Identifikasi Informan TEMUAN DAN ANALISA

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA

A. Identifikasi Informan

Informan yang diambil oleh peneliti disini sebanyak 8 informen. Informen pertama adalah Ing Sri Wuwuh yang lahir di Denpasar 8 Oktober 1957. Beliau adalah kepala PSBRW Melati. Pendidikan akhir beliau adalah S2 pada jurusan Kesejahteraan Sosial. Beliau menjabat sebagai kepala PSBRW Melati pada tahun 2001 sampai sekarang, sebelumnya pada tahun 1998 beliau menjabat sebagai kasubak TU, kepala rehsos juga pernah. 58 Informan yang kedua adalah Sri Mulyati yang lahir di Cirebon pada tanggal 24 September 1962. Beliau menjabat sebagai pekerja sosial di PSBRW Melati masa jabatan tahun 1992 sampai sekarang. Sebagai pekerja sosial beliau juga menjadi pembimbing anak asuh di panti ini. Riwayat pendidikan adalah SD di Cirebon begitu pula MTS, PGA sampai Perguruan tinggi yaitu IAIN Cirebon. Dan beralamat di Kp Muara Tanjung Barat Jagakarsa , Jakarta Selatan. 59 Selanjutnya informan yang ketiga adalah Jeni Iswanti yang lahir di Jakarta pada tanggal 5 Januari 1964. Beliau adalah seorang staf TU di PSBRW Melati, selain sebagai staf TU beliau pun menjadi pembimbing bagi anak asuh untuk mengajar bahasa Indonesia. Beliau menjabat PNS sejak tahun 1987 di Riau lalu dipindah ke Jakarta pada tahun 2000 di tempatkan di PSBRW Melati ini sampai sekarang. Pendidikan beliau SD Tanah Kusir, SMP Muhamadiyah Jakarta, dan SMA Cilandak. 60 Untuk informen yang ke empat,lima,enam, tujuh dan delapan adalah anak asuh PSBRW Melati. Informen yang ke empat adalah Evi Eriyanti yang lahir di Limbur Merangin, pada tanggal 7 Desember 1988. dia mulai masuk panti ini pada bulan Juni 2007. yang memerintahkan masuk panti ini adalah bapaknya sendiri, dan sebelum masuk panti ini dia belum pernah mengenyam pendidikan. Dia masuk panti ini karena ingin belajar keterampilan, supaya dia mempunyai kemampuan untuk 58 Wawancara pribadi dengan Ing Sri Wuwuh Kepala Panti, Jakarta 11 September 2008 59 Wawancara pribadi dengan Sri Mulyati Pembimbing, Jakarta 19 November 2008 60 Wawancara pribadi dengan Jeni Iswanti Pembimbing, Jakarta 19 November 2008 bekal di masa depannya. Di panti ini Evi di beri bimbingan, salah satunya bimbingan keterampilan. Sehingga Evi pun pintar menjahit dan hasilnya dapat membuat celemek. 61 Anak asuh selanjutnya adalah Delvin Nugraha yang lahir di Bandung pada tanggal 11 Februari tahun 1987. Delvin dinyatakan tuna rungu sejak berumur 3 tahun. Dan Delvin mulai masuk panti ini pada bulan Februari 2008, sebelum masuk panti ini Delvin bersekolah di SDLB. Delvin masuk panti ini diantarkan oleh ayah dan ibunya, dia juga masuk panti ini bertujuan untuk belajar keterampilan. Berbagai keterampilan dipelajari disini, seperti bimbingan keterampilan menjahit, las, komputer dan lain-lain. Tetapi delvin memilih keterampilan menjahit karena menurutnya menjahit tidak begitu sulit dan dia suka untuk mempelajarinya. Menurutnya apabila belajar menjahit, dia dapat kerja untuk masa depannya. Dari bimbingan keterampilan menjahit yang ia pelajari, dia sudah dapat mengahasilkan baju dan celana. Informen yang kelima adalah Eni Triwahyunianak asuh PSBRW Melati yang lahir di Pandaman tanggal 10 Oktober 1992. eni mulai masuk panti ini pada bulan Maret 2006. eni masuk panti ini diantarkan oleh kakaknya. Eni dinyatakan tunarungu sejak lahir. Sebelum eni datang ke Panti ini, Eni belum pernah merasakan sekolah, sehingga menurut pembimbing bahwa susah untuk membimbingnya karena Eni tidak bisa baca dan menulis. Eni duduk si kelas Cntuk mendapatkan bimbingan mental seperti bahasa Indonesia, agama dan lain-lain. Pada bimbingan keterampilan yang paling ia sukai adalah bimbingan salon, yaitu belajar merias muka, potong rambut dan lain-lain. Eni belajar salon supaya dia dapat bekerja di luar, karena Eni tinggal di panti ini tidak untuk selamanya. 