Geografi dan Struktur Masyarakat Kamboja

Perekonomian Kamboja bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian menyerap sekitar tiga perempat dari tenaga kerja Kamboja. 4 Beras masih menjadi komoditas utama pertanian negeri ini. Selain beras, karet menempati posisi kedua sebagai fokus utama bidang perkebunan. Wilayah Kamboja yang terdapat banyak anak sungai menjadikan sebagian penduduknya juga berkecimpung pada sektor perikanan. Kamboja sebenarnya merupakan salah satu negara yang terbilang homogen. Karena sekitar 90 persen penduduknya etnis Khmer. 5 Etnis Khmer tercatat telah mendatangi Kamboja sejak abad ke-2 Masehi. Selain Khmer terdapat pula beberapa etnis minoritas seperti Cham-Melayu, Vietnam, Lao, Thai, dan China. Etnis Cham-Melayu menduduki peringkat pertama minoritas terbanyak di Kamboja dengan populasi sekitar 700.000 jiwa pada survei sebelum tahun 1975. 6 Kemudian sisanya adalah etnis lain seperti Vietnam, Lao, Thai, dan China. Agama Budha menjadi agama yang dipeluk mayoritas penduduk Kamboja. Jumlah pemeluknya sekitar 96 persen dari total keseluruhan masyarakat Kamboja. Setelah itu disusul dengan pemeluk agama Islam yang berjumlah sekitar 2,1 persen. Sisanya adalah pemeluk agama Kristen dan animisme. Hal yang cukup menarik dari keberadaan agama-agama minoritas ini adalah, harmoni yang tercipta antar pemeluk agama di Kamboja. Meski agama Budha menjadi agama mayoritas namun jarang sekali ditemukan sikap superioritas dalam bentuk diskriminasi terhadap agama minoritas. Berbeda dengan kasus di beberapa negara 4 Ibid., hlm. 97. 5 The People of Cambodia, Cambodia Research Network, 2007, hlm. 30. 6 International Center for Ethnic Study, Minorities in Cambodia, United Kingdom: Manchester Free Press, 1995, hlm. 10. lain di wilayah Asia Tenggara, seperti Thailand, Filipina, dan Myanmar yang sangat sensitif dengan isu konflik baik yang berlatar belakang agama maupun ras. Di Kamboja toleransi umat beragama sangat dijunjung tinggi. Hal tersebut terjadi disetiap rezim, baik pada masa kerajaan maupun pasca kemerdekaan Kamboja. Pada masa rezim Khmer Merahpun sebenarnya tidak terjadi konflik horizontal, yang terjadi adalah konflik vertikal antara umat Islam dan pemerintah Khmer Merah. Harmoni yang tercipta sangat dimungkinkan terjadi karena mulai terintegrasikan dengan baik antara umat Islam dengan masyarakat pribumi Kamboja. Terutama pasca penerapan nasionalisasi Khmer yang dilakukan Sihanouk.

B. Mengenal Muslim Kamboja

Nampaknya Islamisasi di Kamboja berjalan mandek sampai pada masa Sihanouk berkuasa 1953, dikarenakan jarang sekali ditemukan pribumi Kamboja dalam hal ini etnis Khmer yang memeluk Islam. Kebanyakan dari masyarakat pribumi tetap bertahan pada ajaran agama Budha. Pendapat penulis dikuatkan dengan beberapa literatur yang telah penulis temukan. Kebanyakan literatur tersebut kerap kali mengaitkan Islam di Kamboja dengan etnis Cham dan Melayu. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa Islam eksklusif dipeluk oleh etnis Cham dan Melayu. Berbicara Islam di Kamboja berarti berbicara mengenai etnis Cham dan Melayu, begitupun sebaliknya. Hal ini berlaku sebelum Khmer Merah berkuasa. Namun tidak berlaku pada masa kekinian, melihat Islam pada akhir abad ke-20 juga dipeluk oleh etnis-etnis lain di Kamboja walaupun jumlahnya memang tidak signifikan. Antara Muslim Cham dan Melayu sebenarnya terdapat perbedaan dalam proses kedatangannya, baik dalam waktu maupun motif. Muslim Cham yang datang ke Kamboja merupakan Muslim Cham yang berasal dari Kerajaan Champa yang berada di pesisir Vietnam Selatan. 7 Beberapa literatur sepakat bahwa kehadiran mereka bermula pada tahun 1471 M ketika ibukota mereka di Vijaya jatuh akibat serangan dari Kerajaan Viet Utara. 8 Kejatuhan ibukota mereka memaksa orang-orang Cham melarikan diri ke berbagai wilayah di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Sumatera, Borneo, Thailand Selatan, dan Kamboja, bahkan ke Jawa. Etnis Cham sendiri pernah memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Majapahit di Jawa. 9 Biasanya wilayah yang menjadi target pelariannya adalah wilayah yang pernah menjalin hubungan dengan Kerajaan Champa sebelum keruntuhannya. Etnis Cham memang terkenal dengan tipikal yang kosmopolit. Ditambah dengan sistem pelayaran yang cukup maju pada masanya, sangat memungkinkan bagi mereka untuk melakukan kontak dengan wilayah-wilayah lain terutama dengan wilayah yang menjadi basis etnis Melayu. 10 Kebanyakan mereka yang mengalami penindasan oleh orang-orang Viet adalah Cham Muslim. Hal ini dimaksudkan karena Islam dianggap sebagai agama yang dapat menggangu 7 Kerajaan Champa merupakan kerajaan bercorak Hindu yang terletak di pesisir Vietnam Selatan. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-2 dikenal dengan nama Lin Yi. Lebih lengkap mengenai Kerajaan Champa sejak awal berdirinya sampai dengan kejatuhannya lihat, George Coedes, Sejarah Champa dari Awal Sampai Tahun 1471, dalam Kerajaan Champa , Jakarta: Balai Pustaka, 1981, hlm. 31-70. Lihat pula: George Coedes, Sejarah Asia Tenggara Masa Hindu Budha , Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2010. 8 Saifullah, Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 223. 9 Dikabarkan bahwa raja Brawijaya pernah memperistri seorang putri dari Kerajaan Champa yang telah memeluk Islam. Lebih lanjut mengenai hubungan Champa dan Jawa lihat: Po Dharma, Kepulauan Indonesia dan Champa. Dalam Panggung Sejarah, Henry Chambert-Loir dan Hasan Mua’rif Ambary ed. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2011, hlm. 163-169. 10 Lebih lanjut mengenai sepak terjang kerajaan Champa dalam bidang maritim lihat: Anthony Reid, Sejarah Modern Awal Asia Tenggara, Jakarta: LP3ES, 2004, hlm. 53-74.