Jontor Situmorang : Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Dalam Menentukan Return To Scale Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Sawit Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan pabrik kelapa sawit PKS Sawit Langkat adalah minyak sawit mentah Crude Palm Oil dan inti sawit. Spesifikasi produk adalah sebagai berikut:
1. Minyak sawit CPO, terdiri dari:
- Kadar air : 0,15
- Kadar kotoran : 0,02
- Kadar Asam Lemak Bebas ALB : 2,50
- Beta Carotene : 500 ppm
2. Inti sawit, terdiri dari:
- Kadar air :
≤ 7,0 - Kadar kotoran
: ≤ 6,0
- Kadar Asam Lemak Bebas ALB : norma 2,0
- Berubah warna : norma 30
- Lemak dalam inti : 40 - 45
Uraian Proses Produksi
Pabrik kelapa sawit PKS dioperasikan dalam suatu rantaian proses yang kontinu, dimana hasil proses instalasi sebelumnya dilanjutkan oleh instalasi berikutnya tanpa dapat merubah mutu, tetapi hanya melanjutkannya. Kesalahan
pada proses dimuka tidak dapat diperbaiki pada proses selanjutnya. Jadi dibutuhkan tindakanpekerjaan yang benar untuk setiap langkah proses sehingga dapat dicapai hasil pengolahan yang optimal.
Pengolahan bahan baku tandan buah segar TBS menjadi minyak sawit dan inti sawit dilakukan dengan prinsip pemisahan, atau proses untuk mengambil
bahan yang sudah tersedia tanpa mengubah. Jadi hasil yang dicapai akan bergantung pada bagaimana mutu bahan baku TBS yang tersedia.
Jontor Situmorang : Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Dalam Menentukan Return To Scale Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Sawit Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
Penimbangan Proses produksi TBS secara singkat dapat dilihat pada Blok diagram 2.2.
pengolahan kelapa sawit.
Gambar 2.2. Blok Diagram Pengolahan Kelapa Sawit
Penyortiran Perebusan
Penebahan
Pengadukan
Pemurnian Minyak
Pengolahan Biji
Pengeringan
Kernel Storage Storage Tank
Pengepresan
Jontor Situmorang : Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Dalam Menentukan Return To Scale Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Sawit Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
2.4.3.1.Stasiun Penerimaan Buah A. Penimbangan
Penimbangan berfungsi untuk mengukur Tandan Buah Segar TBS yang masuk ke PKS. Data berat TBS ini selanjutnya digunakan oleh bagian-bagian
yang memerlukannya, antara lain: −
Bagian tanaman untuk mengetahui produktivitas. −
Buruh panen untuk menentukan pendapatanupah dan premi. −
Pengangkutan untuk menentukan biaya angkut. −
Pengolahan untuk mengetahui rendemen.
B. Penyortiran Buah
Untuk mengetahui kualitas TBS yang masuk ke PKS dilakukan penyortiran buah. Penyortiran dilakukan ketika TBS dibongkar di loading ramp yang diawasi
oleh 2 orang untuk tiap kendaraan angkut. Metode penyortiran yang dilakukan adalah secara visual. Dalam hal ini penglihatan yang teliti sangat diperlukan
terhadap TBS yang masukditerima. Ada beberapa kriteria yang diberikan untuk menentukan TBS dapat diolah atau dikembalikan kekebun. Standart mutu bahan
baku TBS yang akan diolah dapat dinyatakan dalam beberapa fraksi dan dilihat pada Tabel 2.1.
Persentase buah yang membrondol dari tandan buah secara teoritis haruslah diperhatikan, sehingga dapat ditentukan Indeks Pengutipan Brondolan
IPB. Persentase dari standar mutu merupakan jumlah brondolan yang lepas per
Jontor Situmorang : Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Dalam Menentukan Return To Scale Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Sawit Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
tandan buah. Contohnya derajat kematangan buah yang diterima dipabrik adalah fraksi II dengan berat TBS 5 kg sehingga jumlah brondolan yang lepas dari TBS
Tabel 2.1. Standar Mutu TBS Tandan Buah Segar
Fraksi Jumlah berondolan yang lepas
Derajat kematangan
00 Belum ada berondolan yang lepas
dengan persentase 0 Sangat mentah
1-4 berondolantandan dengan persentase 12,5
Mentah I
5 berondolantandan dengan persentase 25
Kurang matang II
5-10 berondolantandan dengan persentase 25
Matang III
50 buah yang membrondoltandan Matang
IV 75 buah yang membrondoltandan
Lewat matang
adalah 25 dari 5 kg seberat 1,25 kg. Apabila dalam sortasi ditemukan TBS dengan Fraksi 00 dan Fraksi 0 maka pihak pabrik akan mengembalikan TBS
tersebut ke afdeling untuk perbaikan dimasa panen berikutnya. Atau dikembalikan kepada pembeli apabila terdapat TBS dengan fraksi tersebut. Pengambilan buah
mentah merupakan kerugian yang sangat besar untuk pengolahan pabrik nantinya. Terambilnya buah mentah akan mengakibatkan kerugian sebagai berikut:
− Rendemen minyak dan inti rendahjelek. Yang dimaksud dengan rendemen
minyak adalah kandungan minyak yang di hasilkan dari pengolahan TBS. Pihak perusahaan menetapkan rendemen minyak dari neraca bahan adalah
23 sehingga apabila perusahaan mengolah 1000 kg TBS maka minyak yang didapatkan 230 kg.