62 Anak asuh yang ketujuh adalah Diah Titi Sari, dia berumur 15 tahun. Ia dinyatakan tuna rungu wicara sejak berumur 4 tahun. Dia mulai masuk PSBRW Melati tanggal 9 Juli 2008. Diah masuk panti ini karena bapaknya yang membawa dan memasukkannya. Menurutnya alasan masuk panti ini agar ia bisa belajar menjahit, supaya mudah mendapat pekerjaan dan penghasilan. Diah termasuk anak yang cerdas di panti ini karena Diah duduk di kelas A. Diah senang dengan bimbingan 61 Wawancara pribadi dengan Delvin Nugraha anak asuh, Jakarta 1 Dessember 2008 62 Wawancara pribadi dengan Eni anak asuh, Jakarta 1 Desember 2008 keterampilan menjahit selain itu juga Dian suka bimbingan olahraga. Setelah adanya bimbingan, Diah pun dapat menghasilkan beberapa kreativitasnya yaitu membuat rok, baju dan tempat HP. 63 Dan informen yang terakhir adalah Yogi Mediarsa, dia adalah anak asuh yang lahir di Jakarta tahun 1986 sebelum masuk panti ini dia pernah sekolah di SMA. Yogi dinyatakan tunarungu sejak lahir, tingkat ketuliannya 40 DB. Orangtuanya adalah seorang PNS, sehingga dia diperintahkan untuk masuk panti ini untuk belajar. Yogi mulai masuk panti ini bulan Juli 2008, menurutnya dia masuk panti ini karena ingi belajar pelatihan khusus. Yogi termasuk anak asuh yang pintar yang duduk di kelas A. Selain bimbingan mental, fisik dan sosial, dia juga menyukai bimbingan keterampilan. Bimbingan ketermpilan yang dia sukai adalah keterampilan komputer, yang dia bisa pelajari dari keterampilan komputer adalah word, adobe photo, latihan ketik dan excel. Menuurtnya bila dia mempelajari keterampilan komputer dia dapat diambil oleh perusahaan atau Departemen lain, dan masa depan menjadi cerah. Walaupun dia mempunyai kekurangan tapi dia juga punya kelebihan. Katanya tinggal di panti ini bisa mendapat teman-teman yang punya sama-sama kekurangan sepertinya. Dan dia juga dapat makan atau minum gratis di panti ini. 64 B. Bentuk dan Pelaksanaan Bimbingan dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Tuna Rungu Di Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati merupakan panti yang dikhususkan untuk pelayanan Rehabilitasi dan Vokasi bagi penyandang cacat rungu wicara. Berdasarkan hasil wawancara tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kreativitas anak tunarungu dapat ditabulasikan seperti tabel berikut ini : No Kata Kunci Hasil wawancara 1 Kapan pelaksaan bimbingan dan konseling • Setiap hari, kalau bimbingan keterampilan itu 63 Wawancara pribadi dengan Diah Titi Sari anak asuh, Jakarta 1 Desember 2008 64 Wawancara pribadi dengan Yogi Mediarsa anak asuh, Jakarta 1 Desember 2008 setelah di kelas, sehabis belajarada bimbingan ketera,pilan • Bimbingan kepramukaan itu hari sabtu 2 Bagaimana pelaksaan bimbingan dan konseling • Kalau disini ada beberapa bimbingan, bimbingan keagamaan, budi pekerti, pancasila, ada juga bimbingan kecerdasan • Bimbingan mental spiritual, bimbingan fisik meliputi pemberian kesehatan, bimbingan mental meliputi dinamika kelompok, sosialisasi lingkungan • Tes IQ, melihat potensi sosial dan pola asuhnya 3 Siapakah yang melaksanakannya • Ada guru, masing-masing bimbingan berbeda gurunya. Ada bu Mul bimbingan mental, ada bu Sinta bimbingan kecerdasan, bu suminah bimbingan keterampilan menjahit. Bimbingan pancasila bu Satira, bimbingan agama Islam bu Umi, bimbingan matematika bu sigit, SIBI bu Tina, budi pekerti bu Fatma, bahasa Indonesia bu Suci Dari hasil tabulasi di atas peneliti dapat mendiskripsikan bahwa bentuk dan pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kreativitas anak tunarungu di Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Bambu Apus Jakarta Timur adalah sebagai berikut : 1. Bimbingan Fisik dan Mental Bimbingan fisik dan mental ini dilaksanakan dalam pemberian beberapa materi yaitu : agama, budi pekerti, bahasa isyarat, SIBI,speech therapy, pancasila, kecerdasan, olahraga, atau out bond. Pelaksanaan setiap materi diberikan