Robbins dalam Sayuti 2006, menyebutkan bahwa pengukuran motivasi kerja dapat dilakukan dengan melihat pada beberapa aspek antara lain sebagai
berikut: 1.
Mempunyai sifat agresif; 2.
Kreatif di dalam melaksanakan pekerjaan; 3.
Mutu pekerjaan meningkat dari hari ke hari; 4.
Mematuhi jam kerja; 5.
Tugas yang diberikan dapat diselesaikan sesuai dengan kemampuan; 6.
Inisiatif kerja yang tinggi dapat mendorong prestasi kerja; 7.
Kesetiaan dan kejujuran; 8.
Terjalin hubungan kerja antara karyawan dengan pimpinan; 9.
Tercapai tujuan perorangan dan tujuan organisasi; 10.
Menghasilkan informasi yang akurat dan tepat.
II.7. Penyuluh Perindustrian
Penyuluhan bidang industri menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan 2004 adalah kegiatan penyuluhan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan industri yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil industri. Penyuluhan bidang industri merupakan suatu kegiatan terencana, yang
dilakukan oleh para penyuluh perindustrian yang ditujukan untuk membantu pengusaha termasuk perajin industri, artinya adalah:
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
1. Penyuluhan terdiri dari serangkaian kegiatan yang direncanakan, berarti bahwa
kegiatan-kegiatan yang ditampilkan bukanlah kegiatan yang bersifat improvisasi; 2.
Kegiatan penyuluhan dilakukan demi tercapainya suatu tujuan; 3.
Tugas penyuluhan bukanlah menjelaskan secara satu arah, melainkan membantu para pengusaha termasuk perajin industri untuk menemukan sendiri permasalahan
yang dihadapi serta mencarikan solusi dari permasalahan tersebut sesuai dengan tujuan penyuluhan. Tugas ini dapat dilakukan dengan mengarahkan kegiatan yang
akan memperbesar kemungkinan munculnya fakta-fakta yang dibutuhkan agar dapat diambil kesimpulan tertentu.
Tujuan penyuluhan bidang industri sesuai dengan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan industri pada khususnya. Tujuan tersebut
antara lain untuk menciptakan tenaga kerja trampil, peningkatan investasi dan nilai tambah bidang industri serta perluasan lapangan kerja, dan sasaran yang akan dicapai
adalah modernisasi dan optimalisasi industri, perluasan usaha dan diversifikasi produk serta pendirian negara industri baru dan menjadi negara niaga baru.
Efektivitas penyuluhan tidak hanya tergantung semata-mata pada pengetahuan dan ketrampilan penyuluh perindustrian, tetapi hal yang lebih penting lagi adalah
kemampuannya untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antara penyuluh perindustrian dengan pengusahakliennya, penyuluh perindustrian adalah
seorang pembawa perubahan, perlu memiliki pemahaman yang mendalam akan peranannya di dalam mempengaruhi orang, membantu pengusaha termasuk perajin
industri danatau pedagang kecil untuk mencari, menyadari dan menerapkan cara
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
yang lebih baik. Suatu cara yang telah teruji untuk menciptakan hubungan yang baik adalah dengan jalan kedua belah pihak saling mengemukakan harapan-harapannya,
yaitu apa yang diharapkan oleh penyuluh perindustrian serta apa yang diharapkan oleh pengusaha termasuk perajin industri danatau pedagang kecil.
Proses penyuluhan melibatkan penerapan teknik dan ketrampilan yang disampaikan oleh penyuluh perindustrian yang sifatnya harus bilateral yaitu disatu
pihak timbul keinginan untuk menolong, dan dilain pihak kesediaan untuk ditolong, sehingga klien akan menjadi berkembang yang pada saatnya mampu memberikan
sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada penyuluh perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, yang beralamat jalan Jenderal A.H Nasution Medan,
Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Pebruari 2009.
III.2. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah sensus. Singarimbun dan Effendy 1995, menyatakan bahwa: sensus merupakan penelitian yang mengambil
seluruh populasi menjadi sampel karena populasinya kecil dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum
menggunakan metode statistik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Nazir 2005, menyatakan
bahwa: penelitian deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang
bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Sedangkan Arikunto 2006, menyatakan bahwa: penelitian kuantitatif memiliki kejelasan unsur yang dirinci sejak awal, langkah penelitian yang sistematis,
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
menggunakan sampel yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki hipotesis jika perlu, memiliki desain jelas dengan langkah-langkah penelitian dan
hasil yang diharapkan, memerlukan pengumpulan data serta analisis data yang dilakukan setelah semua data terkumpul.
Penelitian ini besifat deskriptif eksplanatori. Sugiono 2004, menyatakan bahwa: penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lain.
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyuluh perindustrian yang ada pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan yang berjumlah 45 orang.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh sensus. Menurut Sugiyono 2004 sampling jenuh adalah teknik pengambilan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi kecil.