− Akan menimbulkan gangguan pertumbuhan bagi tanaman, sebab buah
dipetik sebelum waktunya.
Jontor Situmorang : Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Dalam Menentukan Return To Scale Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Sawit Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
− Dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan pabrik, terutama pada
penebah threser −
Kerugian waktu proses pada stasiun rebusan sterilizing station. Pada kenyataannya, pihak perusahaan dalam hal penyortiran buah dilakukan
dengan visual dan dilakukan secara acak yang dilakukan oleh mandor penyortiran sehingga kemungkinan untuk buah yang mentah dan terlalu matang dapat terikut
pada proses selanjutnya.
C. Penimbunan dan Pemindahan Buah Loading Ramp
Loading Ramp terdiri dari 25 sekat yang masing-masing berlantai miring dan dilengkapi dengan pintu hidrolik. Loading Ramp yang merupakan tempat
penimbunan sementara dan tempat pemindahan TBS kedalam lori rebusan. TBS dituang pada tiap-tiap sekat dan diatur dari pintu kepintu lainnya diisi sesuai
kapasitas. Kapasitas loadng ramp adalah 375 ton TBS, dimana masing-masing sekat dapat memuat rata-rata sebanyak 15 ton TBS.
Loading Ramp dilengkapi dengan pintu hidrolik yang bergerak vertical, yang berfungsi untuk memuat TBS kedalam lori yang berkapasitas 2,5 ton TBS
setiap satu lori. Pengisian tidak boleh terlalu penuh, karena dapat mengakibatkan tandan buah dan berondolan dapat jatuh kebawah. Hal tersebut dapat
mengakibatkan kerugian produksi menambah kerugian minyak dan menaikkan ALB dan bertambahnya jam kerja pabrik.
Jontor Situmorang : Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Dalam Menentukan Return To Scale Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Sawit Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
2.4.3.2. Stasiun Rebusan Sterilizing Station
Stasiun rebusan adalah tempat perebusan TBS dan merupakan proses pertama dari pengolahan minyak sawit. Baik buruknya mutu dan jumlah hasil olah
suatu pabrik kelapa sawit terutama ditentukan oleh keberhasilan perebusan. Oleh sebab itu merebus buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada.
2.4.3.3. Stasiun Penebah Threshing Station
Stasiun Penebah adalah stasiun pemisahan berondolan dengan tandan kosong.
2.4.3.4. Stasiun Pressan Pressing station
Stasiun pressan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengempa. Baik buruknya pengoperasian
peralatan ini mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak.
2.4.3.5. Stasiun Pemurnian Minyak Oil Clarification Station
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun awal untuk pengolahan minyak. Minyak kasar crude oil hasil stasiun pressan dikirim ke stasiun ini untuk
diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak yang sesuai dengan produksi. Proses pemurnian minyak dilakukan dengan cara memisahkan minyak, air dan
kotoran dengan cara pengendapan, sentripusi dan penguapan.
Jontor Situmorang : Analisis Produktivitas Dengan Menggunakan Fungsi Produksi Cobb-Douglas Dalam Menentukan Return To Scale Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Sawit Langkat, 2007.
USU Repository © 2009
2.4.3.5. Stasiun Pengolahan Biji Kernel Plant
Stasiun pengolahan biji adalah stasiun untuk memperoleh inti sawit. Pada stasiun ini dilakukan pengolahan biji nut menjadi inti kernel sesuai dengan
kualitas yang ditentukan.
2.4.4. Mesin dan Peralatan 1. Mesin Produksi