28
BAB III FUNGSIKOMPANG PADA UPACARA PERKAWINAN
MASYARAKAT MELAYU SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN
3.1 Gambaran Umum Upacara Perkawinan Masyarakat Melayu
Pada masyarakat Melayu didaerah Sungai Guntung perkawinan merupakan pembentukan keluarga baru untuk menghasilkan generasi baru. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai dengan adat yang berlaku dan disahkan oleh agama serta memenuhi persyaratan hukum negara atau pemerintahan.Biasanya
pernikahan akan dilakukan jika masing-masing calon pengantin sudah dewasa. Menurut ajaran agama islam pengertian dewasa bagi kaum perempuan ialah telah
mendapat haid menstruasi sekitar umur 12tahun, sedangkan untuk kaum laki- laki apabila suaranya telah menjadi paruh berubah suara untuk sementara waktu
dari suara kanak-kanak menjadi suara yang agak membesar artinya seorang anak laki-laki dan perempuan dapat dinikahi apabila telah dewasa menuruthukum
Islamakil baligh. www.onlinemelayu.com
Menurut Datuk Anjang Sumur informan perkawinan etnik Melayu di daerah ini di awali dengan pertunangan ikatan janji antara calon pengantin laki-
laki dan perempuan.Waktu perkawinanyaakan ditentukan oleh kedua belah pihak yakni antara pihak mempelai laki-laki dan pihak mempelai perempuan. Dalam
masa pertunangan ini secara simbolis seorang laki-laki dan perempuan berkenalan, masa perkenalan dan pertunangan ini akan segera diakhiri dengan
perkawinan.
29
3.2 Pembagian Upacara Perkawinan Pada Masyarkat Melayu
Pada bagian ini, penulis akan membahas tentang pembagian upacara perkawinan adat Melayu yang merupakan salah satu bagian penting upacara
pernikahan menurut adat budaya Melayu. Rangkaian upacara adat istiadat perkawinan masyarakat Melayu di daerah Sungai Guntung yang biasanya di
lakukanoleh sepasang mempelai pengantin sebelum, selama, dan sesudah menikah antara lain sebagai berikut:
1. Merisik 2. Jamu Sukut
3. Akat Nikah 4. Malam Berinai: Berinai, Tari Inai, dan Cecah Inani
5. Mandi Tepung Tawar 6. Bersanding
7. Meminjam Pengantin
3.2.1 Merisik
Merisik ialah upaya yang di lakukan dari pihak calon mempelai laki- laki untuk mengetahui apakah pihak mempelai perempuan yang akan di
jadikan calon istri sudah ada yang meminang. Biasanya dari mempelai laki- laki mengutus ibu-ibu untuk mengetahui informasinya tentang sang calon istri
atau pihak dari mempelai perempuan.
30
3.2.2 Jamu Sukut
Jamu sukut ialah calon mempelai laki-laki mengadakan jamuan makan yang di sediakan oleh keluarga besar calon mempelai laki-laki untuk
kaum kerabat, saudara dan tetangga. Tujuan dari acara jamuan makan tersebut ialah untuk memberitahukan kepada kerabat, saudara dan tetangga
bahwasanya calon mempelai laki-laki akan meminang calon mempelai perempuan.Jamuan makan ini diadakan dengan tujuan mengharapkan bantuan
moral dan material dari keluarga, serta kaum kerabat terdekat.Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban persoalan yang dihadapi pihak orang
tua calon mempelai.Setelah itu tuan rumah hanya memperhatikan proses kerja, menyediakan bahan dan hal-hal yang diperlukan. Sedangkan
pelaksanaan dan tanggung jawab atas lancarnya pekerjaan diserahkan kepada anak dan keluarga lainya.Setelah selesai jamu sukut, maka pihak laki-laki
juga pihak perempuan memberi kabar pada semua keluarga. Sewaktu mengundang di wajibkan membawa tepak sirih yang di bungkus dengan kain
songket.
