Faktor Penyebab Anak Tunarungu Karakteristik Anak tuna rungu

d. Ketunarunguan pada taraf 75 db ke atas, yaitu ketunarunguan taraf sangat berat. Anak tuarungu pada taraf ini lebih memerlukan program pendidikan kejuruan, meskipun pelajaran bahasa dan bicara masih dapatdiberikan kepadanya. Penggunaan alat pembantu mendengarbiasa tidak memberikan manfaat baginya. 50

3. Faktor Penyebab Anak Tunarungu

Banyak informasi tentang sebab-sesbab terjadinya kerusakan organ pendengaran yang mengakibatkan penderitanya mengalami kelainan pendengaran tunarungu Moores mengidentifikasikan beberapa penyebab ketunarunguan masa anak-anak yang terjadi di Amerika Serikat. Berdasarkan hasil penelitiannya, ia menemukan bahwa factor keturunan, penyakit materinal rubella, lahir sebelum waktunya premature, radang selaput otak, serta ketidaksesuaian antara darah anak dengan ibu yang mengandungnya, toxemia, pemakaian antibiotic overdosis, infeksi, otitis media kronis, dan infeksi pada alat-alat pernapasan menjadi penyebab utama terjadinya ketunarunguan. 51 Sedangkan Cartwright membagi penyebab ketunarunguan menjadi 2 bagian besar yitu penyebab kehilangan yang bersifat peripheral dan disfungsi syaraf pendengaran pusat. Penyebab kehilangan yang peripheral adalah yang bersifat : a. Konduktif yaitu disebabkan oleh kotoran ditelinga. Infeksi pada saluran telinga, gendang telinga yang rusak, adanya benda asing di saluran telinga, otitis media. Penyebab yang bersifat konduktif ini menyebabkan tekanan gelombang suara pada telinga dalam menjadi terhalang. b. Sensorineural, yaitu disebabkan oleh meningitis, infeksi obat-obatan, bisul, luka di kepala, suara keras,keturunan, infeksi virus, penyakit sistemik, multiple sclerosis, campak, otosclerosis , trauma akustik, gangguan vascular, neuritis, gangguan vestibular, presbycusis serta penyabab lain yang tidak diketahui. Transmisi suara menjadi buruk atau terhambat untuk melewati telinga dalam atau syaraf pendengaran rusak. 52

4. Karakteristik Anak tuna rungu

50 Ibid, h. 12-13. 51 Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, Jakarta : Bumi Aksara, 2006 , h.64. 52 Frieda Mangunsang dkk, h. 72. Anak tuna rungu mempunyai karakteristik yang khas dan sukar untuk diuraikan satu persatu secara mendetail. Walaupun demikian ada beberapa cirri khusus pada anak tunarungu yang dapat dilihat melalui aktivitasnya sehari-hari. Emon Sastrawinata mengemukakan pendapatnya diantaranya: a. Cara berjalannya agak kaku dan membungkuk b. Gerakan matanya cepat, agak beringas c. Gerakan kaki, tangannya sangat cepat dan lincah d. Emosinya selalu bergejolak e. Kurang dapat bergaul, mudah marah dan berlaku agresif. Sedangkan menurut Drs Mardiati Busono antara lain: a. Mereka lebih egosentris daripada anak normal b. Mempunyai perasaan takut akan keluasaan dan hidup yang lebih besar c. Kelekatan yang berlebih terhadap orang lain dan apa yang sudah dikenal d. Jika asyik bekerja atau bermain, perhatian mereka sukar dialihkan e. Lebih memperhatikan yang konkrit f. Mereka umumnya mempunyai sifat polos, kelakuannya sederhana dan jarang mempunyai persoalan atau tanpa banyak masalah

5. Bimbingan bagi anak tunarungu