Pandangan Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Tentang

45 selamat. Seperti orang yang hilang tiba-tiba diantara keluarganya atau ia keluar untuk salat tetapi tidak kembali lagi atau ia pergi karena sesuatu keperluan yang seharusnya ia kembali, lalu tidak ada kabar beritanya atau ia hilang antara dua pasukan yang bertempur atau bersamaan dengan tenggelamnya sebuah kapal dan sebagainya, hukum mengenai hal itu ditunggu sampai 4 tahun. Kalau tidak ada juga kabar beritanya, maka hartanya dibagikan dan istrinya mulai ber‟iddah sebagai istri yang meninggal suaminya, yaitu 4 bulan 10 hari. 21 Dalam hal ini, apabila seorang suami hilang dalam pertempuran perang dan lahirnya tidak diketahui oleh orang lain, maka seorang istri dapat ber‟iddah selama batas waktu yang ditentukan yaitu 4 bulan 10 hari. „Iddah tersebut yakni „iddah sebagai istri yang meninggal suaminya dan juga hartanya dapat dibagikan kepada ahli warisnya.

3. Pandangan Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Tentang

Mafqud Sebagaimana yang disebut dalam pasal 1 Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dijelaskan bahwa tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia, kekal, berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa atau dalam bahasa Kompilasi Hukum Islam disebut dengan Mitsaqan Ghalizah ikatan yang kuat, namun dalam realitanya seringkali perkawinan tersebut kandas ditengah jalan yang mengakibatkan putusnya perkawinan baik karena 21 Ibid, h. 212. 46 sebab kematian, perceraian ataupun karena putusan pengadilan berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh undang-undang yang telah ditetapkan oleh undang-undang. 22 Pasal 38 Undang-undang Perkawinan dinyatakan: Perkawinan dapat putus karena, a. kematian, b. perceraian dan c. atas keputusan pengadilan. Adapun dalam masalah ini putusnya perkawinan dengan keputusan pengadilan adalah jika kepergian salah satu pihak tanpa kabar berita untuk waktu yang cukup lama. Undang-undang Perkawinan tidak menyebutkan berapa lama jangka waktu untuk menetapkan hilangnya atau dianggap meninggalnya seseorang itu. 23 Dalam Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 point b dinyatakan: “Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua 2 tahun berturut-turt tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya. ” Selanjutnya menurut Lili Rasjidi, jika tidak terdengar kabar berikutnya untuk untuk masa lima tahun atau lebih, yakni dari jangka terakhir terdengar berita orang itu masih hidup. Atas permohonan pihak yang berkepentingan, 22 Martiman Prodjohamidjojo “Hukum Perkawinan Indonesia” Jakarta: Indonesia Legal Central Publishing, 2002 h. 41. 23 Lili Rasjidi “Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia”, h. 291. 47 pengadilan negeri akan memanggil orang yang hilang itu melalui selebaran umum untuk menghadap dalam jangka waktu tiga bulan. Pengadilan ini akan diulangi sampai tiga kali jika pengadilan yang pertama dan kedua tidak mendapat sebutan. Setelah itu barulah pengadilan akan membuat suatu ketetapan tentang telah dianggapnya meninggal orang itu. 24 Mungkin inilah yang dimaksud dengan putusan pengadilan. Seandainya setelah adanya putusan pengadilan bahwa orang tersebut telah wafat, lalu ia kembali maka ia tidak memiliki hak kembali terhadap istrinya tersebut. Jika istrinya telah menikah kembali, maka ia pun boleh menikah lagi. Menurut Subekti, jika sudah lima tahun terhitung sejak hari keberangkatan orang yang meninggalkan tempat tinggalnya tanpa memberikan kuasa untuk mengurus kepentingan-kepentingannya, dan selama itu tidak ada kabar yang menunjukan bahwa ia masih hidup atau sudah meninggal, maka orang yang berkepentingan dapat meminta hakim supaya dikeluarkan suatu pernyataan yang menerangkan bahwa orang yang meninggalkan tempatnya itu “dianggap telah meninggal.” Sebelumnya hakim mengeluarkan suatu pernyataan yang demikian itu, haru dilakukan dahulu suatu panggilan umum antara lain dengan memuat panggilan itu dalam surat-surat kabar yang diulangi paling sedikit tiga kali lamanya. Hakim juga akan mendengar saksi-saksi yang dianggap perlu mengetahui duduk perkaranya mengenai orang yang meninggalkan tempat tinggalnya itu 24 Ibid, h. 292. 48 dan jika dianggapnya perlu dapat menunda pengambilan keputusan hingga lima tahun lagi dengan mengulangi panggilan umum.

B. Lama Waktu Kepergian Suami