3.2.3 Akat Nikah
Akat nikah ialah calon mempelai laki-laki di antar oleh keluarga dan kerabat kerumah calon mempelai perempuan untuk mengucapkan akat
nikah.Biasanya akat nikah dilakukan pada pagi hari.Hantaran yang dibawa pada akat nikah adalah sebagai berikut:
31
1. Uang Mahar
Mahar yang wajib biasanya hanya berupa sepasang cincin emas, seperangkat alat sholat, Al-quran dan uang tunai.Calon mempelai wanita
meminta mahar kepada calon mempelai laki-laki tanpa ada dorongan dari pihak manapun baik itu dari kerabat dan keluarga mempelai wanita. Mahar
ini juga bisa di bayar kredit atau hutang dan dibayar oleh mempelai laki- laki setelah menikah atau setelah mereka berumah tangga. Jika mempelai
laki-laki tidak membayar mahar yang dijanjikan maka akan menanggung dosa, karena tidak menepati janji yang telah di ucapkan oleh mempelai
laki-laik tersebut. 2.
Uang lawe Uang lawe uang tambahan calon mempelai perempuan berdiri di depan
rumahnya dengan dihalangi kain panjang dari pihak keluarga mempelai perempuan, mempelai laki-laki datang dan berhenti tepat di depan
halangan kain panjang yang telah di pasang oleh pihak mempelai perempuan dan kemudian perwakilan dari pihak mempelai laki-laki dan
pihak mempelai perempuan akan beradu pantun, dalam adu pantun ini dari pihak mempelai perempuan akan selalu mematahkan atau mengalahkan
pantun dari pihah laki-laki karena adu pantun ini berlangsung cukup lama pihak laki-laki pun menyerahkan uang laweuang tambahanuntuk masuk
kedalam gerbang yang telah dibuat olehpihak mempelai perempuan kepada pihak mempelai laki-laki untuk memuluskan perjalanan mempelai
32
laki-laki menuju kepelaminan dan bersanding dengan mempelai perempuan.
Gambar 3.1 : Proses Pemasangan gerbang Penyerahan uang laweUang Tambahan
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
Gambar 3.2 : Pemasangan gerbang Penyerahan uang laweUang Tambahan
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
33
Gambar 3.3 : Perjalanan menuju kediaman penganti perempuan serta diiringi dengan musik
kompang Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
Gambar 3.4 : Balas pantun di gerbang penyerahan uang laweUang Tambahan
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014 Contoh pantun yang di gunakan pada saat pengantin laki-laki berada di depan
gerbang penyerahan uang lawe Uang Tambahan: Pantun dari pihak mempelai laki-laki:
34
Anak bujang pergi tak balek Jumpe di jalan asek menyolak
Niat hati datang dengan baek Sampai di sini di hadang pulak
Pantun balasan daripihak mempelai perempuan: Ini hadang bukan sembarang hadang
Hadang di pasang pakai kaen Yang di tunggu datang bukan pecundang
Lebih baek mike balek kmi tunggu yang laen. Kemudian balasan Pantun daripihak mempelai laki-laki:
Ade pedang mengasah lubang Lubangdi asah sedalam lengan
Yang datang ini bukan pecundang Melainkan pangeran dari negri kayangan
Kemudian balasan Pantun dari pihak mempelai perempuan: Beli sepatu di rumah puan
Puan pon balek sepatu di tangan Memang banyak yang mengaku pangeran
Tengok tampang tak meyakinkan.
Setelah terjadi balas-berbalas pantun sekian lama dengan terus dimenangkan olehpihak mempelai perempuan, timbul inisiaitif dari belah
pihak mempelai laki-laki untuk menyerahkan uang laweuang tambahan
35
setelah di berikan uang laweuang tambahan kepadapihak mempelai perempuan maka pihak perempuan akan berpura-pura mengalah dan
mempersilahkan mempelai laki-laki masuk melewati gerbang yang telah di buat oleh pihak mempelai perempuan, dan mempelai laki-laki di sambut
oleh mempelai perempuan yang sudah menanti di dalam gerbang. Untuk jumlah uang lawe uang tambahan biasanya di lihat dari uang hantaran,
yaitu sebesar 2 dari uang hantaran.
Gambar 3.5 : Penyerahan uang laweUang Tambahan
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
36
Gambar 3.6 : Penganti perempuan menuggu di belakang gerbang Penyerahan uang laweUang
Tambahan Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
1. PahaTabak telur
Mangkuk yang diisi pulut yang dimasak dan di beri warna kuning kunyit dan dihiasai dengan bunga telurbunga telur adalah bunga yang di
buat dari kertasa pelastik. Batang bunga di buat dari bambo lalu kemudian batang bunga digantungkan atau ditusuk telur ayam yang sudah di rebus
sampai matang. Untuk jumlah bunga telur yang di gunakan biasanya tergantung dari pihak calon mempelai laki-laki minimal tujuh batang
bunga telur. 2.
Tepak sirih Tepak sirih biasanya berisi, pinang tiga bijik, sirih, rokok, gambir dan
kapur.
37
3.2.4 Malam Berinai, Berinai, Tari Inai Dan Cecah Inai
Upacara malam berinai diadakan sehari sebelum menikah di rumah calon masing-masingpengantin dan dihadiri oleh seluruh kerabat, saudara,
tetangga serta teman-teman terdekat dari kedua belah pihak calon pengantin, ada tiga upacara di malam berinai antar lain:
1. Berinai
Berinai ialah pemakaian inai yang sudah di haluskan dan di lengketkan kemudian di balut kejari kuku kedua belah mempelai penganti kira-kira
satu inci jari kuku. Kemudian inai ini juga di tempelkan ke telapak tangan kira-kira sebesar bola pimpong.Upacara berinai diadakan sehari sebelum
menikah di rumah masing-masing calon pengantin dan dihadiri oleh seluruh keluarga dan teman-teman terdekat dari kedua calon
pengantin.Malam berinai dilakukan satu malam saja hal ini dilakukan karena alasan untuk mempersingkat waktu dan perekonomian. Malam
berinai yang dilakukan oleh pihak mempelai laki-laki hanya tepung tawar oleh keluarga dan teman-temanya saja, sedangkan malam berinai yang
dilakukan oleh pihak mempelai perempuan ialah serangkaian acara sakral, malam berinai di awali dengan bersalaman kepada kedua orang tua
sebelum calon pengantin wanita duduk di atas pelaminan, kemudian dilanjutkan acara hiburan dan tari inai sebagai pelengkap kesakralan
malam berinai tersebut. 2.
Tari inai
38
Pada acara malam berinai, penari inai menggunakan baju kurung muslim dan kepala di tutup dengan menggunakan peci muslim berwarna hitam di
tambah hiasan kain songket pada bagian pinggang yang di bentuk segitiga atau sejajar dan di ikatkan ke pinggang, berkancing limah buah kancing
baju pada bagian leher yang melambangkan rukun Islam yang berjumlah lima rukun Islam yakni:
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu
tunggal dan Nabi Muhammad s.a.w itu rasul Allah. 2.
Menunaikan shalat lima waktu sehari. 3.
Mengeluarkan zakat. 4.
Berpuasa pada bulan Ramadan. 5.
Menunaikan haji bagi mereka yang mampu. Inai adalah tumbuhan yang hidup di dataran tinggi yang memiliki
daun yang lebat berukuran relatif kecil dan berwarna hijau. Daun inai yang telah tua ditandai dengan adanya bintik-bintik hitam yang terdapat didaun
tersebut, daun yang tua itulah yang digiling halus kemudian diisi kedalam piring kecil, dibuat seperti bukit kecil di atas piring tersebut dan diletakan
lilin yang menyala di atas tumpukan inai yang telah halus. Beras kunyit di taburkan kearah kedua mempelai yang sedang
bersanding oleh sipenari inai, dan sipenari inai langsung menarikan tarian untuk mendoakan keselamatan keduamempelai sampai keanak cucu
sambil menarikan tarian inai dengan inai yang telah disiapkan tadi.Dalam penyajian tarian inai masyarakat di daerah ini pada konteks upacara
39
perkawinan biasanyanya di tarikan oleh penari laki-laki berjumlah genap 2 penari, 4 penari ataupun 6 penari yang memiliki alasan, jika salah satu lilin
penari mati atau padam maka penari yang lainya akan memberikan api agar lilin tersebut dapat menyala lagi. Di awali dari posisi depan, sebelum
memulai tarian di awali dengan penghormatan kepada pengantin dan para tamu undangan, yang kemudian di lakukan dengan gerakan silat yang
bersipat refleks dan saling berlawanan saling mengisi gerakan dan ruangan yang kosong antara penari yang satu dengan penari yang lainya.
