17
baku, pemeriksaan dokumen pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan baku, serta penyimpanan. Hal-hal tersebut harus dilakukan
dengan baik sehingga kemungkinan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi berkualitas rendah dapat ditekan sekecil
mungkin. f. Mesin dan Peralatan
Mesin serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mempengaruhi terhadap mutu produk yang dihasilkan perusahan.
Peralatan yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak ekonomis akan menyebabkan rendahnya mutu dan produk yang
dihasilkan, serta tingkat efisiensi yang rendah. Akibatnya biaya produksi menjadi tinggi, sedangkan produk yang dihasilkan
kemungkinan tidak akan laku dipasarkan. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan tidak dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis,
yang menggunakan mesin dan peralatan yang otomatis.
D. Experiential Marketing
1. Pengertian Experiential Marketing
Experiential Marketing berasal dari dua kata yaitu Experiential dan Marketing, Sedangkan Experiential sendiri berasal dari kata experience
yang bearti sebuah pengalaman. Difinisi pengalaman menurut Schmitt 2003 Dalam Natasha dan Kristanti
yaitu “Experiences are private events that occur in response to some stimulations e.g., as provided by
marketing efforts before and after purchase. Experiences invove the
18
entire living being”, yang mempunyai arti pengalaman adalah peristiwa pribadi yang terjadi dalam menanggapi beberapa rangsangan misalnya,
seperti yang disediakan oleh upaya pemasaran sebelum dan setelah pembelian. Pengalaman melibatkan seluruh kehidupan, sedangkan
pengertian Marketing berarti pemasaran. Experiential marketing adalah memberikan pelanggan manfaat dari
produk atau jasa sendiri, bukan pemasaran kepada pelanggan. Ini memberikan pelanggan kemampuan untuk membuat sebuah keputusan
pembelian yang lebih baik dalam produk atau jasa. Experiential marketing dapat membangkitkan emosi yang positif dari pelanggan,
pelanggan dapat menjadi loyal atau sebaliknya. Bila pelanggan mengalami bad experience dari produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan, maka mereka dapat meninggalkan perusahaan dan beralih ke kompetitor perusahaan.
Menurut Schmitt 1999:25 dalam kumala dkk, 2010:2 terdapat 4 karakteristik dalam Experiential Marketing yaitu fokus pada pengalaman
pelanggan, kajian situasi konsumsi, pelanggan adalah pengambil keputusan yang rasional dan emosional dan metode dan alat yang
digunakan. Ada beberapa manfaat dari Experiential Marketing menurut Schmitt 1999:34 dalam kumala dkk, 2010:3 yaitu : untuk
membangkitkan kembali
merek yang sedang
merosot, untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing, untuk menciptakan
citra dan identitas sebuah perusahaan, untuk mempromosikan inovasi,
19
dan untuk menyertakan percobaan, pembelian dan yang paling penting adalah konsumen yang setia terhadap merek.
2. Alat Ukur Experiential Marketing