Ujang Eri Jaenudin, 2014 Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
Ukuran  valid  menunjukan  bahwa  suatu  instrumen  pengumpul  data  yang dirancang dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur pada penelitian.
Sebuah  instrumen  dikatakan  valid  jika  mampu  mengukur  dan  mengungkap  data dari variabel yang teliti secara tepat.
Menurut  Arifin  2012  :  245  “validitas  adalah  suatu  derajat  ketepatan instrumen  alat  ukur,  maksudnya  apakah  instrumen  yang  digunakan  betul-betul
tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.” Suatu instrumen dikatan valid jika mempunyai  validitas  yang  tinggi,  sebaliknya  jika  instrumen  yang  kurang  atau
tidak valid akan memiliki validitas yang rendah. Uji  validitas  dilakukan  dengan  mengkorelasikan  hasil  uji  coba  instrumen
dengan  hasil  belajar  siswa  pada  mata  pelajaran  Bahasa  Inggris  kemudian  diuji signifikasi  korelasinya.  Tinggi  rendahnya  pada  validitas  instrumen  menunjukkan
sejauh  mana data  yang  terkumpul tidak  menyimpang dari tujuan penelitian  yang dilakukan.  Untuk  mengetahui  validitas  instrumen  yang  digunakan  dalam
penelitian  ini  maka  penulis  menggunakan  teknik Pearson’s  Product  Moment
dengan rumus sebagai berikut: N∑XY – ∑X ∑Y
r
xy
= √{N∑X
2
– ∑X
2
} {N∑Y
2
– ∑Y
2
} Keterangan:
r
xy
: Koefisien korelasi yang di cari variabel X dan variabel Y. N
: Jumlah peserta test atau responden. ∑XY  : Jumlah hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
∑X : Jumlah skor X
∑Y : Jumlah skor Y
∑X
2
: Kuadrat jumlah skor X
Ujang Eri Jaenudin, 2014 Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
∑Y
2
: Kuadrat jumlah skor Y Arikunto, 2006 : 170
Penafsiran  terhadap  koefisien  korelasi  menurut  Arifin  2009  :  257  dapat digunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Acuan Validitas Soal
Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan
0.81 – 1.00
Sangat tinggi 0.61
– 0.80 Tinggi
0.41 - 0.60 Cukup
0.21 – 0.40
Rendah 00.00
– 0.20 Sangat rendah
Setelah  uji  validitas,  kemudian  diuji  tingkat  signifikannya  dengan menggunakan rumus uji signifikansi korelasi pearson product moment yaitu :
t =
Dimana : t
= Nilai t hitung r
= Koefisien korelasi n
= Jumlah banyak subjek Sugiyono, 2010 : 257
Nilai  t
hitung
dibandingkan  dengan  nilai  t
tabel
pada  taraf  nyata  0,05  dengan derajat  kebebasan  dk  =  n-2.  Apabila  t
hitung
t
tabel
,  maka  korelasi  tersebut dinyatakan signifikan atau berarti.
2. Uji Reliabilitas
Ujang Eri Jaenudin, 2014 Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas  merupakan  tingkat  konsistensi  atau  keajegan  dari  suatu  alat ukur instrument  yang digunakan pada penelitian. Reliabilitas  menunjuk kepada
suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel untuk dapat  digunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitian. Arifin 2012 : 248 mengemukakan :
Reliabilitas  adalah  derajat  konsistensi  instrumen  yang  bersangkutan. Reliabilitas  berkenaan  dengan  pertanyaan,  apakah  suatu  instrumen  dapat
dipercaya  sesuai  dengan  kriteria  yang  telah  ditetapkan.  Suatu  instrumen dapat  dikatakan  reliabel  jika  selalu  memberikan  hasil  yang  sama  jika
diujikan  pada  kelompok  yang  sama  pada  waktu  atau  kesempatan  yang berbeda.
Penelitian  ini  menggunakan  uji  reliabilitas  koefisien  konsistensi  internal atau  metode  belah  dua  split-half  method  yaitu  mengkorelasikan  dua  buah  hasil
tes  dari  kelompok  yang  sama,  dengan  membagi  skor  butir  soal  bernomor  genap dan skor soal bernomor ganjil. Untuk menentukan koefisien korelasi ganjil-genap
pada penelitian ini maka penulis menggunakan teknik Pearson’s Product Moment
dengan rumus sebagai berikut: N∑XY – ∑X ∑Y
r
xy
= √{N∑X
2
– ∑X
2
} {N∑Y
2
– ∑Y
2
} Keterangan:
r
xy
: Koefisien korelasi yang di cari variabel X dan variabel Y. N
: Jumlah peserta test atau responden. ∑XY  : Jumlah hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
∑X : Jumlah skor X
∑Y : Jumlah skor Y
∑X
2
: Kuadrat jumlah skor X ∑Y
2
: Kuadrat jumlah skor Y Arikunto, 2006 : 170
Ujang Eri Jaenudin, 2014 Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Untuk  memperoleh  atau  mengetahui  koefisien  korelasi  keseluruhan  dari tes  tersebut  maka  dilakukan  dengan  menggunakan  rumus  Spearman  Brown
sebagai berikut :
Keterangan : n =  panjang tes yang selalu sama dengan 2 karena seluruh tes = 2 x
Zainal Arifin, 2012 : 249 3.
