Pengaruh Modal, Biaya, Dan Harga Jual Terhadap Laba Usaha Mikro Di Pasar Tradisional Pringgan Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MODAL, BIAYA, DAN HARGA JUAL TERHADAP LABA USAHA MIKRO DI PASAR TRADISIONAL PRINGGAN MEDAN

OLEH

HARVAN SINURAT 100502130

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH MODAL, BIAYA, DAN HARGA JUAL TERHADAP LABA USAHA MIKRO DI PASAR TRADISIONAL PRINGGAN MEDAN

Laba sangat penting bagi UMKM dengan melihat jumlah laba yang dihasilkan dapat dilihat perusahaan itu dapat atau tidak bertahan di masa depan selain itu laba juga dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas usaha. Bagi UMKM laba sangat penting untuk membeli bahan baku untuk melakukan penjualan dan membiayai seluruh pengeluaran yang ada.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal, biaya, dan harga jual terhadap laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang buah dan sayur yang berdagang di Pasar tradisional Pringgan Medan. Sampel penelitian sebanyak 74 responden. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi berganda. Pengumpulan data primer yang dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada pedagang sayur dan buah. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal ilmiah yang dapat membantu penelitian ini.

Berdasarkan uji parsial menunjukkan bahwa modal, biaya dan harga jual berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan. Berdasarkan uji simultan menunjukkan bahwa modal, biaya dan harga jual berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan.

Pada uji koefisien determinasi, diketahui bahwa Adjusted R Square sebesar 0,822 berarti 82,2% laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan dapat dijelaskan oleh variabel modal, biaya, dan harga jual. Sedangkan sisanya 17,8% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : modal, biaya, harga jual dan laba usaha mikro.


(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL, COSTS, AND SELLING PRICE TO MICRO BUSINESS PROFIT IN TRADITIONAL MARKET

PRINGGAN MEDAN

Profit is very important for small businesses to see the amount of profit generated and to see whether the company may or may not survive in the future. In addition, profit can also be used as one measure to the effectiveness of the business. For small and micro enterprises, the profit is very important to buy raw materials to make sales and cover all the expenses.

This research was aimed to analyze the influence ofcapital, costs and selling price to micro business profit in traditional market Pringgan Medan. The population were all fruit and vegetables sellers in traditional market Pringgan Medan and the samples were for 74 respondents. Research analysis method used was quantitative descriptive with multiple regression regression. The primary data were collected by distributing the questiannaire to fruit and vegetables sellers. Secondary data were obtained by reading books, scientific journals related to the research.

Based on partial test, it showed that capital, cost and selling price had positive and significant influence to the profit of micro business in traditional market Pringgan Medan. Based on simultaneous test, it showed that capital, cost and selling price had simultaneously positive and significant influence to the profit of micro business in traditional market Pringgan Medan.

On determination coeeficient test, it is known that Adjusted R Square of 0.822 meaning that 82.2% of the profit of micro business in traditional market Pringgan Medan can be explained by the variable of capital, cost and selling price. Whereas, the remaining for 17.8% can be explained by other variables.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan penyertaanNya yang telah dilimpahkan kepada penulis melalui kesehatan, pengetahuan, pengalaman dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun judul dari penulisan skripsi ini adalah “Pengaruh modal, biaya, harga jual terhadap laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan”.

Ucapan terima kasih yang begitu besar untuk kedua orang tua yang saya sayangi Ferry Sinurat dan Rasarih br Sinulingga atas doa, nasehat, perjuangan dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan berupa materil dan moril, bimbingan, petunjuk serta nasihat-nasihat yang tidak ternilai harganya hingga penulisan skripsi ini terselesaikan sebagaimana semestinya. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc. (C.T.M.), Sp.A.(K.) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar, MEc.Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Ibu Dr. Isfenti Sadali SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi dan selaku dosen pembaca dan penilai serta Ibu Dra. Friska Sipayung M.Si selaku Sekretaris Program Studi dan selaku dosen pembaca dan penilai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Frida Ramadhini, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Kepada Adik - Adik saya, Dewi Meike br Sinurat, Yunanda Angelia br Sinurat, Yediza Fransdhika Sinurat dan Roni Sinurat untuk doa, motivasi dan perhatiannya kepada penulis.

8. Terimakasih kepada Pagit Debby Epidonta br Tarigan yang saya kasihi dan sayangi atas motivasi, bantuan, doa, perhatian dan dukungannya kepada penulis selama ini.

9. Untuk Sahabat-sahabat seperjuangan saya di kampus, Erikson, Hendri, Norman, M.Taufik dan Saadah serta banyak lagi yang tidak dapat penulis


(6)

tuliskan satu per satu, terimakasih atas kebersamaannya selama perkuliahan dan semoga kita semua sukses di hari depan.

10.Terimakasih kepada teman-teman dan keluarga yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu, atas doa dan dukungannya kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, serta penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Medan, 3 November 2014 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... ... 7

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro ... ... 8

2.1.1 Pengertian Usaha Mikro ... ... 8

2.1.2 Karakteristik Utama Usaha Mikro ... ... 10

2.2 Laba ... ... 11

2.2.1 Pengertian Laba ... ... 11

2.2.2 Jenis-jenis Laba ... ... 12

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba ... ... 13

2.2.4 Peranan Laba Dalam Perusahaan ... ... 16

2.3 Modal ... ... 16

2.3.1 Pengertian Modal ... ... 16

2.3.2 Pengertian Modal Kerja ... ... 17

2.3.3 Jenis-jenis Modal Kerja ... ... 18

2.3.4 Manfaat Modal Kerja ... ... 19

2.4 Biaya ... ... 20

2.4.1 Pengertian Biaya ... ... 20

2.4.2 Penggolongan Biaya ... ... 21

2.5 Harga Jual ... ... 22

2.5.1 Pengertian Harga Jual ... ... 22

2.5.2 Tujuan Penentuan Harga Jual ... ... 22

2.6 Penelitian Terdahulu ... ... 23

2.7 Kerangka Konseptual ... ... 24

2.8 Hipotesis Penelitian ... ... 25

BAB III: METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... ... 26

3.2 Lokasi dan Kriteria Penelitian ... ... 26

3.3 Waktu Penelitian ... ... 26


(8)

3.5 Populasi dan Sampel ... ... 29

3.6 Jenis dan Sumber Data ... ... 30

3.7 Metode Pengumpulan Data ... ... 31

3.8 Model Analisis ... ... 31

3.9 Uji Statistik ... ... 32

3.9.1 Uji t-Statistik ... ... 32

3.9.2 Uji F-Statistik ... ... 33

3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... ... 33

3.11Uji Asumsi Klasik ... ... 34

3.11.1 Uji Normalitas ... ... 34

3.11.2 Uji Multikolinearlitas ... ... 34

3.11.3 Uji Heteroskedastisitas ... ... 35

3.12Uji Validitas dan Reliabilitas ... ... 35

BAB IV:HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Pasar Pringgan Medan ... ... 36