Pada kebudayaan etnis Melayu di sini tari inai yang di tampilkan pada upacara perkawinan di waktu malam berinai merupakan kegiatan
yang penting dalam suatu perkawinan dan pada upacara tersebut tari inai di tampilkan.Dari gerakan-gerakan tarian inai ini memiliki makna-makna
religius dan kombinasi dari gerakan-gerakan silat. 3. Cecah Inai
Daun pinang di bentuk seperti sapu lidi di celupkan kedalam air mawar, air mawar ialah air putih yang diisi minyak wangi dan daun
pandan wangi yang sudah diiris halus kemudian semua bahan tersebut diisi kedalam satu mangkuk.
3.2.5 Mandi Tepung Tawar
Mandi tepung tawar ialah calon pengantin di mandikan oleh petinggi adat dengan harapan kedua belah pihak mempelai di jauhkan
40
dari hal-hal yang buruk, acara mandi ini juga biasa di sebut mandi tolak bale oleh masyarkat Melayu di Sungai Guntung Kecamatan Kateman.
3.2.6 Bersanding
Bersanding ialah kedua mempelai di sandingkan di pelaminan, dan pelaksanaan upacara bersanding diadakan di rumah pengantin
perempun.Pasangan pengantin telah dirias kemudian duduk di atas pelaminan.
Gambar 3.7 : Bersanding
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
3.2.7 Meminjam Pengantin
Pada hari yang sudah di tentukan maka orang tua dari pihak mempelai laki-laki mengutus anak laki-laki atau anakperempuan dari
pihak mempelai laki-laki meminjam pengantin ke rumah ibu bapakmempelai pengantin perempuan.Perwakilan dari belah pihak
41
mempelai pengantin laki-laki ini akan membawakan orang tua dari mempelai perempuan ini kue-kue, tilam, bantal dan satu mangkuk nasi
kuning. Secara simbolis tuan rumah atau orang tua dari mempelai perempuan akan menyerahkan asam, garam, beras, lesong dan alat-alat
memasak lainya dengan tujuan agar anak perempuannya mau ikut membantu kedapur ketika berada di rumah mepelai laki-laki. Setelah tiga
malam atau seperti yang dijanjikan bersamapengantin di antar kerumah mempelai perempuan dan setelah itu, selesailah seluruhupacara
perkawinan adat Melayu di Sungai Guntung Kecamatan Kateman ini.
3.2.8Deskripsi MusikKompang
Untuk melihat fungsi kompangdalam konteks upacara perkawinan ini, akan lebih mudah mengetahui terlebih dahulubagaimana proses dan
tahap-tahap upacara adat perkawinan tersebut namun sebelum melihat bagaimana pertunjukannya kompangpada pesta perkawinan tersebut di
daerah ini, penulis akan menjelaskan kebiasaan pemusik kompangsebelum mulai memainkan alat musik kompang di depan rumah pengantin laki-laki.
42
Gambar 3.8 : Persiapan para pemusik kompang
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014 Sebelum memulai pengiringan pengantin laki-laki menuju kekediaman
pengantin perempuan dengan musik kompang, para pemusik kompang akan mempersiapkan alat musik kompang mereka masing-masing. Sebelum dimainkan
terlebih dahulu dipasangsidak, sidak adalah rotan atau kabel listrik kecil yang di pasang di bagian dalam alat musik kompang yang berfungsi sebagai alat
bantuuntuk mengencangkan kulit alat musik kompang tersebut. Tujuan di pasangnya sidak ini ialah agar terdengar nyaring saat di pukul, ada juga dengan
cara menjemur alat musik kompang tersebut.
43
Gambar 3.9 : Persiapan para pemusik kompang
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
3.2.9 Pemusik Kompang
Pemusik merupakan bagian terpenting dalam pertunjukan musik kompang ini, karena para pemusik kompang inilah yang akan memainkanalat
musik kompang tersebut.Pemusik kompang menjadi symbol atau tanda bagi masyarakat di sini karena apabila masyarakat di daerah Sungai
Guntungmendengar musik kompang ini di mainkan di jalanan berarti ada upacara perkawinan yang sedang berlangsung.