Daya Beda Daya  beda  merupakan  suatu  ukuran  yang  menunjukan  tingkat  perbedaan
dari  suatu  instrumen  yang  digunakan  dalam  penelitian.  Menurut  Arifin  2009  : 273 :
Perhitungan  daya  pembeda  adalah  pengukuran  sejauh  mana  suatu  butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi
dengan  peserta  didik  yang  belumkurang  menguasai  kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.
Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi
dengan  peserta  didik  yang  kurang  menguasai  kompetensi  tersebut.  Untuk menghitung  daya  pembeda  setiap  butir  soal  dapat  dilakukan  pada  aplikasi
pengolah  angka  Microsoft  Office  Excel  2010,  atau  dengan  menggunakan  rumus sebagai berikut :
DP Keterangan:
DP : Daya pembeda
WL : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH   : Jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas
Ujang Eri Jaenudin, 2014 Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
N : 27 x Jumlah peserta didik
Zaenal Arifin, 2009 : 273 Untuk  menginterpretasikan  koefisien  daya  pembeda  tersebut  dapat
digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel dalam Arifin, 2009 : 274 yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Daya Pembeda
Index of discrimniation Item evaluation
0.40 and up Very good items
0.30 – 0.39
Reasonably good, but possibly subject to improvement
0.20 – 0.29
Marginal items, usually needing and being subject to improvement
Below – 0.19
Poor items, to be rejected or improved by revision
Zaenal Arifin, 2009 : 274 Dengan penjelasan :
a. Apabila  kriteria  koefisien  daya  pembeda  dengan  indeks
deskriminasi 0, 40 ke atas, maka dikategorikan sangat baik. b.
Apabila  kriteria  koefisien  daya  pembeda  dengan  indeks deskriminasi  0,  30  -  0,  39,  maka  dikategorikan  cukup  baik,  tapi
lebih baik lagi diadakan perbaikan. c.
Apabila  kriteria  koefisien  daya  pembeda  dengan  indeks deskriminasi  0,  20
–  0,  29,  maka  dikategorikan  cukup,  namun biasanya diperlukan atau harus diadakan perbaikan.
Ujang Eri Jaenudin, 2014 Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
d. Apabila  kriteria  koefisien  daya  pembeda  dengan  indeks
deskriminasi  di  bawah –  0,  19,  maka  dikategorikan  buruk,  harus
ditolak atau dengan melakukan perbaikan dengan merevisinya. 4.
Tingkat Kesukaran Soal Tingkat  kesukaran  soal  merupakan  pengukuran  seberapa  besar  tingkat
kesulitan  atau  kesukaran  dari  suatu  soal.  Pencarian  tingkat  kesukaran  soal dimaksudkan  untuk  mengukur  seberapa  derajat  kesukaran  suatu  soal  pada
instrumen  penelitian.  Arifin  2009  : 266  mengemukakan  “jika  suatu  soal
memiliki tingkat kesukaran seimbang proporsional, maka dapat dikatakan bahwa soal
tersebut baik.” Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan  tidak pula terlalu mudah.
Hal  ini  sependapat  dengan  Arikunto  2006  :  207  mengataka n  “soal  yang  baik
adalah  soal  yang  tidak  terlalu  mudah  atau  tidak  terlalu  su kar.” Soal yang terlalu
mudah  tidak  dapat  merangsang  siswa  untuk  menguatkan  usaha  dalam menjawabnya.  Sebaliknya,  soal  yang  terlalu  sukar  akan  menyebabkan  siswa
menjadi kesulitan, putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk menjawab dan mencoba  kembali  karena  soal  tersebut  berada  di  luar  jangkauan  kemampuan.
Pengolahan  data  dilakukan  pada  aplikasi  pengolah  angka  Microsoft  Office Excel 2010, atau dengan menggunakan rumus :
TK = × 100
Keterangan: WL
: Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH   : Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas
nL : Jumlah kelompok bawah
nH : Jumlah kelompok atas
Zaenal Arifin, 2009 : 266 Namun sebelum menggunakan rumus di atas, Arifin 2009 : 266-270 ada
beberapa langkah yang harus ditempuh terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut :
Ujang Eri Jaenudin, 2014 Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
a. Menyusun  lembar  jawaban  peserta  didik  dari  skor  tertinggi  sampai
terendah. b.
Mengambil  27  lembar  jawaban  dari  atas  yang  selanjutnya  disebut kelompok  atas  higher  group,  dan  27  lembar  jawaban  bawah  yang
selanjutnya  disebut  kelompok  bawah  lower  group.  Sisa  sebanyak  46 disisihkan.
c. Membuat tabel  untuk  mengetahui  jawaban  benar  atau  salah  dari  setiap
peserta didik, baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah. Selanjutnya,  untuk    menafsirkan  tingkat  kesukaran  tersebut,  dapat
digunakan kriteria sebagai berikut : a
Jika jumlah persentase sampai dengan 27 termasuk mudah. b
Jika jumlah persentase 28-72 termasuk sedang. c
Jika jumlah persentase 73 ke atas termasuk sukar.
G. Teknik Pengumpulan Data