak, menengah atau supervisor disetiap divisi yang ada dalam perusahaan manufaktur yang
berada di wilayah Kabupaten Tangerang.
B. Metode Penentuan Sampel