Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi Kolom

sangat mirip kemampuannya mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan kromatogram sedangkan proses partisi contohnya dapat terjadi di kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas Khopkar, 1990.

2.3.2.1 Kromatografi Lapis Tipis

Pemisahan dengan kromatografi lapis tipis dilakukan dengan meletakkan ekstrak campuran sebagai noda atau garis tipis pada sebuah adsorben contohnya plat silika. Proses yang terjadi pada kromatografi lapis tipis yakni : 1.Proses Adsorpsi Adsorben yang umum digunakan dalam adsorpsi kromatografi metabolit sekunder adalah silika dan alumina, karena nodaekstrak mudah untuk bergerak pada adsorben ini. Migrasi noda diakibatkan oleh perbedaan afinitas dan pemisahan yang terjadi karena adanya salah satu senyawa daam ekstrak yang akan lebih terikat atau tertahan kuat pada silika atau alumina yakni senyawa yang lebih polar akan bergerak lebih lama ketika dibandingkan dengan senyawa non polar. Silika mempunyai gugs silanol yang berikatan langsung dengan gugus hidroksil yang terbebas dengan ikatan hidrogen yang sangat kuat. Seperti gambar dibawah ini : O O OH O O O H O H Si O Si H O O Si O H Gambar 2.2. Ikatan Hidrogen Flavonoida dan Silika Gel 2.Proses Partisi Tahap ini melibatkan pengaruh tingkat kelarutan senyawa antara fasa diam dan fasa gerak. Senyawa-senyawa yang mudah larut dalam fase gerak akan bermigrasi pada plat yakni senyawa polar dan non polar akan lebih lama bermigrasi Sarker, 2006. Tabel 2.2 Fase Diam yang digunakan untuk Kromatografi Lapis Tipis Fase Diam Tingkat Kepolaran Selulosa Pati Gula Magnesium Silikat Tingkat kepolaran fase diam Kalsiun Sulfat Asam Silika Silika Gel Alumunium Oksida Bhal, 2007

2.3.2.2 Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom memiliki dua fase yakni fase diam dan fase gerak. Kolom dibungkus atau dipacking dengan fase diam terlebih dahulu dan diikuti dengan memasukkan fase gerak yang turun ke bawah sesuai dengan gaya gravitasi. Fraksi-fraksi yang dihasilkan akan dikumpulkan dan pada fraksi tersebuth telah terjadi pemisahan. Pemisahan pada kromatografi kolom ini untuk lebih mempermudah mengidentifikasi senyawa-senyawa yang belum diketahui Sarker,2006. Dengan menggunakan kromatografi kolom untuk isolasi flavonoid pada dasarnya dimana ekstrak total flavonoid dicampur dengan fase diam seperti selulosa, silika, poliamida. Kemudian dimasukkan fase gerak yang sesuai. Kolom berupa tabung kaca yang dilengkapi dengan keran di salah satu ujung. Fase diam pada kolom ini berupa silika dimana fase diam ini untuk memisahkan aglikon yang kurang polar misalnya, isoflavon, flavanon, metil flavon dan flavonol. Sementara apabila pada kromatografi kolom digunakan fase diam gel sphadex deret G maka pelarut harus air, digunakan utuk memisahkan poliglikosida yang berbeda bobot molekulnya. Fase diam digunakan berdasarkan sifat kepolaran senyawa dan pelarut yang sesuai. Dan poliamida sebenarnya juga dapat memisahkan semua flavonoid dan glikosida Markham, 1988.

2.3.2.3 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif