Laju pertumbuhan penduduk provinsi selama 1990-2010, mengalami fluktuasi. Namun terdapat beberapa provinsi yang terhitung memiliki penurunan
laju pertumbuhan penduduk diatas 1 persen yaitu Bengkulu, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Barat.
Disamping itu, terdapat pula provinsi dengan kenaikan laju pertumbuhan penduduk di atas 1 persen yaitu Jambi, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Tengah,
Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat dan Papua.
4.1.2 Perkembangan Perekonomian Indonesia
Dalam tahun 2010 upaya kita untuk keluar dari krisis ekonomi telah menunjukkan hasil-hasil yang cukup membesarkan hati, meskipun tidak
berlangsung secepat yang kita harapkan. Di sektor keuangan, program restrukturisasi perbankan telah mulai
menunjukkan hasil yang positif. Kondisi kesehatan perbankan mulai membaik sehingga telah memungkinkan bank-bank untuk meningkatkan pemberian kredit
serta penyaluran dana dalam bentuk lainnya, sehingga pelaksanaan fungsi intermediasi perbankan sedikit demi sedikit mulai pulih kembali. Di sektor fiskal,
berbagai upaya pengurangan subsidi serta pengurangan beban utang dalam dan luar negeri pemerintah telah mulai memberikan ruang gerak bagi Pemerintah dalam
memberikan stimulus kepada perekonomian. Kebijakan moneter d fiskal yang konsisten dan didukung oleh faktor
kestabilan politik, perbaikan keamanan, serta beberapa kemajuan yang dicapai dalam program restrukturisasi ekonomi telah membantu tercapainya kestabilan
ekonomi dan moneter selama tahun-tahun terakhir.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi moneter di sepanjang tahun 2010 cukup stabil dan terkendali, baik dari sisi nilai tukar rupiah, inflasi, maupun jumlah uang beredar, sehingga telah
memungkinkan terjadinya penurunan suku bunga secara signifikan. Kekhawatiran banyak kalangan akibat dari imbas krisis global yang melanda
Amerika dan negara-negara Eropa lainnya akan menyebabkan nilai tukar rupiah terpuruk telah berhasil dihindari. Didukung oleh berkurangnya ekspektasi inflasi di
kalangan masyarakat, laju inflasi menurun dari 6.96 pada akhir tahun 2010 menjadi 3.79 pada akhir tahun 2011.
Situasi moneter yang stabil telah memberikan ruang gerak bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga secara bertahap. Selama tahun 2010,
suku bunga SBI 1 bulan telah turun sebesar 0.26, yaitu dari
6.26
pada akhir tahun 2010 menjadi
6 pada akhir 2011, diikuti oleh penurunan jenis-jenis suku bunga lainnya.
Untuk meningkatkan efektivitas operasi moneter dalam rangka mendukung pencapaian tujuan Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter dalam
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, telah melakukan penyempurnaan ketentuan mengenai operasi moneter berupa Peraturan Bank Indonesia PBI
Nomor 1211PBI2010 tanggal 2 Juli 2010 mengenai Operasi Moneter. Kegiatan OPT meliputi penerbitan Sertifikat Bank Indonesia SBI, transaksi
repurchase agreement repo dan reverse repo surat berharga, transaksi pembelian
dan penjualan surat berharga secara outright, penempatan berjangka term deposit di Bank Indonesia dan jual beli valuta asing terhadap rupiah. Sedangkan koridor
suku bunga standing facility meliputi kegiatan penyediaan dana rupiah lending
Universitas Sumatera Utara
facility dari Bank Indonesia kepada Bank dan penempatan dana rupiah deposit
facility oleh bank di Bank Indonesia.
Sepanjang tahun 2011, pemerintah menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi 6,3 persen dan inflasi 5,3 persen, RAPBN 2011 juga menetapkan asumsi kurs
rupiah sebesar Rp9.300 per dolar AS, suku bunga SBI tiga bulan 6,5 persen, harga minyak 80 dolar AS per barel, dan lifting minyak 970 ribu barel per hari.
4.1.3 Perkembangan Inflasi