penjadwalan disetiap kelasnya. Pemberian materi ini dilaksanakan setiap hari mulai pukul 08.00 samapai dengan 10.00 WIB. Dalam hal ini kelas dibagi menjadi 3 kelas, diantaranya adalah kelas A,B dan C. Sebelum anak asuh ditetapkan di kelas yang berbeda-beda, anak asuh terlebih dahulu melakukan pengetesan seperti tes IQ,tes pendengaran dan suara, dan tes bakat. Pelaksanaan bimbingan ini bertujuan agar anak mampu mengembangkan dirinya sehingga mereka dapat menyeimbangkan dengan anak normal lainnya. Selain itu juga bimbingan ini bertujuan agar anak asuh dapat memakai kepandaian mereka agar lebih berkreasi dan berkreativitas. 2. Bimbingan Sosial Bimbingan sosial disini pun terdapat dalambeberapa bentuk materi seperti: pramuka,nyanyian isyarat, rekreasi, kerja bakt lingkungan dan koperasi. Bimbingan sosial ini dilaksanakan di lingkungan luar. Dimana tujuan dari bimbingan ini adalah untuk membuka imajinasi para anak asuh agar mereka dapat membuka wawasan mereka untuk lebih kreativ. Selain dari pada itu bimbingan sosial ini dilaksanakan guna memotivasi anak asuh secara individu maupun kelompok dalam penyesuaian diri dengan masyarakat.tujuan yang paling mendasar adalah guna membentuk kerjasama antara anak untuk menghilangkan sikap egois. 3. Bimbingan Keterampilan Bimbingan keterampilan disini memiliki beberapa jenis keterampilan diantaranya: menjahit, salon, kerajinan tangan, komputer, tata boga, las listrik dan pertukangan kayu. Pelaksanan bimbingan keterampilan ini dilakukan setiaphari pula dimana waktu pelaksaaannya dimulai setelah bimbingan fisik danmental yaitu pada pukul 10.00 sampai dengan 13.00 WIB Bimbingan ini pun mempunyai pembimbing berbeda-beda di setiap masing-masing jenis bimbingankettreampilan. Bimbingan ini merupakan salah satu bimbingan yang sangat berguna untuk menumbuhkan dan meningkatkan kreativitasan anak-anak asuh, dimana mereka diarahkan dan diberi motivasi agar mereka lebih berimajinasi dan berkreasi. 4. Konseling Dalam hal pemberian konseling, yang berperan di panti ini adalah seorang konselor, dimana konselor disini bertatap muka langsung dengan anak asuh secara individual. Perbedaan disini adalah dimana konselor juga mengetes kondisi pisikis dan IQ mereka. Disini konselor melihat potensi sosial dan pola asauh anak tersebut. Menurut konselor disini bahwa koseling terhadap anak tuna rungu tidak seefektif seperti konseling terhadap anak normal. Dimana konselor disini harus dituntut keprofesioanalannya agar sang konselor lebih mengerti kondiri psikis anak tuna rungu. Karena kondisi anak tuna rungu berbeda dengan anak normal, dimana si anak tuna rungu dapat lebih dahulu membaca air muka konselor. C. Metode bimbingan dalam Meningkatkan Kreativitas Anak tunarungu di Panti Sosial Bina Rungu wicara Melati Dalam pelaksanaan bimbingan, seorang pemimbing sangat penting sekali untuk memahami metode-metode dalam menyampaikan materi. Yang dimaksud metode adalah jalanan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengalaman kurang memuaskan, lantaran metode penyajian yang digunakan kurang sesuai. Akan tetapi sebaliknya, walaupun materinya kurang bagus tapi penyajiannya baik, maka responnya akan menjadi baik pula, karena metode yang digunakan sesuai. Berdasarkan hasil wawancara dari pembimbing maka dapat ditabulasikan seperti tabel berikut ini : No Kata Kunci Hasil wawancara 1 Bagaimana metode • Menggunakan bahasa isyarat Adapu n metode yang digunakan para pembimbing di Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati adalah sebagai berikut: 1. Dinamika Kelompok Dinamika kelompok ini dilakukan disetiap bimbingan, dimana anak asuh dibagi dalam kelompok-kelompok dalam perkelompokan ini pembimbing tidak membedakan antara anak asuh, bagi anak asuuh yang mempunyai IQ tinggi ataupun rendah semua dicampur. Bagi anak asuh yang mempunyai IQ diatas rata-rata dapat membantu anak lain yang mempunyai kemampuan rendah, sehingga ada keseimbangan. Dinamika kelompok ini anak lebih bebas untuk berintreaksi dan mengenal satu dengan yang lainnya. Dan metode ini bertujuan agar anak dapat lebih menuangkan kreasi masing-masing tentunya yang berbeda-beda. Setiap pembimbing tentunya akan lebih muda melihat dan menentukan saiapa saja anak yang lebih berkreasi dan berkreativ dalam bidangnya masing-masing. Disin anka dituntut untuk lebih berkresi karena mereka terpacu dengan teman-teman lainnya yang lebih unggul. Tetapi bagi anak yang mempunyai kemampuan terbatasmaka mereka harus mendapat bimbingan yang lebih dari setiap pembimbing. 2. Bahasa Isyarat Bahasa isyarat adalah salah satu bentuk komunikasi oleh anak tunarungu. Dengan menggunakan tangan untuk mealmbangkan huruf ataupun kalimat yang ingindisampaikan kepada lawan bicara. Metode ini dilakukan bagi anak-anak yang tidak menguasai bahasa vokal. bimbingan dan konseling • Metode dinamika kelompok, cuma di tambah bahasa isyarat bukan lisan saja • Metode ceramah ditambah bahasa isyarat • Teori dan praktek. Kalau bimbingan agama Islam ada praktek shalat, praktek wudhu Keuntungan dari metode ini adalah mereka dapat melakukan komunikasi tanpa harus mengeluarkan suara dan dapat mengeluarkan pikiran-pikiran mereka melalui lambang visual. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah kurang efesien karena banyak isyarat yang harus dipelajari dan organ bicara merka akan menjadi kaku karena tidak terlatih untuk mengeluarkan suara saat mereka melakukan komunikasi. Hampir semua anak asuh yang ada di panti ini mampu menggunakan bahsa isayarat. Karena dalam kegiatan sehari-seharinya pun meraka selalu menggunakan bahsa isyarat. Metode ini sangat menunjang sekali dalam pelaksanaan bimbingan dimana pembimbing dan anak asuh akan lebih interaktif sehingga memotivasi anak asuh agar lebih berkreativ lagi. 3. Meode Ceramah Metode yang dipakai untuk bimbingan anak tunarungu sama halnya dengan metode yang digunakan untuk anak normal, yaitu dengan metode ceramah. Tetapi yang membedakan disini adalah bahwa metode ceramah ini tidak hanya memakai bahsa lisan seperti yang digunakan terhadap anak-anak normal. Metode ceramah ini dilakukan dimana pembimbing memberikan materi-matrei sesuai denagn bidang masing-masing sementara anak asuh berinteraksi dengan menambahkan bahasa isyarat. Selain itu pembimbing memberikan ceramah, anak asuh juga dapat bertanya jawab dengan menggunakan bahasa isyarat. 4. Teori dan Praktek Metode ini digunakan dibeberapa bimbingan. Dimana merode ini, anak asauh lebih banyak memanfaatkan daya kreativitas mereka. Contohnya adalah: olahraga, pramuka, outbond, komputer, keterampilan, menjahit, salon, pertukangan dan las. Metode ini bertujuan untuk memotivasi anak asuh agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mereka sehingga dapat menambah keaktifan mereka yang menunjang kepada kekreativitasannya. Pada bentuk pelaksanaan dan metode bimbingan dan konseling yang ada di panti sosial bina rungu wicara melati mempunyai sedikit perbedaan bla dibandingkan dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling menurut teori. Dijelaskan dalam bentuk pelaksanaan bimbingan dan ada pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu bimbingan kelompok group guidance dan bimbingan individual individual konseling . 65 Beberapa jenis metode bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok adalah : program home room, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, sosio drama, psikodrama, pengajaran remedial 66 Sedangkan Bimbingan individual dilakukan dengan bertatap muka secara langsung antara pembimbing dan klien. Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui hubungan yang bersifat face to face relationship hubungan empat mata, yang dilakukan dengan wawancara antara pembimbing konselor dengan siswa klien.

D. Hasil Kreativitas Anak Tunarungu Setelah Diberi Bimbingan