Teori Volalitas Teori Sebab Undervalue dan Overvalue

institusional serta meningkatnya kepemilikan publik atau umum akan berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan.

II.4.7. Teori Volalitas

Hudojo 2004 menjelaskan bahwa volalitas merupakan ukuran sejauhmana harga saham dapat naik atau turun berfluktuasi dengan cepat dalam rentang waktu yang pendek. Di mana, semakin tinggi volalitas maka semakin besar pula perubahan harga saham tersebut dari hari ke hari. Dalam perspektif investor, volalitas tidak hanya terdapat pada harga namun juga dirasakan pada return dari suatu saham. Oleh sebab itu, salah satu risiko yang akan dijumpai oleh investor adalah kemungkinan bahwa return yang diterima dari investasinya akan berfluktuasi bahkan dapat menjadi negatif. Fluktuasi return tersebut merupakan volalitas return yang dihadapi investor, jika volalitas bertambah tinggi maka semakin tinggi pula risikonya dan sebaliknya jika volalitas semakin rendah maka semakin rendah pula risikonya. Menurut Fontanills dan Gentile 2002 bahwa terdapat dua jenis volalitas yakni historical volality dan implied volality. Di mana, historical volatility merupakan ukuran statistik dari pergerakan harga yang lampau. Sedangkan, implied volatility adalah ukuran yang menentukan apakah premium option mahal atau tidak berdasarkan premium option yang diperdagangkan saat ini. Historical volatility diukur berdasarkan standar deviasi dari price return yang diperoleh dari beberapa periode. Oleh sebab itu, standar deviasi yang tinggi akan pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa pasar tersebut sangat volatile, dan sebaliknya bila standar deviasi rendah maka pasar tersebut kurang volatile. Lebih lanjut, volatilitas dapat digunakan sebagai alat bagi investor untuk mengetahui seberapa besar pasar dapat bergerak sehingga dapat memberikan masukan dalam membuat perkiraan harga dan permintaan. Volatilitas yang tinggi dapat menunjukkan adanya perubahan tren karena banyaknya jualbeli di pasar yang dapat menimbulkan perubahan harga yang tajam. Suatu volatilitas dapat berubah-ubah seiring dengan waktu. Hudojo 2004 menjelaskan bahwa perubahan ini dapat memiliki suatu pola-pola tertentu atau merupakan perubahan secara acak. Volatilitas yang berubah mengikuti suatu pola tertentu dinamakan dengan deterministic volatility, sedangkan volalitas yang berubah secara acak dinamakan stochastic volatility. Bollen dan Whaley 2004 menjelaskan bahwa di dalam melihat return suatu saham pada deterministic volatility, volatilitas bergerak mengikuti pola perilaku yang sudah ditentukan. Sebagai ilustrasi, jika harga saham naik maka volatilitas akan turun, sebaliknya jika harga saham turun maka volatilitas naik. Artinya, ada korelasi negatif antara harga saham dengan volalitas. Namun, menurut stochastic volatility, volatilitas bergerak secara acak Mills, 1999. Akan tetapi terlihat adanya trend atau pola-pola tertentu yang terlihat, namun karena bersifat acak maka adanya kemungkinan bahwa ada faktor lain yang mendorong terjadinya perubahan acak tersebut. Artinya, tidak ada korelasi antara harga saham dengan volalitas. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Lebih lanjut, menurut Engle dan Patton 2001 menjelaskan bahwa para pelaku pasar sering mengasumsikan bahwa volatilitas saham yang kelihatannya tinggi dalam jangka waktu mingguan atau bulanan, namun dalam jangka waktu yang lebih panjang akan kurang lebih mengarah kepada rata-rata volatilitasnya. Hal ini mengakibatkan bahwa dalam jangka waktu yang cukup panjang volatilitas harga saham akan kurang lebih sama dengan volatilitasnya selama ini. Kemudian, Schwartz 1988 menjelaskan bahwa volatilitas harga saham dapat dibedakan menjadi volatilitas yang terjadi pada perdagangan sehari-hari dengan volatilitas yang terjadi pada saat-saat krisis atau market crash. Pada volatilitas yang terjadi sehari-hari dalam sesi perdagangan, disebabkan oleh tarik-menarik antara penawaran dan permintaan akan saham tersebut. Sedangkan pada waktu krisis, volatilitas terjadi dalam skala yang lebih besar karena dipicu oleh kepanikan pasar dimana para investor berlomba-lomba untuk keluar dari pasar.

II.4.8. Suku Bunga Bebas Risiko