Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional Prinsip Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional

Sosial yang bersifat wajib mandatory berdasarkan Undang – Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam system asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyrakat yang layak.JKN diluncurkan Pemerintah Republik Indonesia sejak 1 Januari 2014, Kementerian Kesehatan melakukan berbagai upaya untuk memperkuat pelayanan kesehatan.Berbagai peraturan dan panduan tentang pelayanan kesehatan dan standar tarif dasar bagi pemberi dan pengelola pelayanan kesehatan Yankes telah dikeluarkan. Permenkes No. 28 tentang pedoman pelaksanaan Program JKN

2.1.2 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional

Manfaat JKN terdiri atas dua jenis yaitu secara medis dan maupun non medis.Manfaat medis berupa pelayaanan kesehatan yang komprehensif, yakni pelayanan yang diberikan bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.Seluruh pelayanan tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi peserta.Manfaat non-medis meliputi akomodasi dan ambulan.Manfaat akomodasi untuk layanan rawat inap sesuai hak kelas perawatan peserta.Manfaat ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan antar fasilitas kesehatan, dengan kondisi tertentu sesuai rekomendasi dokter.Promotif dan preventif yang diberikan bagi upaya kesehatan perorangan personal care.JKN menjangkau semua penduduk, artinya seluruh penduduk, termasuk warga asing harus membayar iuran dengan prosentase atau nominal tertentu, kecuali bagi masyarakat miskin dan tidak mampu, iurannya dibayar oleh pemerintah.Peserta yang terakhir ini disebut Universitas Sumatera Utara sebagai penerima bantuan iuran.Harapannya semua penduduk Indonesia sudah menjadi peserta JKN pada tahun 2019.

2.1.3 Prinsip Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional

Dalam pelaksanaan program JKN, BPJS Kesehatan mengacu pada prinsip- prinsip sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN, yaitu: 1. Kegotongroyongan, dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaannya bersifat wajib untuk seluruh penduduk. 2. Nirlaba, BPJS Kesehatan adalah dana amanah yang dikumpulkan dari masyarakat secara nirlaba bukan untuk mencari laba for profit oriented. Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. 3. Keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas, Prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya. 4. Portabilitas, prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Kepesertaan bersifat wajib, kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan Universitas Sumatera Utara kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah, serta kelayakan penyelenggaraan program. 6. Dana Amanah, dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta. 7. Hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial, dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. 2.1.4 Peserta Jaminan Kesehatan Nasional JKN 1. Berdasarkan Permenkes No. 28 mengenai Pedoman Pelaksanaan Program JKNyang dikategorikan peserta adalah : a. Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 enam bulandi Indonesia, yang telah membayar iuran. b. Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional JKN terdiri atas 2 kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI jaminan kesehatan dan Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran PBI jaminan kesehatan. c. Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. d. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran PBI Jaminan kesehatan adalah Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, serta bukan Pekerja dan anggota keluarganya. 2. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional JKN diberikan nomor identitas tunggal oleh BPJS Kesehatan. Bagi peserta: Askes sosial dari PT. Askes Persero, jaminan pemeliharaan kesehatan JPK dari PT. Persero Jamsostek, program Universitas Sumatera Utara Jamkesmas dan TNIPOLRI yang belum mendapatkan nomor identitas tunggal peserta dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan, tetap dapat mengakses pelayanan dengan menggunakan identitas yang sudah ada. 3. Anak pertama sampai dengan anak ketiga dari peserta pekerja penerima upah sejak lahir secara otomatis dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan BPJS Kesehatan. 4. Bayi baru lahir dari : a. peserta pekerja bukan penerima upah b. peserta bukan pekerja c. peserta pekerja penerima upah untuk anak keempat dan seterusnya, harus didaftarkan selambat-lambatnya 3 x 24 jam hari kerja sejak yang bersangkutan dirawat atau sebelum pasien pulang bila pasien dirawat kurang dari 3 hari. Jika sampai waktu yang telah ditentukan pasien tidak dapat menunjukkan nomor identitas peserta JKN maka pasien dinyatakan sebagai pasien umum. 5. Menteri Sosial berwenang menetapkan data kepesertaan Penerima Bantuan Iuran PBI.Selama seseorang ditetapkan sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran PBI, maka yang bersangkutan berhak mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional JKN. 6. Sampai ada pengaturan lebih lanjut oleh Pemerintah tentang jaminan kesehatan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS maka gelandangan, pengemis, orang terlantar dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemerintah Universitas Sumatera Utara daerah. Demikian juga untuk penghuni panti-panti sosial serta penghuni rutanlapas yang miskin dan tidak mampu.

2.1.5 Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas KesehatanPeserta Jaminan Kesehatan Nsional JKN

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Petugas Rawat Inap Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 93 99

Pengaruh Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Rawat Inap Terhadap Minat Memanfaatkan Kembali Di Badan Rumah Sakit Umum Deli Serdang Tahun 2003

1 29 88

Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap respon Purna Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

0 27 79

Pengaruh Pelayanan Makanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

11 102 140

Pengaruh Citra Pelayanan Rawat Inap Terhadap Need Masyarakat Di Puskesmas Gelugur Darat Medan Tahun 2010

36 116 105

Analisis Mutu Pelayanan Rawat Inap Dan Hubungannya Dengan Kepuasan Pasien Beserta Akses Plus Dirumah

0 24 1

Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta JKN di Puskesmas Rawat Inap Batang Kuis Kabupaten Deli SerdangTahun 2015

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) - Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta JKN di Puskesmas Rawat Inap Batang Kuis Kabupaten Deli SerdangTahun 2015

0 0 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta JKN di Puskesmas Rawat Inap Batang Kuis Kabupaten Deli SerdangTahun 2015

0 0 10

Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta JKN di Puskesmas Rawat Inap Batang Kuis Kabupaten Deli SerdangTahun 2015

0 1 15