Penyuluh Perindustrian Drs. Syahyunan, M,Si 4. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si

Robbins dalam Sayuti 2006, menyebutkan bahwa pengukuran motivasi kerja dapat dilakukan dengan melihat pada beberapa aspek antara lain sebagai berikut: 1. Mempunyai sifat agresif; 2. Kreatif di dalam melaksanakan pekerjaan; 3. Mutu pekerjaan meningkat dari hari ke hari; 4. Mematuhi jam kerja; 5. Tugas yang diberikan dapat diselesaikan sesuai dengan kemampuan; 6. Inisiatif kerja yang tinggi dapat mendorong prestasi kerja; 7. Kesetiaan dan kejujuran; 8. Terjalin hubungan kerja antara karyawan dengan pimpinan; 9. Tercapai tujuan perorangan dan tujuan organisasi; 10. Menghasilkan informasi yang akurat dan tepat.

II.7. Penyuluh Perindustrian

Penyuluhan bidang industri menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan 2004 adalah kegiatan penyuluhan dalam rangka pembinaan dan pengembangan industri yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil industri. Penyuluhan bidang industri merupakan suatu kegiatan terencana, yang dilakukan oleh para penyuluh perindustrian yang ditujukan untuk membantu pengusaha termasuk perajin industri, artinya adalah: Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 1. Penyuluhan terdiri dari serangkaian kegiatan yang direncanakan, berarti bahwa kegiatan-kegiatan yang ditampilkan bukanlah kegiatan yang bersifat improvisasi; 2. Kegiatan penyuluhan dilakukan demi tercapainya suatu tujuan; 3. Tugas penyuluhan bukanlah menjelaskan secara satu arah, melainkan membantu para pengusaha termasuk perajin industri untuk menemukan sendiri permasalahan yang dihadapi serta mencarikan solusi dari permasalahan tersebut sesuai dengan tujuan penyuluhan. Tugas ini dapat dilakukan dengan mengarahkan kegiatan yang akan memperbesar kemungkinan munculnya fakta-fakta yang dibutuhkan agar dapat diambil kesimpulan tertentu. Tujuan penyuluhan bidang industri sesuai dengan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan industri pada khususnya. Tujuan tersebut antara lain untuk menciptakan tenaga kerja trampil, peningkatan investasi dan nilai tambah bidang industri serta perluasan lapangan kerja, dan sasaran yang akan dicapai adalah modernisasi dan optimalisasi industri, perluasan usaha dan diversifikasi produk serta pendirian negara industri baru dan menjadi negara niaga baru. Efektivitas penyuluhan tidak hanya tergantung semata-mata pada pengetahuan dan ketrampilan penyuluh perindustrian, tetapi hal yang lebih penting lagi adalah kemampuannya untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antara penyuluh perindustrian dengan pengusahakliennya, penyuluh perindustrian adalah seorang pembawa perubahan, perlu memiliki pemahaman yang mendalam akan peranannya di dalam mempengaruhi orang, membantu pengusaha termasuk perajin industri danatau pedagang kecil untuk mencari, menyadari dan menerapkan cara Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 yang lebih baik. Suatu cara yang telah teruji untuk menciptakan hubungan yang baik adalah dengan jalan kedua belah pihak saling mengemukakan harapan-harapannya, yaitu apa yang diharapkan oleh penyuluh perindustrian serta apa yang diharapkan oleh pengusaha termasuk perajin industri danatau pedagang kecil. Proses penyuluhan melibatkan penerapan teknik dan ketrampilan yang disampaikan oleh penyuluh perindustrian yang sifatnya harus bilateral yaitu disatu pihak timbul keinginan untuk menolong, dan dilain pihak kesediaan untuk ditolong, sehingga klien akan menjadi berkembang yang pada saatnya mampu memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada penyuluh perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, yang beralamat jalan Jenderal A.H Nasution Medan, Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Pebruari 2009. III.2. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah sensus. Singarimbun dan Effendy 1995, menyatakan bahwa: sensus merupakan penelitian yang mengambil seluruh populasi menjadi sampel karena populasinya kecil dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan metode statistik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Nazir 2005, menyatakan bahwa: penelitian deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan Arikunto 2006, menyatakan bahwa: penelitian kuantitatif memiliki kejelasan unsur yang dirinci sejak awal, langkah penelitian yang sistematis, Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 menggunakan sampel yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki hipotesis jika perlu, memiliki desain jelas dengan langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan, memerlukan pengumpulan data serta analisis data yang dilakukan setelah semua data terkumpul. Penelitian ini besifat deskriptif eksplanatori. Sugiono 2004, menyatakan bahwa: penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lain. III.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyuluh perindustrian yang ada pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan yang berjumlah 45 orang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh sensus. Menurut Sugiyono 2004 sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi kecil. III.