III.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
1. Wawancara interview dilakukan langsung kepada penyuluh perindustrian dan
pejabat struktural yang mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan penyuluh perindustrian.
2. Daftar pertanyaan questionaire yang diberikan langsung kepada seluruh
penyuluh perindustrian yang ada pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan.
3. Studi dokumentasi, yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data
yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan berupa dokumen yang relevan untuk mendukung data penelitian.
III.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara interview dan daftar
pertanyaan questionaire. 2.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi.
III.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel terikat dependent variable dalam penelitian adalah motivasi kerja Y, dan sebagai variabel bebas independent variable adalah kepuasan kerja X
1
, status dan tanggung jawab X
2
, kompensasi yang memadai X
3
, kondisi lingkungan kerja X
4
, serta keinginan dan harapan pribadi X
5
.
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Definisi operasional dari masing-masing variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel III.1 sebagai berikut:
Tabel III.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi
Indikator Pengukuran
Kepuasan kerja
X
1
Kepuasan kerja adalah hasrat untuk memenuhi kebutuhan
yang belum terpuaskan yang mempengaruhi perilaku
penyuluh. 1.
Puas terhadap pekerjaan selama ini 2.
Puas terhadap prestasi yang dicapai selama ini
3. Bertanggung jawab pada setiap pekerjaan
4. Puas terhadap penghargaan yang
diberikan atas prestasi selama ini 5.
Puas atas perhatian pimpinan terhadap prestasi kerja
Skala Likert
Tanggung Jawab
X
2
Status dan tanggung jawab merupakan dambaan setiap
penyuluh dalam bekerja untuk memenuhi sence of achievement
dalam tugas sehari-hari. 1.
Mendapatkan hak secara wajar 2.
Mendapatkan bimbingan, 3.
Mendapatkan penghargaan atas prestasi 4.
Mendapatkan hak untuk mengambil kebijakan
5. Mendapatkan kewenangan penuh pada
setiap tugas yang telah menjadi tanggung jawab
Skala Likert
Kompen- sasi yang
memadai X
3
Kompensasi merupakan alat motivasi yang baik dalam
memberikan dorongan kepada para penyuluh agar bekerja
secara baik. 1.
Insentif yang diperoleh sesuai dengan beban kerja
2. Mampu memberikan dorongan kearah
yang lebih positif dalam melayani masyarakat
3. Mendapatkan honor sesuai dengan
pekerjaan 4.
Biaya perjalanan dinas sesuai dengan jumlah hari
5. Pemberian tunjangan khusus karena
prestasi Skala Likert
Lingku- ngan
Kerja X
4
Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan
prasarana kerja yang ada di sekitar penyuluh dalam
melaksanakan pekerjaannya. 1.
Kondisi di lapangan menuntut agar bekerja lebih baik lagi
2. Fasilitas kerja yang mendukung
3. Tersedianya alat bantu pekerjaan
4. Lingkungan kerja yang cukup nyaman
5. Keamanan saat bekerja
Skala Likert
Keinginan dan
Harapan X
5
Seseorang mau bekerja keras bila ada harapan pribadi yang
hendak diwujudkan menjadi kenyataan.
1. Kesempatan untuk mendapatkan diklat
2. Pimpinan terbuka terhadap saran dari
penyuluh 3.
Memberikan kesempatan dalam setiap kebijakan
4. Bersifat terbuka dan menghargai setiap
prestasi kerja 5.
Memberikan kesempatan untuk mengambil inisiatif
Skala Likert
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel III.1
Motivasi Kerja
Y Motivasi kerja adalah suatu
dorongan yang muncul dari dalam diri untuk melakukan
suatu guna mencapai tujuan dalam rangka memenuhi
keinginannya. 1.
Mempunyai sifat agresif terhadap pekerjaan, kreatif, dan inisiatif
2. Adanya peningkatan mutu pekerjaan
3. Memenuhi jam kerja yang telah
ditentukan 4.
Setia dan jujur serta terjalin hubungan antar karyawan dan pimpinan
Skala Likert
III.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum kuesioner diberikan kepada responden yang dijadikan sampel
penelitian, maka terlebih dahulu harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 tiga puluh orang yang tidak dijadikan responden
dalam penelitian. Pada penelitian ini pengujiannya dilakukan kepada penyuluh perindustrian di Balai Riset dan Standardisasi Baristand Medan.
III.7.1. Uji Validitas
Gozali 2005, menyatakan bahwa: uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur
one shot method, di mana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali. Sugiyono 2004, menyatakan bahwa: “apabila validitas setiap pernyataan lebih besar
dari 0,30 atau 0,30 maka butir pertanyaan dianggap valid”.
