Pola Aktivitas Faktor-Faktor Obesitas pada Anak

energi tinggi Syarif, 2003. Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak. Penelitian lain menunjukkan peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 1,46 kali Fukuda, 2001. Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak mempunyai energy density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta tidak mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat. Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan Kopelman, 2000. Selain itu kapasitas penyimpanan makronutrien juga menentukan keseimbangan energi. Protein mempunyai kapasitas penyimpanan sebagai protein tubuh dalam jumlah erbatas dan metabolisme asam amino di regulasi dengan ketat, sehingga bila intake protein berlebihan dapat dipastikan akan di oksidasi sedangkan karbohidrat mempunyai kapasitas penyimpanan dalam bentuk glikogen hanya dalam jumlah kecil. Asupan dan oksidasi karbohidrat diregulasi sangat etat dan cepat, sehingga perubahan oksidasi karbohidrat menyebabkan perubahan asupan karbohidrat. Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan maka kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80 disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Lemak mempunyai kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan asupan lemak tidak diiringi peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar 96 lemak akan disimpan dalam jaringan lemak WHO 2000. Badjeber et.all 2012, mengatakan bahwa beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji burger, pizza, hot dog dan makanan siap saji lainnya, yang menunjukkan bahwa anak-anak yang sering mengkonsumsi makanan fast food lebih dari 3 kali perminggu berisiko mengalami obesitas sebesar 3,28. Pola makan anak dapat dinilai dengan menggunakan kuesioner Modified Child Nutrition Questionnaire CNQ. CNQ merupakan kuesioner tentang tingkat konsumsi makanan, buah, sayur, yang diisi oleh anak dan didampingi guru sebagai fasilitator. Kuesioner ini dikembangkan untuk mengetahui adanya pola diet yang dapat meningkatkan resiko kegemukan dan obesitas Richardson D; Cavill N; Ells L; Roberts K, 2011. Kuesioner ini mengukur pola makan anak dalam 7 hari terakhir dan digunakan untuk anak usia 10-12 tahun dan terdiri dari 2 item pertanyaan Magarey, 2008.

4. Penelitian Terkait

1. Hasil penelitian Yamin 2013 menunjukkan bahwa terdapat hubungan anatara asupan energi dengan kejadian obesitas yang hasil nilai p sebesar = 0,002, jumlah asupan energi yang tinggi