Kebijakan Pemerintah Drs. H.B. Tarmizi, SU 4. Dr. Khaira Amalia, MBA

akan lebih besar dari kerugian modal capital losses sebagai akibat kenaikan tingkat bunga di masa datang. Pada umumnya alasan orang meminjam kredit adalah untuk investasi, modal kerja, maupun untuk konsumsi. Namun dari sisi perbankan, kredit yang lebih banyak diberikan adalah kredit investasi dan modal kerja. Aktivitas perekonomian, khususnya sektor usaha dapat bergerak dengan adanya kredit dari bank. Para pelaku usaha lebih mengandalkan bantuan kredit untuk invetasi maupun untuk modal kerja dibandingkan dengan modal sendiri. Oleh karena itu peranan kredit bank dalam dunia usaha sangat penting, karena sebagian besar kegiatan usaha didanai oleh kredit bank. Walaupun kegiatan usaha membutuhkan kredit, namun tinggi rendahnya permintaan kredit oleh dunia usaha tersebut terutama dipengaruhi oleh suku bunga kredit.

II.6. Kebijakan Pemerintah

Mekanisme transmisi kebijakan pemerintah melalui saluran uang secara implisit beranggapan bahwa semua dana yang dimobilisasi perbankan dari masyarakat dalam bentuk uang beredar M1, M2 dipergunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit perbankan. Menurut Warjiyo 2004 bahwa dalam kenyataannya, anggapan tersebut tidak selamanya benar. Selain dana yang tersedia, perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan CAR, jumlah kredit macet NPL, dan loan to deposit ratio LDR. Selain itu, tidak semua permintaan kredit debitur dapat dipenuhi oleh bank-bank, Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 khususnya karena kondisi keuangan debitur yang dinilai oleh bank tidak feasibel karena tingginya rasio utang terhadap modal leverage, risiko kredit macet, moral hazard , dan sebagainya. Adanya informasi yang tidak simetris assymetric information antara bank dengan debitur seperti itu dapat menyebabkan pasar kredit tidak selalu berada dalam keseimbangan. Berdasarkan pertimbangan di atas, mekanisme transmisi kebijakan pemerintah melalui saluran kredit didasarkan pada asumsi bahwa tidak semua simpanan masyarakat dalam bentuk uang beredar M1, M2 oleh perbankan selalu disalurkan sebagai kredit kepada dunia usaha. Dengan kata lain, fungsi intermediasi perbankan tidak selalu berjalan normal, dalam arti bahwa kenaikan simpanan masyarakat tidak selalu diikuti dengan kenaikan secara proporsional pada kredit yang disalurkan oleh perbankan. Oleh karena itu, yang lebih berpengaruh terhadap ekonomi riil adalah kredit perbankan dan bukanlah simpanan masyarakat yang tercermin dalam jumlah uang beredar. Dalam konteks interaksi antara bank sentral dengan perbankan dan para pelaku ekonomi dalam tahapan proses perputaran uang dalam ekonomi, mekanisme transmisi moneter melalui saluran kredit dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada tahap pertama, interaksi antara bank sentral dengan perbankan terjadi di pasar uang rupiah. Interaksi ini terjadi karena di satu sisi bank sentral melakukan operasi moneter untuk pencapaian sasaran operasionalnya, baik berupa uang primer ataupun suku bunga jangka pendek, sementara di sisi lain bank-bank melakukan transaksi di pasar uang untuk pengelolaan likuiditasnya. Interaksi ini akan mempengaruhi tidak saja perkembangan suku bunga jangka pendek di pasar uang, tetapi juga besarnya dana yang akan dialokasikan bank-bank dalam bentuk instrumen likuiditas maupun untuk penyaluran kreditnya. Rigiditas suku bunga pinjaman yang terkait dengan suku bunga pasar seringkali dianggap sebagai penghambat kelancaran transmisi aliran kebijakan Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 pemerintah dan pergerakan sektor riil yang diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Walaupun sejak bulan Januari 2003 sampai dengan bulan Juni 2003, Bank Indonesia secara bertahap telah menurunkan suku bunga SBI hingga sebesar 280 basis poin. Namun demikian, suku bunga kredit dalam periode yang sama hanya turun 64 basis poin. Menurut Hadad, dkk 2003 kondisi ini menunjukkan bahwa penurunan suku bunga SBI dan tingkat suku bunga dana cost of fund tidak diikuti dengan suku bunga kredit sehingga proses intermediasi tidak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu survei perkembangan suku bunga Hadad, dkk, 2003 menunjukkan bahwa rigiditas dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal bank. Penyebab dari faktor internal bank antara lain adalah struktur aktiva produktif bank yang sebagian return-nya sangat terpengaruh oleh penurunan suku bunga SBI, sehingga bank perlu menahan penurunan suku bunga kreditnya untuk mempertahankan profit margin -nya, dana bank masih menyimpan dana lama yang cost of fund-nya tinggi. Sementara, bank juga diperkirakan belum sepenuhnya dapat menerapkan risk management yang optimal sehingga bank kurang mampu menetapkan pricing yang akurat untuk masing-masing debiturnya. Sedangkan faktor yang cukup berpengaruh dari sisi eksternal adalah banyaknya nasabah yang masih menunggu penurunan suku bunga lebih lanjut sebelum memutuskan mengajukan pinjaman kepada bank, dan masih banyaknya proyek debiturcalon debitur yang tidak bankable. Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 Kegiatan bank diasumsikan bersifat tradisional tidak memperhitungkan utang bank lainnya, transaksi off balance sheet dan fee-earning business, atau dapat disimpulkan bahwa bank hanya mengambil deposito dan menempatkan dana dalam bentuk kredit. Dengan berasumsi bahwa peningkatan deposito akan digunakan untuk meningkatkan kredit, giro wajib minimum dan aktiva lainnya yang tidak memberikan bunga maka dalam format matematis, tambahan aktiva dapat dinyatakan sebagai berikut Cole 1991 dan Santoso, 2000: t -t 1 = d -d 1 =r -r 1 + l -l 1 +p -p 1 , di mana t = total aktiva l = kredit d = depositosimpanan p = aktiva yang tidak menghasilkan bunga r = giro wajib minimum Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan yang beralamat di Jl. Jendral Ahmad Yani No. 72 Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2008 sampai dengan Oktober 2008. III.2. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang didukung survei. Menurut Singarimbun dan Effendi 1985 bahwa: studi kasus adalah pengumpulan informasi pada suatu kasus atau keadaan tertentu. Selanjutnya pengertian survei menurut Singarimbun dan Effendi 1985 adalah pengumpulan informasi dengan melakukan penelitian secara langsung kepada sampel yang mewakili populasi. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir 2005 bahwa: metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan Arikunto 2006 menyatakan bahwa: penelitian kuantitatif memiliki kejelasan unsur yang rinci sejak awal, langkah penelitian yang Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 sistematis, menggunakan sampel yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki hipotesis jika perlu, memiliki desain jelas dengan langkah- langkah penelitian dan hasil yang diharapkan, memerlukan pengumpulan data yang dapat mewakili serta ada analisis data yang dilakukan setelah semua data terkumpul. Sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatori menguraikan atau menjelaskan. Menurut Singarimbun dan Effendi 1985 bahwa penelitian penjelasan menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. III.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh debitur PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan yang berjumlah 350 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi, peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: Sevilla dkk, 1993 2 e N 1 N n + = di mana : N = Jumlah Populasi n = Jumlah Sampel e = Tingkat Kesalahan Populasi N sebanyak 350 orang debitur PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan dengan asumsi taraf kesalahan e sebesar 5, maka jumlah sampel n adalah: Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 187 186,66 0,05 350 1 350 n 2 ≈ = + = orang Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 187 orang debitur PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Teknik yang digunakan dalam menentukan pengambilan sebanyak 187 orang sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling karena populasi sampel sudah tertentu yaitu debitur-debitur yang klasifikasinya dari segmen kecil ritel. Sampel dalam penelitian ini adalah badan usaha, yaitu bentuk Perseroan Terbatas PT, Perseroan Komanditer CV, Usaha Dagang UD dan usaha pribadi. Responden untuk sampel Perseroan Terbatas PT, Perseroan Komanditer CV adalah direktur perusahaan sebagai penanggung jawab operasional, sedangkan untuk sampel Usaha Dagang UD dan pribadi, sampel adalah pemilik usaha. III.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Interview yang dilakukan kepada Pemimpin Sentra Kredit Kecil dan debitur PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. b. Daftar Pertanyaan Questionaire yang diberikan kepada respondensampel yang dalam hal ini adalah debitur PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. c. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh langsung dari Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. III.5. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara interview dan daftar pertanyaan Questionaire. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. III.6. Identifikasi Variabel Sugiono 2001 menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada dasarnya variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang menjadi fokus penelitian untuk diamati. Berdasarkan perumusan masalah, kerangka pemikiran dan hipotesis yang diajukan maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas independent variabel, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit kebijakan kredit X 1 , perpsepsi Standar Operasional Perkreditan X 2 dan pelayanan kredit bank X 3 pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. b. Variabel terikat dependent variable, yaitu jumlah permintaan kredit Y pada PT. Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. III.7. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen yaitu jumlah permintaan kredit dan tiga variabel independen yaitu kebijakan kredit, persepsi Standar Operasional Perkreditan dan pelayanan kredit bank. Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Menurut Indriantoro dan Supomo 2002 bahwa: skala Likert merupakan metode pengukuran sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap suatu subjek, objek atau kejadian tertentu. Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Kebijakan kredit X 1 , yaitu kebijakan bank terhadap kredit yang akan diberikan kepada calon debitur. Indikator kebijakan kredit adalah suku bunga kredit, plafond kredit, ketentuan jaminan, lama waktu kredit dan kebijakan perkreditan. Semua indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert. 2. Persepsi SOP X 2 , yaitu persepsi terhadap Standar Operasional Perkreditan yang diterapkan bank yang berkaitan dengan kebijakan yang terstruktur dan komprehensif. Indikator persepsi SOP adalah fasilitas kredit, kecepatan proses, penilaian, kesesuaian jaminan dengan kredit, biaya provisi dan administrasi, pengawasan dan pelaksanaan sanksi. Semua indikator variabel Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 ini diukur menggunakan skala Likert. 3. Pelayanan kredit bank X 3 , yaitu pelayanan yang diberikan oleh bank terhadap debitur dalam hal pemberian kredit. Indikator pelayanan kredit bank adalah pelayanan mulai dari pengajuan hingga pelunasan dan kepuasan debitur. Indikator variabel ini diukur menggunakan skala Likert. 4. Permintaan kredit Y, yaitu tingkat permintaan kredit yang diperoleh nasabah dari Bank BNI Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Indikator variabel permintaan kredit adalah besarnya realisasi kredit yang diperoleh debitur dalam rupiah yang kemudian dikonversi dalam skala Likert. Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Pengukuran Kebijakan kredit X 1 Kebijakan bank terhadap kredit yang akan diberikan kepada calon debitur - Suku bunga kredit - Plafond kredit - Ketentuan jaminan - Lama waktu kredit - Kebijakan perkreditan Skala Likert Persepsi SOP X 2 Persepsi terhadap Standar Operasional Perkreditan yang diterapkan Bank yang berkaitan dengan kebijakan yang terstruktur dan komprehensif - Fasilitas kredit - Kecepatan proses - Penilaian - Kesesuain jaminan dengan kredit - Biaya provisi dan administrasi - Pengawasan - Pelaksanaan sanksi Skala Likert Pelayanan kredit bank X 3 Pelayanan yang diberikan oleh bank terhadap debitur dalam hal pemberian kredit - Pelayanan mulai dari pengajuan hingga pelunasan - Kepuasan debitur Skala Likert Permintaan kredit Y Tingkat permintaan kredit yang diperoleh nasabah dari Bank BNI Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan Besarnya realisasi kredit yang diperoleh debitur Skala Likert Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Daftar Pertanyaan III.8.1. Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Kuncoro 2003 menyatakan bahwa: “Uji Validitas itu dibedakan atas 3 jenis, yaitu: 1 Validitas isi yaitu untuk memastikan bahwa ukuran sejumlah item yang representatif dalam menyusun sebuah konsep, 2 Validitas yang berkaitan dengan kriteria yaitu Validitas yang berkaitan dengan kriteria terjadi ketika sebuah ukuran membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan, 3 Validitas konstruk yaitu validitas yang membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori di mana pengujian dirancang”. Butir-butir pertanyaan dicobakan pada 30 orang responden di luar dari pada responden yang dijadikan sampel penelitian. Menurut Umar 2000 bahwa “sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini distribusi skor nilai akan lebih mendekati kurva normal”. Menurut Kuncoro 2003 bahwa: untuk menentukan validitas digunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 15.0. “Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritis maka penyataan tersebut valid”. Jadi kalau data tidak valid berarti instrument harus segera direvisi, mau menambah item pertanyaan atau malah mengurangi, dilihat sesuai dengan keaadaan data. Berdasarkan pengujian validitas instrumen dengan software Statistical Package for Social Science versi 15.0 nilai validitas terdapat pada kolom Corrected Item-Total Corelation. Menurut Ghozali 2005, uji signifikansi untuk melihat valid tidaknya data dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom df = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r table, maka instrumen quesioner dinyatakan valid. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 30 orang, dengan demikian besarnya df adalah 30 – 2 = 28, pada tingkat signifikansi 0.05 diperoleh nilai r tabel = 0,239. Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel III.2, pada kolom Corrected Item-Total Correlation terlihat semua indikator variabel menunjukkan nilai r hitung 0,239 dan semua r hitung adalah positif, maka dapat disimpulkan semua indikator adalah valid. Tabel III.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Daftar Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item Deleted X11 64,4333 47,495 ,514 ,904 X12 64,9000 45,541 ,722 ,894 X13 64,6333 49,964 ,489 ,902 X14 64,5667 50,668 ,469 ,902 X15 64,4000 51,352 ,371 ,905 X16 64,5667 49,909 ,615 ,898 X21 64,3667 50,102 ,480 ,902 X22 64,4000 49,972 ,571 ,899 X23 64,4000 49,283 ,653 ,897 X24 64,3000 49,183 ,682 ,896 X25 64,5667 49,564 ,658 ,897 X26 64,9333 51,030 ,385 ,905 X27 64,2333 50,875 ,745 ,898 X28 64,4333 50,116 ,594 ,899 X31 64,4000 51,076 ,567 ,900 X32 64,4000 49,903 ,646 ,898 X33 64,1333 48,740 ,605 ,898 X34 64,4667 50,395 ,607 ,899 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data Diolah III.8.2. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kestabilan dan konsistensi skala pengukuran. “Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Berapa kalipun diambil, datanya tetap sama”, Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 Arikunto, 1997. Pengujian reliabilitas dengan internal konsistensi dengan cara mencoba instrumen sekali saja dan dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach. Sekaran 2000 menyatakan bahwa “reliabilities less than 0.60 are considered to be poor, those in the 0.7 range, acceptable and those over 0.80 good”. Dalam analisis data menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 15.0. Hasil analisis pada Tabel III.2. pada kolom Cronbach’s Alpha if Item Deleted, semua nilai diatas 0,80, dengan demikian apabila dilihat dari tingkat reliabilitas instrumen, maka instrumen penelitian dikatakan reliabel baik. III.9. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda multiple regression analysis. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen yang meliputi kebijakan kredit X 1 , perpsepsi Standar Operasional Perkreditan X 2 dan pelayanan kredit bank X 3 terhadap permintaan kredit Y. Pengolahan data menggunakan software SPSS Statistical Package for Social Science versi 15.0. Model persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut: Y = a + B 1 X 1 + B 2 X 2 + B 3 X 3 + e di mana : Y = Permintaan Kredit a = Interceptkonstanta B 1 , B 2 , B 3 = Koefisien regresi Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 X 1 = Kebijakan kredit X 2 = Perpsepsi Standar Operasional Perkreditan X 3 = Pelayanan kredit bank e = Error of term Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau α = 5. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak simultan adalah sebagai berikut: H : B 1 , B 2, B 3 = 0; kebijakan kredit, persepsi SOP dan pelayanan kredit bank secara serempak tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. H 1 : B 1 , B 2, B 3 ≠ 0; kebijakan kredit, persepsi SOP dan pelayanan kredit bank secara serempak berpengaruh terhadap jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Untuk menguji hipotesis secara serempak digunakan statistik F F Test. Rumus yang digunakan untuk statistik F F Test adalah: Error Square Mean Regression Square Mean = F dengan ketentuan jika hasil F hitung F tabel maka H ditolak dan H 1 diterima. Sebaliknya jika hasil F hitung F tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: H : B i = 0; kebijakan kredit, persepsi SOP dan pelayanan kredit bank tidak berpengaruh secara parsial terhadap jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 H 1 : B i ≠ 0; kebijakan kredit, persepsi SOP dan pelayanan kredit bank berpengaruh secara parsial terhadap jumlah permintaan kredit pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk Sentra Kredit Kecil Medan. Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan statistik t t test. Rumus yang digunakan untuk statistik t t test adalah: b1 1 S b t = di mana : b = nilai koefisien variabel independen Sbt = Standard error dari variabel independen Jika t hitung t tabel maka H ditolak dan H 1 diterima, sebaliknya jika t hitung t tabel maka H diterima dan H 1 ditolak. III.10. Uji Asumsi Klasik III.10.1. Uji Normalitas Uji Normalitas penting dilakukan untuk mengetahui data dalam variabel terdistribusi secara normal. Salah satu cara mengecek kenormalitasan adalah dengan plot probabilitas normal. Dengan plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan pada distribusi normal. Normalitas terpenuhi apabila titik-titik data terkumpul di sekitar garis lurus dan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali 2005, bahwa: Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 “untuk melihat normalitas data bisa dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov K-S”. III.10.2. Uji Multikolonieritas Uji Multikolineritas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel independen tersebut. Menurut Sulaiman 2004 bahwa: deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor, yaitu: jika Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 5 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas sedangkan jika “Variance Inflation Factor VIF lebih besar dari 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas”. III.10.3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Standardized Delete Residual nilai tersebut. Menurut Sulaiman 2004 bahwa: “heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot”. Dasar pengambilan keputusan adalah: Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Abdul Rahim Simangunsong : Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN..., 2008 USU e-Repository © 2008 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Penelitian IV.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Polonia

9 153 127

Analisis Permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Oleh Masyarakat Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan

1 52 92

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Pada Bank Pemerintah Di Sumatera Utara

0 29 110

Analisis Pengaruh Kebijakan Perkreditan Terhadap Tingkat Permintaan Kredit Pada Bank BUMN Di Sumatera Utara (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Medan

0 36 108

Pengawasan Internal Aset Tetap Pada Sentra Kredit Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan

0 30 64

Pengaruh Pemberian Kredit Dan Pendapatan Bunga Terhadap Laba Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

2 9 1

Analisis Pemberian Kredit Dan Risiko Kredit Pengaruhnya Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Bank Negara Indonesia 46 (Persero) Tbk

4 27 144

Membangun Data Mart Di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Studi Kasus Sentra Bisnis Kartu PT. Bank Negara Indonesia Bandung)

2 9 75

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT A. Pengertian Perjanjian Kredit - Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Polonia

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Polonia

0 0 12