Pengertian Pendidikan Agama Islam

hal-hal cara dan sebagainya mendidik. 5 Untuk proses pembentukannya adalah bila pembentukan itu berasal satu kata kerja yang menggunakan awalan me maka akan mengambil pe+an, dengan konfiks pe-an menyatakan hal perbuatan. 6 Untuk membahas pengertian pendidikan agama, maka harus dimengerti terlebih dahulu apa sebenarnya yang disebut dengan pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya pengertian pendidikan dapat dilihat dari dua sisi sebagai berikut: 1. Segi Individual Dari segi individual, pendidikan dapat diartikan sebagai proses bimbingan dan pengarahan yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik ke arah pertumbuhan dan perkembangan kemampuan dasar atau pembawaan sampai pada titik optimalnya. Pertumbuhan dan perkembangan kemampuan tersebut berlangsung secara bertahap yang berbeda-beda intensitas dan ekstensitasnya bagi masing-masing individu peserta didik. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut berjalan berdasarkan atas hukum-hukum, yaitu hukum perkembangan kesatuan organis yang didasarkan atas teori psikologi Gestalt, yang menganggap bahwa perkembangan manusia itu berlangsung secara menyeluruh baik fungsi-fungsi kejiwaannya maupun fungsi-fungsi fisiologisnya, yang satu sama lain saling berkaitan. Hukum perkembangan berdasarkan tempo hukum tempo yang dibenarkan oleh Prof. Dr. Mennicke berdasarkan atas timbulnya masa-masa peka fevoelige periode dalam perkembangan anak, ialah yang menyatakan bahwa setiap anakmanusia berbeda-beda kesepatan perkembangan baik yang berkaitan dengan fungsi- fungsi kejiwaannya maupun fisiologisnya. Hukum yang ketiga ialah konvergensi yang dipelopori oleh William Sterm, yaitu yang menyatakan bahwa perkembangan anakmanusia berlangsung secara interaktif saling pengaruh-mempengaruhi antara kernampuan dasar dan kemampuan sekitar. 5 W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasan Indonesia, Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1976, h. 250. 6 Gorys Keraf, Tata Bahasa Indonesia, Jakarta: Nusa Indah, 1980, cet. kc-7, h. 115. 2. Segi Sosial-Kultural Jika pendidikan dilihat dari segi kebudayaan maka dapat didefinisikan sebagai proses kebudayaan manusia melalui nilai-nilai kultural rnasyarakat dengan cara transfer pengalihan atau transformasi pengubah nilai-nilai kebudayaan tersebut untuk diwariskan kepada generasi yang lebih muda oleh generasi yang lebih tua. Pengertian pendidikan menurut pandangan sosiokultural ini mengandung makna pelestarian nilai-nilai kultural masyarakat dari generasi ke generasi. 7 Menurut Ki Hajjar Dewantara Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intellect dan tubuh anak, dimana bagian-bagian tersebut tidak boleh dipisahkan, agar supaya kita dapat mewujudkan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan peseta didik yang selaras dengan dunianya. Pendidikan dalam konteks permkiran Ki Hajjar tidak cukup hanya membuat anak menjadi pintar atau unggul dalam aspek kognitifnya. Pendidikan haruslah mengembangkan seluruh potensi yang di miliki anak seperti daya cipta kognitif, daya rasa afektif, dan daya karsa psikomotorik. Pendidikan juga harus mampu mengembangankan anak menjadi mandiri dan sekaligus memiliki rasa kepedulian terhadap orang lain, bangsa, dan kemanusiaan. Dengan demikian, pendidikan akan mampu membawa anak menjadi seorang yang humanis dan lebih berbudaya. 8 Menurut Mochtar Buchori pendidikan ialah proses mempersiapkan masa depan anak didik dalam mencapai tujuan hidup secara efektif dan efesien. 9 Mortimer J adler mendefinisikan pendidikan sebagaimana yang di kutip oleh Zuhairini dkk, adalah semua dimana kemampuan manusia bakat dan kemampuan yang di peroleh yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, di sempurnakan oleh pembiasaan, di sempurnakan dengan kebiasaan yang baik 7 M. Arifin , M.Ed, dan Aminuddin Rasyad, Modul Materi Pokok Dasar-Dasar Kependidikan Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Depag, 1991, h. 39. 8 K.H. Dewantara, Karya KH Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan, Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1962, h. 14-15. 9 Hasniyati Gani Ali, M.Pd, ilmu pendidikan Islam Jakarta:quantum teaching, 2008, h. 13. melalui sarana secara artistik di buat dan di pakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang di tetapkan yaitu kebiasaan yang baik. 10 Menurut Ki Hajjar Dewantara Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran intellect dan tubuh anak, dimana bagian-bagian tersebut tidak boleh dipisahkan, agar supaya kita dapat mewujudkan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan peseta didik yang selaras dengan dunianya. Pendidikan dalam konteks pemikiran Ki Hajjar tidak cukup hanya membuat anak menjadi pintar atau unggul dalam aspek kognitifnya. Pendidikan haruslah mengembangkan seluruh potensi yang di miliki anak seperti daya cipta kognitit, daya rasa afektif, dan daya karsa psikomotorik. Pendidikan juga harus mampu mengembangkan anak menjadi mandiri dan sekaligus memiliki rasa kepedulian terhadap orang lain, bangsa, dan kemanusiaan. Dengan demikian, pendidikan akan mampu membawa anak menjadi seorang yang humanis dan lebih berbudaya. 11 John Dewey berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang tanpa akhir Education in the process without and 12 Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir daya intelektual maupun daya emosional perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya. Karena John Dewey berpaham behaviorisme, di mana pengaruh pendidikan dipandang dapat membentuk manusia menjadi apa saja yang diinginkan oleh pendidik maka istilah pembentukan merupakan ciri khas yang menunjukkan kekuasaan pendidik terhadap peserta didik. Berpijak dari paduan pendapat di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan proses atau usaha yang dilakukan dengan sadar, seksama dan dengan pembiasaan melalui bimbingan, latihan dan sebagainya yang semuanya 10 Zuhairini dkk,Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta :bumi aksara,1995, Cet. Ke -2, h.92 11 K.H. Dewantara, Karya KH Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan, Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1962, h. 14-15. 12 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007 Cent. III. h. 23. bertujuan untuk membentuk kepribadian peserta didik menuju kedewasaan. Apabila ketiga rumusan pendidikan tersebut dipadukan maka dapat dimengerti, bahwa pendidikan mempunyai pengertian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, seksama, terencana dan bertujuan, yang dilaksanakan oleh orang dewasa dalam arti memiliki bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan menyampaikannya kepada peserta didik secara bertahap. Apa yang diberikan kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat menolong tugas dan perannya di masyarakat, dimana kelak mereka hidup. Jadi pendidikan adalah usaha atau ikhtiar manusia dewasa secara sengaja untuk membantu dan mengarahkan fitrah peserta didik serta berusaha menumbuhkembangkannya sampai pada batas maksimal sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Dari beberapa defenisi tokoh pendidikan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan dapat dipahami sebagai sebuah proses bimbingan, latihan, pembinaan yang dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan yaitu orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam menumbuh- kembangkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik secara maksimal dengan cara mengalihkan pengetahuan, pengamalan dan kecapakan serta keterampilan ke peserta didik sehingga mereka bisa bertanggung jawab dan menjadi pribadi yang mandiri dan dalam jangka panjang diharapkan peranannya dalam membangun peradaban kearah yang lebih baik dan maju. Setelah di ketahui pengertian pendidikan maka dengan sendirinya dapat di ketahui pula pengertian pendidikan agama Islam menurut ditbinpaisun pengertian ”pendidikan agama Islam adalah suatu bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia akhirat kelak. 13 Syahmina Zaini merumuskan bahwa pendidikan Islam adalah usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran agama, agar terwujud kehidupan yang makmur dan bahagia. 14 Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup. 15 Ramlan Saleh menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam ialah segala usaha yang dikerahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam. 16 Dalam pengertian tersebut tampak jelas bahwa pendidikan agama Islam menekankan suatu kehidupan yang mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam secara komprehensif.dengan demikian pendidikan agama Islam memberi pengaruh yang luas, tidak saja menyangkut sudut pandang psikologis berupa pikiran, perasaan dan minat tetapi juga menyentuh aspek nilai-nilai sosial sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari sistem kehidupan yang menyangkut norma,etika dan estetika.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP

a. Setelah mempelajari qolqolah dan Ra siswa dapat membaca Al-quran dengan benar. b. Siswa dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah melalui Al-quran sebagai pedoman hidupnya dan mencintai Al-quran. c. Siswa dapat berprilaku sesuai dengan tuntutan ajaran islam yang senantiasa mempersiapkan diri akan hari akhir. d. Setelah siswa mempelajari tentang akhlak tercela dan bahayanya diharapkan siswa senantiasa mawas diri dan waspada untuk menghindari akhlak tercela dan menjadi anak sholeh dan berbudi luhur. 13 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:Bumi Aksara,1992, Cet.2, h.88 14 Yunus Namsa, ilmu pendidikan Islam, Jakarta: pustaka firdaus, 2000 ke-1, hal.22 15 Zakiah Daradjat, ilmu pendidikan Islam…, hal 86 16 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, ilmu pendidikan,Jakarta: PT Rieneka Cipta 2001,cet ke-11, hal.110-111 e. Setelah siswa mempelajari dan memahami hikmah sholat sunah rawatib diharapkan dapat mengamalkan atau membiasakan sholat sunnah rawatib setiap hari. f. Siswa dapat mengamalkan fikih ibadah dalam kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang telah di pelajarinya, yakni tentang tata cara sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah. g. Siswa dapat melaksanakan puasa dengan benar dengan ketentuan- ketentuan yang sudah diajarkan Rosullulah SAW. h. Siswa dapat memiliki jiwa sosial melalui pengalaman zakat dalam kehidupan sehari-hari. i. Siswa dapat meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat melalui pengalaman akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari- hari. j. Setelah mempelajari mad dan waqaf siswa dapat membaca al-quran dengan benar. k. Siswa dapat menjelaskan tugas-tugas para nabi dan rosul Allah, serta dapat mengamalkan sunah-sunahnya. l. Siswa dapat menerapkan atau mempraktikan adab makan dan minum dengan benar sesuai ketentuan Islam dalam kehidupan sehari-hari. m. Siswa dapat menghindari prilaku tercela yaitu pendendam dan munafik. n. Siswa dapat membedakan jenis hewan yang halal dimakan dan haram dimakan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat menghindari makanan yang haram. o. Siswa dapat termotifasi dalam mencari ilmu, siswa dapat meneladani tokoh-tokoh ilmuan muslim dalam belajar. 17

3. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Agama Islam di SMP

a. Memahami hukum bacaan qalqalah dan ra. b. Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah. c. Membiasakan prilaku terpuji zuhud dan tawakal. 17 Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP kurikulum tingkat satuan pendidikan SMPMTS