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut: Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 1. Wawancara interview dilakukan langsung kepada penyuluh perindustrian dan pejabat struktural yang mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan penyuluh perindustrian. 2. Daftar pertanyaan questionaire yang diberikan langsung kepada seluruh penyuluh perindustrian yang ada pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. 3. Studi dokumentasi, yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan berupa dokumen yang relevan untuk mendukung data penelitian. III.5. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara interview dan daftar pertanyaan questionaire. 2. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi. III.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel terikat dependent variable dalam penelitian adalah motivasi kerja Y, dan sebagai variabel bebas independent variable adalah kepuasan kerja X 1 , status dan tanggung jawab X 2 , kompensasi yang memadai X 3 , kondisi lingkungan kerja X 4 , serta keinginan dan harapan pribadi X 5 . Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Definisi operasional dari masing-masing variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel III.1 sebagai berikut: Tabel III.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi Indikator Pengukuran Kepuasan kerja X 1 Kepuasan kerja adalah hasrat untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpuaskan yang mempengaruhi perilaku penyuluh. 1. Puas terhadap pekerjaan selama ini 2. Puas terhadap prestasi yang dicapai selama ini 3. Bertanggung jawab pada setiap pekerjaan 4. Puas terhadap penghargaan yang diberikan atas prestasi selama ini 5. Puas atas perhatian pimpinan terhadap prestasi kerja Skala Likert Tanggung Jawab X 2 Status dan tanggung jawab merupakan dambaan setiap penyuluh dalam bekerja untuk memenuhi sence of achievement dalam tugas sehari-hari. 1. Mendapatkan hak secara wajar 2. Mendapatkan bimbingan, 3. Mendapatkan penghargaan atas prestasi 4. Mendapatkan hak untuk mengambil kebijakan 5. Mendapatkan kewenangan penuh pada setiap tugas yang telah menjadi tanggung jawab Skala Likert Kompen- sasi yang memadai X 3 Kompensasi merupakan alat motivasi yang baik dalam memberikan dorongan kepada para penyuluh agar bekerja secara baik. 1. Insentif yang diperoleh sesuai dengan beban kerja 2. Mampu memberikan dorongan kearah yang lebih positif dalam melayani masyarakat 3. Mendapatkan honor sesuai dengan pekerjaan 4. Biaya perjalanan dinas sesuai dengan jumlah hari 5. Pemberian tunjangan khusus karena prestasi Skala Likert Lingku- ngan Kerja X 4 Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar penyuluh dalam melaksanakan pekerjaannya. 1. Kondisi di lapangan menuntut agar bekerja lebih baik lagi 2. Fasilitas kerja yang mendukung 3. Tersedianya alat bantu pekerjaan 4. Lingkungan kerja yang cukup nyaman 5. Keamanan saat bekerja Skala Likert Keinginan dan Harapan X 5 Seseorang mau bekerja keras bila ada harapan pribadi yang hendak diwujudkan menjadi kenyataan. 1. Kesempatan untuk mendapatkan diklat 2. Pimpinan terbuka terhadap saran dari penyuluh 3. Memberikan kesempatan dalam setiap kebijakan 4. Bersifat terbuka dan menghargai setiap prestasi kerja 5. Memberikan kesempatan untuk mengambil inisiatif Skala Likert Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Lanjutan Tabel III.1 Motivasi Kerja Y Motivasi kerja adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri untuk melakukan suatu guna mencapai tujuan dalam rangka memenuhi keinginannya. 1. Mempunyai sifat agresif terhadap pekerjaan, kreatif, dan inisiatif 2. Adanya peningkatan mutu pekerjaan 3. Memenuhi jam kerja yang telah ditentukan 4. Setia dan jujur serta terjalin hubungan antar karyawan dan pimpinan Skala Likert III.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum kuesioner diberikan kepada responden yang dijadikan sampel penelitian, maka terlebih dahulu harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 tiga puluh orang yang tidak dijadikan responden dalam penelitian. Pada penelitian ini pengujiannya dilakukan kepada penyuluh perindustrian di Balai Riset dan Standardisasi Baristand Medan. III.7.1. Uji Validitas Gozali 2005, menyatakan bahwa: uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur one shot method, di mana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali. Sugiyono 2004, menyatakan bahwa: “apabila validitas setiap pernyataan lebih besar dari 0,30 atau 0,30 maka butir pertanyaan dianggap valid”. III.7.2. Uji Reliabilitas Reliabel menurut Kerlinger dalam Margono 2000, lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan 3 aspek dari suatu alat ukur, yaitu: Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 1. Kemantapan Di dalam pengertian mantap reliabilitas mengandung makna juga bisa “diandalkan”. Suatu instrumen dikatakan mantap, apabila dalam mengukur sesuatu dalam berulangkali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama. 2. Ketepatan Ketepatan, menunjuk kepada instrumen yang tepatbenar dalam mengukur dari