97
berpengaruh secara signifikan terhadap tax planning karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel loopholes lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 5: Pengaruh tarif pajak terhadap tax planning
Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.20, variabel tarif pajak mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini berarti
menerima H
a5
sehingga dapat dikatakan bahwa tarif pajak berpengaruh secara signifikan terhadap tax planning karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel tarif pajak lebih kecil dari 0,05.
c. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.21, jika
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H
a
diterima dan menolak H
0,
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan menolak H
a.
Tabel 4.20. Uji F atau ANOVA untuk Tax Planning
ANOVA
b
a Predictors: Constant, tp, kp, ap, loop, uup b Dependent Variable: tpl
Sumber: Data primer yang diolah Model
Sum of Squares
Df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 457.862
5 91.572 35.916 .000a
Residual 175.925
69 2.550
Total 633.787
74
98
Hasil Uji Hipotesis 6: Pengaruh kebijakan perpajakan, undang- undang perpajakan, administrasi perpajakan, loopholes, dan
tarif pajak terhadap tax planning.
Hasil uji hipotesis 6 dapat dilihat pada tabel 4.21 nilai F diperoleh sebesar 35,916 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H
a6
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kebijakan perpajakan, undang-undang perpajakan,
administrasi perpajakan, loopholes, dan tarif berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap tax planning.
C. Pembahasan
1. Pengaruh kebijakan perpajakan terhadap tax planning Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel kebijakan perpajakan 0,300 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan perpajakan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap tax planning. Hal ini di karenakan bahwa sistem pembayaran pajak yang berlaku di Indonesia dilandasi oleh sistem self assessment
system dimana wajib pajak boleh menghitung, memperhitungkan dan
membayar sendiri besarnya pajak yang harus di setorkan. Sistem self assessment
dapat terlaksana dengan baik apabila wajib pajak memahami peraturan perpajakan dan mengikuti aturan yang berlaku sesuai dengan
undang-undang perpajakan. Hasil suatu tax planning bisa dikatakan baik atau tidak tergantung dengan apa yang kita lakukan apabila Sistem self