PENUTUP Implementasi fatwa Dewan Syari'ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 34 dan 35 tentang letter of credit (L/C) ekspor-impor di Bank Syari'ah (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)
sulit dilakukan. Pembeli akan merasa khawatir jika ia mengirim uang lebih dahulu sebelum barang tersebut samapai di tangannya. Sebaliknya penjual juga tidak
bersedia untuk melepas barangnya sebelum ada kepastian pembayaran dari pembeli. Inti dari persoalannya adalah adanya kekhawatiran dari kedua belah pihak terhadap
resiko kerugian apabila salah satu ada yang tidak memenuhi kewajibannya. Untuk mengatasi persolan tersebut, bank dapat bertindak sebagai pihak ketiga
yang memberikan jasa keperantaraan dengan menjamin pembayaran pihak importir kepada pihak eksportir. Salah satu pembayaran yang dipergunakan di dalam
perdagangan luar negeri yaitu dengan cara Kredit Dokumenter yaitu dengan menggunakan Letter Of Credit LC.
Letter of Credit LC adalah suatu fasilitas jasa yang diberkan oleh bank kepada nasabah dalam rangka mempermudah transaksi jual beli barang, terutama
yang berkaitan dengan ekspor-impor
2
. Jika bank menerbitkan LC kepada nasabah berarti bank menjamin akan membayar sejumlah tertentu kepada pihak lain atas
permintaan nasabah tersebut. Sementara UCPDC Unifrom Customs and Practice for Documentary
Credits menyatakan bahwa LC adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran
kepada penerima atas penyerahan dokumen-dokumen misalnya konosemen, Faktur,
2
Ahmad kamil, Kitab Undang- Undang Hukum Dagang dan Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media, 1997, h. 675.
Sertifikat Asuransi yang sesuai dengan persyaratan LC, baik langsung maupun melalui bank lain atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada
bank penerbit
3
. Sering timbul permasalahan dalam transaksi LC di antaranya, pemohon
menerima barang yang dibelinya tidak sesuai dengan uraian barang dalam LC, sering terjadi penipuan dalam transaksi LC, biaya pelaksanaan LC yang kurang transparan,
dan adanya unsur bunga demi keuntungan bank. Oleh karena itu, perlu ada perhatian khusus agar masing-masing pihak tidak ada yang saling dirugikan dan proses
jalannya transaksi jual-beli dapat sesuai dengan ajaran syariat Islam. Pada tanggal 14 September 2002, atau 7 Rajab 1423 H. Dewan Syariah
Nasional DSN - Majlis Ulama Indonesia MUI mengadakan rapat pleno dan memutuskan Fatwa tentang LC Ekspor Syariah dan LC Impor syariah, yang
berbunyi : Letter of Credit LC Ekspor syariah adalah surat pernyataan akan membayar kepada eksportir yang diterbitkan oleh Bank untuk memfasilitasi
perdagangan ekspor dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah. Fatwa tersebut muncul dengan pertimbangan,bahwa LC suatu bentuk jasa
perbankan yang memberi fasilitas transaksi ekspor yang dilakukan oleh nasabah, selain itu transaksi LC Ekspor yang berlaku selama ini tidak sesuai dengan prinsip-
3
Amir, Letter of Credit dalam Bisnis Ekspor- Impor, Jakarta : PT. Binaman Persindo,1992, h. 20.