sesuatu yang diukur. Instrumen yang tepat adalah instrumen di mana pernyataannya jelas, mudah dimengerti dan rinci. Pertanyaan yang tepat menjamin juga interpretasi tetap sama dari responden yang lain. 3. Homogenitas. Homogenitas, menunjuk kepada instrumen yang mempunyai kaitan erat satu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya. Ghozali, 2005. Lebih lanjut menjelaskan uji reliabilitas ditentukan dengan koefisien Cronbach’s Alpha dengan mensyaratkan suatu instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach’s Alpha di atas 0,60 atau 0,60. III.8. Metode Analisis Data Alat uji statistik yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis untuk menguji variabel bebas kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi terhadap variabel Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 terikat motivasi kerja penyuluh perindustrian. Analisis regresi linier berganda dipergunakan dalam penelitian ini karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas. 1. Uji F Uji secara Simultan Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan bersama-sama apakah ada pengaruh dari variabel bebas kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi terhadap variabel terikat motivasi kerja penyuluh perindustrian. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah: H 0: b 1, b 2, b 3, b 4, b 5 = 0 artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian H a: b 1, b 2, b 3, b 4, b 5 ≠ 0 artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi secara bersama-sama ber- pengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan kriteria pengambilan keputusan, yaitu: H 0: diterima jika F hitung F tabel dengan tingkat kepercayaan confidence level 95 atau = 0,05. Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 H 0: ditolak H a diterima jika F hitung F tabel dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau = 0,05. Sugiono 2004 menyatakan bahwa: nilai F hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: R 2 k F hitung ________________ 1-R 2 n – k – 1 Di mana : R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel 2. Uji t Uji secara Parsial Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari Variabel bebas yaitu kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi terhadap variabel terikat yaitu motivasi kerja penyuluh perindustrian. Model hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah: H 0: b 1 = 0 artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi secara parsial tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian H 0: b 1 ≠ 0 artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 pribadi secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan kriteria pengambilan keputusan, yaitu: H 0: diterima jika t hitung t tabel pada = 0,05. H 0: ditolak H a diterima jika t hitung t tabel pada = 0,05. Sugiono 2004 menyatakan bahwa: nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: r p √n-2 t = 1 - r p 2 Di mana : t = nilai t hitung r p = korelasi parsial yang ditemukan n = jumlah sampel III.9. Pengujian Asumsi Klasik III.9.1. Uji Normalitas Menurut Santoso 2002, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini, untuk menganalisis apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan analisis grafik. Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Analisis Grafik, yaitu dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan pada analisis grafik menurut Santoso 2002. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. III.9.2. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali 2005, multikolinearitas adalah keadaan di mana variabel- variabel independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi hubungan yang erat satu sama lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi bebas independen. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi satu sama lain. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat pada nilai tolerance serta nilai variance inflation factor VIF. Berdasarkan matriks korelasi antar variabel-variabel bebas menunjukkan koefisien antar variabel yang paling rendah, korelasi tertinggi. Indikasi adanya multikolinearitas jika terjadi korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi, umumnya di atas 0,90 Ghozali, 2005. III.9.3. Uji Heterokedastisitas Salah satu asumsi dalam regresi berganda adalah uji heterokedastisitas. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Salah satu asumsi dalam regresi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual, yang disebut dengan heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan homokedastisitas. Menurut Gujarati dalam Ghozali 2005, bahwa salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedasititas adalah dengan melakukan uji Glesjer yaitu dengan meregress nilai absolut residual terhadap variabel independen. Uji Glesjer dengan menggunakan SPSS, apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut UT Abs Ut, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009 USU Repository © 2008 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Penelitian IV.1.1. Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan