Mandi Tepung Tawar Bersanding Meminjam Pengantin

39 perkawinan biasanyanya di tarikan oleh penari laki-laki berjumlah genap 2 penari, 4 penari ataupun 6 penari yang memiliki alasan, jika salah satu lilin penari mati atau padam maka penari yang lainya akan memberikan api agar lilin tersebut dapat menyala lagi. Di awali dari posisi depan, sebelum memulai tarian di awali dengan penghormatan kepada pengantin dan para tamu undangan, yang kemudian di lakukan dengan gerakan silat yang bersipat refleks dan saling berlawanan saling mengisi gerakan dan ruangan yang kosong antara penari yang satu dengan penari yang lainya. Pada kebudayaan etnis Melayu di sini tari inai yang di tampilkan pada upacara perkawinan di waktu malam berinai merupakan kegiatan yang penting dalam suatu perkawinan dan pada upacara tersebut tari inai di tampilkan.Dari gerakan-gerakan tarian inai ini memiliki makna-makna religius dan kombinasi dari gerakan-gerakan silat. 3. Cecah Inai Daun pinang di bentuk seperti sapu lidi di celupkan kedalam air mawar, air mawar ialah air putih yang diisi minyak wangi dan daun pandan wangi yang sudah diiris halus kemudian semua bahan tersebut diisi kedalam satu mangkuk.

3.2.5 Mandi Tepung Tawar

Mandi tepung tawar ialah calon pengantin di mandikan oleh petinggi adat dengan harapan kedua belah pihak mempelai di jauhkan 40 dari hal-hal yang buruk, acara mandi ini juga biasa di sebut mandi tolak bale oleh masyarkat Melayu di Sungai Guntung Kecamatan Kateman.

3.2.6 Bersanding

Bersanding ialah kedua mempelai di sandingkan di pelaminan, dan pelaksanaan upacara bersanding diadakan di rumah pengantin perempun.Pasangan pengantin telah dirias kemudian duduk di atas pelaminan. Gambar 3.7 : Bersanding Dokumentasi: Andi Farhan, 2014

3.2.7 Meminjam Pengantin

Pada hari yang sudah di tentukan maka orang tua dari pihak mempelai laki-laki mengutus anak laki-laki atau anakperempuan dari pihak mempelai laki-laki meminjam pengantin ke rumah ibu bapakmempelai pengantin perempuan.Perwakilan dari belah pihak 41 mempelai pengantin laki-laki ini akan membawakan orang tua dari mempelai perempuan ini kue-kue, tilam, bantal dan satu mangkuk nasi kuning. Secara simbolis tuan rumah atau orang tua dari mempelai perempuan akan menyerahkan asam, garam, beras, lesong dan alat-alat memasak lainya dengan tujuan agar anak perempuannya mau ikut membantu kedapur ketika berada di rumah mepelai laki-laki. Setelah tiga malam atau seperti yang dijanjikan bersamapengantin di antar kerumah mempelai perempuan dan setelah itu, selesailah seluruhupacara perkawinan adat Melayu di Sungai Guntung Kecamatan Kateman ini. 3.2.8Deskripsi MusikKompang Untuk melihat fungsi kompangdalam konteks upacara perkawinan ini, akan lebih mudah mengetahui terlebih dahulubagaimana proses dan tahap-tahap upacara adat perkawinan tersebut namun sebelum melihat bagaimana pertunjukannya kompangpada pesta perkawinan tersebut di daerah ini, penulis akan menjelaskan kebiasaan pemusik kompangsebelum mulai memainkan alat musik kompang di depan rumah pengantin laki-laki. 42 Gambar 3.8 : Persiapan para pemusik kompang Dokumentasi: Andi Farhan, 2014 Sebelum memulai pengiringan pengantin laki-laki menuju kekediaman pengantin perempuan dengan musik kompang, para pemusik kompang akan mempersiapkan alat musik kompang mereka masing-masing. Sebelum dimainkan terlebih dahulu dipasangsidak, sidak adalah rotan atau kabel listrik kecil yang di pasang di bagian dalam alat musik kompang yang berfungsi sebagai alat bantuuntuk mengencangkan kulit alat musik kompang tersebut. Tujuan di pasangnya sidak ini ialah agar terdengar nyaring saat di pukul, ada juga dengan cara menjemur alat musik kompang tersebut. 43 Gambar 3.9 : Persiapan para pemusik kompang Dokumentasi: Andi Farhan, 2014

3.2.9 Pemusik Kompang