III.7.2. Uji Reliabilitas
Reliabel menurut Kerlinger dalam Margono 2000, lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan 3 aspek dari suatu alat ukur, yaitu:
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
1. Kemantapan
Di dalam pengertian mantap reliabilitas mengandung makna juga bisa “diandalkan”. Suatu instrumen dikatakan mantap, apabila dalam mengukur sesuatu
dalam berulangkali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama.
2. Ketepatan
Ketepatan, menunjuk kepada instrumen yang tepatbenar dalam mengukur
dari sesuatu yang diukur. Instrumen yang tepat adalah instrumen di mana pernyataannya jelas, mudah dimengerti dan rinci. Pertanyaan yang tepat menjamin
juga interpretasi tetap sama dari responden yang lain. 3.
Homogenitas.
Homogenitas, menunjuk kepada instrumen yang mempunyai kaitan erat satu
sama lain dalam unsur-unsur dasarnya. Ghozali, 2005. Lebih lanjut menjelaskan uji reliabilitas ditentukan dengan koefisien Cronbach’s Alpha dengan mensyaratkan
suatu instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach’s Alpha di atas 0,60 atau 0,60.
III.8. Metode Analisis Data
Alat uji statistik yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis untuk
menguji variabel bebas kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi terhadap variabel
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
terikat motivasi kerja penyuluh perindustrian. Analisis regresi linier berganda dipergunakan dalam penelitian ini karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi
oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas. 1.
Uji F Uji secara Simultan Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan bersama-sama apakah ada
pengaruh dari variabel bebas kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi
terhadap variabel terikat motivasi kerja penyuluh perindustrian. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:
H
0:
b
1,
b
2,
b
3,
b
4,
b
5 =
0 artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan
dan harapan pribadi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian
H
a:
b
1,
b
2,
b
3,
b
4,
b
5 ≠
0 artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja,
serta keinginan dan harapan pribadi secara bersama-sama ber-
pengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian Nilai
F
hitung
akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
dengan kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H
0:
diterima jika F
hitung
F
tabel
dengan tingkat kepercayaan confidence level 95 atau = 0,05.
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
H
0:
ditolak H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau = 0,05.
Sugiono 2004 menyatakan bahwa: nilai F
hitung
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
R
2
k F
hitung
________________ 1-R
2
n – k – 1 Di mana : R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
2. Uji t Uji secara Parsial
Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari Variabel bebas yaitu kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang
memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi terhadap variabel terikat yaitu motivasi kerja penyuluh perindustrian.
Model hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah: H
0:
b
1 =
0 artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan pribadi secara
parsial tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian
H
0:
b
1 ≠
0 artinya kepuasan kerja, status dan tanggung jawab, kompensasi yang memadai, lingkungan kerja, serta keinginan dan harapan
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
pribadi secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja penyuluh perindustrian
Nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan nilai t
tabel
dengan kriteria pengambilan keputusan, yaitu:
H
0:
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada = 0,05. H
0:
ditolak H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada = 0,05. Sugiono 2004 menyatakan bahwa: nilai t
hitung
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
r
p √n-2
t = 1 - r
p 2
Di mana : t =
nilai t
hitung
r
p
= korelasi parsial yang ditemukan
n = jumlah sampel
III.9. Pengujian Asumsi Klasik III.9.1. Uji Normalitas
Menurut Santoso 2002, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Pada penelitian ini, untuk menganalisis apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan analisis grafik.
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Analisis Grafik, yaitu dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar
pengambilan keputusan pada analisis grafik menurut Santoso 2002. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
III.9.2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2005, multikolinearitas adalah keadaan di mana variabel- variabel independen dalam persamaan regresi mempunyai korelasi hubungan yang
erat satu sama lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi bebas independen. Model yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi satu sama lain. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisis
matriks korelasi variabel-variabel bebas, dapat juga dengan melihat pada nilai tolerance serta nilai variance inflation factor VIF. Berdasarkan matriks korelasi
antar variabel-variabel bebas menunjukkan koefisien antar variabel yang paling rendah, korelasi tertinggi. Indikasi adanya multikolinearitas jika terjadi korelasi antar
variabel bebas yang cukup tinggi, umumnya di atas 0,90 Ghozali, 2005.
III.9.3. Uji Heterokedastisitas
Salah satu asumsi dalam regresi berganda adalah uji heterokedastisitas. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Salah satu asumsi dalam regresi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola
tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual, yang disebut dengan heterokedastisitas, sedangkan adanya
gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan homokedastisitas.
Menurut Gujarati dalam Ghozali 2005, bahwa salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedasititas adalah dengan melakukan uji Glesjer
yaitu dengan meregress nilai absolut residual terhadap variabel independen. Uji Glesjer dengan menggunakan SPSS, apabila variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut UT Abs Ut, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas.
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
Raika Gustisyah : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh Perindustrian Pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Penelitian IV.1.1. Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan