Latar Belakang Drs. Syahyunan, M,Si 4. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Motivasi kerja pegawai merupakan kerelaan untuk mengarahkan segenap upaya guna mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu atau suatu proses psikologi yang berlangsung dalam interaksi antar kepribadian yang berbeda beda untuk memenuhi kebutuhan sebagai manusia. Proses ini menghasilkan dorongan motif berupa kehendak kemauan dan keinginan untuk berbuat melalui keputusan. Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor yang paling penting dalam suatu organisasi adalah sumber daya manusia yang sesuai dengan aktivitas dan kegiatan organisasi yang dijalankan. Sebuah organisasi yang memiliki banyak tugas yang berbeda memerlukan sumber daya manusia dengan latar belakang yang berbeda baik pendidikan, kemampuan, jenis kelamin, maupun tingkat usia. Perbedaan latar belakang pendidikan dan kemampuan dibutuhkan komunikasi yang terbuka untuk dapat mempersamakan persepsi terhadap organisasi atau lembaga di mana mereka bekerja. Organisasi dalam menghadapi era keterbukaan dan perubahan arus teknologi informasi yang demikian cepat memerlukan langkah-langkah proaktif dalam Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 melakukan antisipasi tingkat pelayanan yang konvensional ke dalam bentuk pelayanan yang profesional terutama lembaga-lembaga pelayanan publik. Kondisi ini akan membawa implikasi yang luas terhadap penyelenggara pemerintahan, sadar atau tidak sadar penyelenggara pemerintahan harus meninggalkan paradigma lama dan menggantikan dengan paradigma baru yang lebih menekankan efisiensi, kecepatan dan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. Strategi pembangunan di sektor industri adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas dan peran serta masyarakat yang didorong oleh terwujudnya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi secara sinergi dalam memanfaatkan sumber daya. Kebijakan pembangunan dalam bidang industri difokuskan untuk mengembangkan industri yang efisien dengan wawasan ke masa depan dengan kualitas produk yang semakin baik sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri dengan nilai tambah yang semakin tinggi sehingga berdampak luas terhadap perekonomian nasional. Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah dalam memberikan arahan dan kebijakan secara tepat serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi dengan disertai dukungan sarana dan prasarana yang memadai dapat membantu mempercepat sasaran organisasi. Departemen Perindustrian telah mempersiapkan sumber daya manusia dalam mengatasi tantangan dengan cara mengembangkan tenaga-tenaga profesional lewat jalur jabatan fungsional penyuluh perindustrian yang diharapkan mampu Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk mengantisipasi permasalahan- permasalahan yang timbul pada sektor industri khususnya industri kecil. Sektor industri kecil memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan, juga memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha menengah maupun besar dilihat dari skala usaha, jumlah karyawan, kapasitas dan omset penjualan sehingga memiliki ketangguhan dan ketahanan dalam usaha dan menjaga kelangsungan usahanya. Kondisi tersebut dapat ditunjukkan ketika perekonomian Indonesia dihadapkan kepada krisis yang multi dimensi, industri kecil dan usaha kecil tetap bertahan dan mampu berperan untuk melaksanakan fungsinya baik dalam memproduksi barang dan jasa ditengah kondisi usaha besar konglomerat tidak mampu mempertahankan eksistensinya, sehingga dikenal ketika itu industri kecil dan usaha kecil “tahan banting”. Penyuluhan bidang industri adalah kegiatan penyuluhan dalam rangka pembinaan dan pengembangan industri yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil industri. Penyuluhan bidang industri merupakan suatu kegiatan terencana, yang dilakukan oleh para penyuluh perindustrian yang ditujukan untuk membantu pengusaha termasuk perajin industri. Tujuan penyuluh di bidang industri adalah untuk menciptakan tenaga kerja trampil, peningkatan investasi dan nilai tambah bidang industri serta perluasan lapangan kerja, dengan sasaran yang akan dicapai adalah modernisasi dan optimalisasi industri yang ada, perluasan usaha dan diversifikasi produk serta pendirian negara industri baru dan menjadi negara niaga baru. Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Keberadaan tenaga penyuluh perindustrian begitu strategis, sehingga sudah seharusnya tenaga penyuluh perindustrian mendapatkan perhatian secara lebih khusus lagi dari aparatur pembina yang ada dipusat maupun di daerah baik dari segi kemampuan maupun dari segi kesejahteraan sehingga para tenaga penyuluh perindustrian akan lebih termotivasi lagi di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai aparatur terdepan di dalam memajukan sektor industri sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi. Jumlah tenaga penyuluh perindustrian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan yang ada dirasakan masih sangat terbatas dan cenderung jumlahnya semakin lama semakin berkurang. Tenaga penyuluh perindustrian yang ada di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan pada tahun 2001 berjumlah 64 orang, dengan industri binaan berjumlah 391 unit usaha. Penyuluh perindustrian yang ada pada tahun 2007 berjumlah 45 orang, sedangkan jumlah industri binaan meningkat menjadi 547 unit usaha atau terjadi peningkatan jumlah industri binaan sebesar 72 persen. Namun seiring dengan berkembangnya sektor industri kecil tersebut, tidak diimbangi hal yang sama dengan peningkatan jumlah tenaga penyuluh perindustrian. Hal ini terjadi karena sebagian dari tenaga penyuluh di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan lebih memilih untuk menjadi pegawai struktural. Pengurangan jumlah penyuluh ini dapat diartikan sebagai tidak adanya motivasi kerja pegawai di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga penyuluh di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Motivasi kerja adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan pribadi dan organisasi dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhannya, baik yang dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kepuasan kerja, dan keinginan dan harapan pribadi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri seseorang environment factors, seperti status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, dan kondisi lingkungan kerja.

I.2. Perumusan Masalah