Dahulunya musik kompang hanya di pakai oleh etnis Melayu saja, namun seiring perkembangan zaman kini musik kompang di daerah Sungai
Guntung ini juga di pakai oleh etnis diluar etnis Melayu dalam upacara perkawinan.H.Mastar Abbas, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau LAMR
menyatakan bahwa etins Bugis bone yang ada di sini yang menggunakan musik kompang ini dalam upacara perkawinan adat etnis mereka hanya
44
sebagi penghormatan atau penghargaan mereka terhadap etnis Melayu sebagai orang pribumi maka fungsi kompang yang mereka mainkan pun
hanya sebagi hiburan. Dalam penyajian musik kompang biasanya pemusik kompang ini
berjumlah minimal 8 orang pemusik dan maksimal 30 orang pemusik kompang.sebelummulai mengiringi pengantin laki-laki menuju ke kediaman
mempelai pengantin perempuan para keluarga daripihak mempelai laki-laki akan di bantu oleh para pemusik kompang untuk mengatur barisan sebelum
memulai perjalanan menuju kekediaman mempelai perempuan.
Gambar 3.10 : Mengatur barisan pemusik kompang
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014 Dalam proses mengantar pengantin laki-laki menuju kekediaman
pengantin perempuan barisan atau susunan pengantin yang benar pada saat diiringi oleh para pemusik kompang ada tiga pembagian barisan yakni barisan
45
depan, barisan tengah, dan barisan belakang.Barisan depan di isi oleh pengantin laki-laki, pemegang payung dan pemegang bunga yang berada
tepat di belakang pengantin laki-laki dan pemegang payung.Barisan tengah di isi oleh pemusik kompang.Dan barisan belakang atau barisan akhir di isi oleh
para sanak saudara dari pihak pengantin laki-laki atau siap saja yang ikut mengantar pengantin laki laki menuju kekediaman pengantin
perempuan.Pemilihan pemusik kompang ini yang penulis dapatkan di lapangan merupakan anggota dari sanggar Dangkong di Sungai Guntung
Kecamatan Kateman. Para pemusik kompang ini selalu berlatih setiap malam jum’at mereka adalah pemusik kompang pertama kali dan satu-
satunya dari lima kecamatan yang ada di Daerah Indra girihilir Utara, Kecamatan Belengkong, Kecamatan Mandah, Kecamatan Pelangiran,
Kecamatan Pulau Burung Dan Kecamatan Kateman. Para pemusik kompang dari sanggar Dangkong ini juga sering
dijemput untuk mengantar pengantin di kecamatan-kecamatan yang ada di Indra Girihilir Utara ini.
3.2.10 Teknik PermainKompang
Untuk menghasilkan suara dari alat musik ini maka dimainkan dengan cara duduk, berdiri, atau berjalan. Kompang dapat dimainkan dengan cara
memukul atau mengetuk kulit dengan tangan atau jari. Tangan kiri digunakan untuk memegang kompang dan tangan kanan digunakan untuk memukul
kompang.Cara menghasilkan bunyi bung, pemain perlu merapatkan jari dan
46
memukul pada sisi pinggir kompang.Adapun cara untuk mendapatkan bunyi pak, jari pemain perlulah rapat sewaku memukul kompang dan pukulan
haruslah mengenai pada bagian tengah kompang.
Gambar 3.11 Posisi menghasilkan bunyi “pak”
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014 Dari pengamatan penulis cara menghasilkan bunyi “pak” pada alat
musik kompang ialah jari pemain musik kompang harus di rapatkan sewaktu memukul kompang dan pukulan haruslah mengenai pada bagian tengah kulit
kompang.
47
Gambar 3.12 Tehnik menghasilkan bunyi “pak” dengan gaya permainan kompang
sambil berjalan mengiringi pengantin laki-laki. Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
Ada tigacara posisi permainan kompang yang digunakan oleh masyarakat Melayu di daerah Sungai Guntungini, yang pertama posisi
permainan kompang dengan cara duduk, yang kedua posisi permainan kompang dengan cara berdiri dan yang ketiga posisi permainan kompang
yang di mainkandengan cara sambil berjalan. Berbeda dengan posisiatau cara menghasilkan bunyi “pak” pada alat musik kompang yang dimainakan
dengan posisi duduk. Cara yang digunakan untuk menghasilkan bunyi “pak” pada kompang yang dimainkan dengan posisi berdiri ini ialah jari pemain
musik kompang harus direnggangkan sewaktu memukul kompang dan
48
pukulan haruslah mengenai pada bagian tengah kulit kompang dan perhatikan contoh gambar di atas.
Gambar 3. 13 Posisi menghasilkan bunyi “bung” dengan gaya permainan kompang
sambil berjalan mengiringi pengantin laki-laki. Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
Untuk menghasilkan bunyi “bung” tangan kiri digunakan untuk memegangkompang dantangan kanan digunakan untuk memukul kompang.
Cara menghasilkan bunyi “bung” ini, pemain harus merapatkan jari dan memukul pada bagian sisi pinggir kompang .
49
Gambar 3.14 Posisi memegang kompang tampak dari depan.
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014 Tangan kiri menggenggam balo atau kerangka kompang bagian bawah
dengan empat jari menghadap kedepan dan ibu jari menghadap kearah belakang balo atau keranga kompang lihat ilustrasi gambar 3.14.Posisi
seperti ini adalah posisi yang digunakan oleh pemain kompang pada umumnya.
Gambar 3. 15 Posisi memegang kompang tampak dari belakang.
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
50
Tangan kiri menggenggam balo atau kerangka kompang bagian bawah dengan ibu jari menghadap kearah belakang balo atau kerangka
kompang.Posisi seperti ini adalah posisi yang digunakan oleh pemain kompang pada umumnya.
Gambar 3. 16 Posisi memegang kompang tampak dari depan untuk posisi permainan
kompang secara berdiri Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
Tangan kanan menggenggam balo atau kerangka kompang bagian atas dengan ibu jari menghadap kearah depan balo atau kerangka kompang.
Posisi seperti ini adalah posisi yang digunakan oleh pemain kompang kiri atau kidal.
51
Gambar 3. 17 Posisi memegang kompang tampak dari belakang untuk posisi permainan
kompang secara berdiri Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
Tangan kanan menggenggam balo atau kerangka kompang bagian atas dengan ibu jari menghadap kearah depan balo atau kerangka kompang
dan empat jari menghadap ke arah belakang kompang. Posisi seperti ini adalah posisi yang digunakan oleh pemain kompang kiri atau kidal.
3.2.11 Proses Pembuatan Alat Musik Kompang
Bahan-bahan yang di perlukan antara lain :kayu nangka, kulit kambing betina, geregaji, pahat, pisau, kapak,kertas pasir atau amplas,tikar
atau pita merah dan paku. Adapun cara-cara pembuatan kompangtersebut sebagai berikut:
52
1. kayu besar yang dipotong menggunakan geregaji atau mesin potong
kemudian kayu dibuat menjadi bentuk segi empat. 2.
Membuat pola atau ukuran pada kayu yang telah menjadi segi empat tersebut dan kemudian potong kayu mengikuti pola atau ukuran yang
sudah dibuat, potong kayu menjadi bentuk bulat frem drum menggunakan kapak atau mesin bubut kayu.
3. Setelah menjadi bulat frem drum, kemudian di haluskan menggunakan
kertas pasir atau amplas dan kemudian di lanjutkan dengan memasang besi anggit.
4. Proses memasang kulit kambing pada balo atau kerangka kompang. Kulit
kambing terlebih dahulu direndam dan diletakkan di atas besi pengencang kulit kambing tersebut. Lalu kemudian kulit kambing tersebut dipasang di
atas balo atau kerangka kompang menggunakan tikar pita yang dipasang mengelilingi bagian lingkaran balo atau kerangka kompang dan diperkuat
dengan paku . 5.
Setelah proses di atas siap, langkah selanjutnya adalah jemur sehingga betul-betul kering.
6. Kompang yang di inginkan punselesai.
3.2.12Busanan Pemusik Kompang
Pada saat mengantar pengantin laki-laki kekediaman pengantin perempuan para pemusik kompang ini menggunakan busanan baju kurung
muslim dengan warna kuning muda, celana panjang warna kuning muda. Pemusik laki-laki menggunakn peci haji dan peci hitam di bagian kepala.
Dan para pemusik perempuan menggunakan jilbab atau kerudung berwarna hitam dan ada juga kerudung yang berwarna hitam dan bergaris oren. Busana
para pemusik kompang ini Masmur pimpinan kompang sanggar dangkong mengatakan bahwa pakaian tersebut mereka kenakan karna agar terlihat
seragam saat mengiringi pengantin laki-laki. Untuk busana sendiri mereka
53
memilik sekitar 3 lusin pakaiaan untuk anggota sanggar mereka yang mereka gunakan saat bermusik kompang.
. Gambar 3.16
Pemusik Kompang Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
Gambar 3.17 Penganti laki-laki diiringi olehPemusik Kompang
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
54
Gambar 3.18 Suasana Perjalanan Pemusik Kompang
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
Gambar 3.19 Perjalanan Pemusik Kompang dengan rombongan pengantin laki-laki
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
55
Gambar 3.20 Persiapan sebelum penyerahanuang laweUang Tambahan
Dokumentasi: Andi Farhan, 2014
3.3 Fungsi Kompang
Fungsi merupakan tujuan dari suatu pertunjukan kesenian.Setiap suatu upacara adat yang dibuat pasti memiliki suatu tujuan dari pihak keluarga atau segi
pandangan dari masyarkat itu sendiri.Jadi musik kompang memiliki tujuan dan pandangan yang berbeda-beda dari masyarakat.Selainuntuk meneruskan kebiasaan
etnik Melayu yang telah ada pada zaman dahulu, musik kompang ini juga memiliki fungsi religi dan pengitergrasian masyarakat.Fungsi religi menurut
masyarakatnya jika musik kompang ini dimainkan pada saat mengantar mempelai laki-laki kekediaman mempelai perempuan diharapkan agar kedua belah pihak
calon pengantin dapat menjadi keluarga sakinah, mawadah, warahmah kelak, Lewat do’a yang di nyanyikan oleh pemusik kompang selama perjalanan menuju
kekediaman mempelai perempuan. Sedangkan fungsi pengintergrasian masyarakat
56
menurut penulis pada penelitian di lapangan ini, ketika musik kompang di mainkan pada saat mengantar mempelai laki-laki kekediaman perempuan
berlangsung, sebelumnya pihak keluarga mempelai laki-laki juga mengundang sanak saudara dari pihak mempelai laki-laki yang berada di daerah Sungai
Guntung dan sekitarnya ini untuk ikut serta dalam rombongan musik kompang dan menjalin silaturahmi dengan keluarga mempelai perempuan tersebut.
57
BAB IV ANALISIS STRUKTUR MUSIKAL
4.1 Teknik Transkripsi
Untuk menganalisa bagaimana bentuk dari musik, tentu yang harus dilakukan adalah melakukan transkripsi. Transkripsi dilakukan untuk mengubah
bunyi yang didengar menjadi simbol-simbol yang dapat dibaca. Sebagai tahap awal dalam transkripsi ini adalah perekaman langsung pertunjukan musik
kompangpada pesta perkawinan masyarakat Melayu di Sungai Guntung dengan menggunakan kamera digital sebagai media rekam. Adapun spesifikasi kamera
digital yang digunakan adalah merk Canon. Setelah hasil rekaman didapat oleh penulis, selanjutnya penulis
mendengarkan ritem dari musik kompangpada upacara pernikahan masyarakat Melayu di daerah ini. Selanjutnya adalah menentukan mana saja yang akan
ditranskripsikan. Pendekatan yang penulis lakukan adalah dengan melihat pola ritem, motif, tempo dan warna bunyi kompang yang menggantungi pola-pola
ritem tersebut. Setelah menentukan ritem musik kompang yang akan ditranskripsikan,
tahap selanjutnya adalah mendengarkan musik kompang yang akan ditranskripsikan. Kemudian penulis mencari pola-pola apa saja yang terkandung
di dalam musik kompang tersebut. penulis menuliskannya ke dalam garis para nada yang menggunakan notasi Barat atau notasi balok. Penulis memakai notasi
Barat karena notasi tersebut paling umum digunakan dan dikenal dalam informasi sebuah musik.