4.2Hasil Penelitian ... ... 37

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... ... 37

4.2.1.1Uji Validitas ... ... 38

4.2.1.2Uji Reliabilitas ... ... 39

4.2.2 Teknik Analisis Data ... ... 40

4.2.2.1Analisis Deskriptif ... ... 40

4.2.2.2Analisis Regresi Linear Berganda ... ... 47

4.2.2.3Uji Asumsi Klasik ... ... 49

4.2.2.4Uji Hipotesis ... ... 55

4.3Pembahasan ... ... 60

4.3.1 Pengaruh Modal Terhadap Laba ... ... 60

4.3.2 Pengaruh Biaya Terhadap Laba ... ... 63

4.3.3 Pengaruh Harga Jual Terhadap Laba ... ... 66

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... ... 70

5.2Saran ... ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... ... 73


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah

dan Usaha Besar Tahun 2011-2012 ... ... 1

Tabel 1.2 Jumlah Pedagang di Pasar Pringgan ... ... 4

Tabel 2.1 Kriteria Usaha ... ... 9

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... ... 23

Tabel 3.1 Operasional Variabel... ... 27

Tabel 4.1 Jumlah Pedagang di Pasar Pringgan ... ... 37

Tabel 4.2 Uji Validitas ... ... 38

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas ... ... 39

Tabel 4.4 Karakteristik Responden ... ... 40

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Modal... ... 42

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Biaya ... ... 43

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga Jual ... ... 45

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Laba ... ... 46

Tabel 4.9 Analisis Regresi Linear Berganda... ... 48

Tabel 4.10 Uji Normalitas ... ... 52

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ... ... 55

Tabel 4.13 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... ... 56

Tabel 4.14 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... ... 58


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... ... 25

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... ... 50

Gambar 4.2 P-P Plot Uji Normalitas ... ... 51

Gambar 4.3 Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas ... ... 53


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... ... 77

2. Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas ... ... 80

3. Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... ... 81

4. Tabulasi Data Jawaban Pernyataan Responden ... ... 83

5. Analisis Regresi Linear Berganda ... ... 85

6. Uji Asumsi Klasik (Sebelum Outliner) ... ... 85

7. Uji Asumsi Klasik (Sesudah Outliner)... ... 87

8. Uji Multikolinearitas ... ... 88


(12)

ABSTRAK

PENGARUH MODAL, BIAYA, DAN HARGA JUAL TERHADAP LABA USAHA MIKRO DI PASAR TRADISIONAL PRINGGAN MEDAN

Laba sangat penting bagi UMKM dengan melihat jumlah laba yang dihasilkan dapat dilihat perusahaan itu dapat atau tidak bertahan di masa depan selain itu laba juga dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas usaha. Bagi UMKM laba sangat penting untuk membeli bahan baku untuk melakukan penjualan dan membiayai seluruh pengeluaran yang ada.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal, biaya, dan harga jual terhadap laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang buah dan sayur yang berdagang di Pasar tradisional Pringgan Medan. Sampel penelitian sebanyak 74 responden. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi berganda. Pengumpulan data primer yang dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada pedagang sayur dan buah. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal ilmiah yang dapat membantu penelitian ini.

Berdasarkan uji parsial menunjukkan bahwa modal, biaya dan harga jual berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan. Berdasarkan uji simultan menunjukkan bahwa modal, biaya dan harga jual berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan.

Pada uji koefisien determinasi, diketahui bahwa Adjusted R Square sebesar 0,822 berarti 82,2% laba usaha mikro di Pasar tradisional Pringgan Medan dapat dijelaskan oleh variabel modal, biaya, dan harga jual. Sedangkan sisanya 17,8% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : modal, biaya, harga jual dan laba usaha mikro.


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL, COSTS, AND SELLING PRICE TO MICRO BUSINESS PROFIT IN TRADITIONAL MARKET

PRINGGAN MEDAN

Profit is very important for small businesses to see the amount of profit generated and to see whether the company may or may not survive in the future. In addition, profit can also be used as one measure to the effectiveness of the business. For small and micro enterprises, the profit is very important to buy raw materials to make sales and cover all the expenses.

This research was aimed to analyze the influence ofcapital, costs and selling price to micro business profit in traditional market Pringgan Medan. The population were all fruit and vegetables sellers in traditional market Pringgan Medan and the samples were for 74 respondents. Research analysis method used was quantitative descriptive with multiple regression regression. The primary data were collected by distributing the questiannaire to fruit and vegetables sellers. Secondary data were obtained by reading books, scientific journals related to the research.

Based on partial test, it showed that capital, cost and selling price had positive and significant influence to the profit of micro business in traditional market Pringgan Medan. Based on simultaneous test, it showed that capital, cost and selling price had simultaneously positive and significant influence to the profit of micro business in traditional market Pringgan Medan.

On determination coeeficient test, it is known that Adjusted R Square of 0.822 meaning that 82.2% of the profit of micro business in traditional market Pringgan Medan can be explained by the variable of capital, cost and selling price. Whereas, the remaining for 17.8% can be explained by other variables.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia merupakan salah satu kelompok usaha yang paling banyak jumlahnya. UMKM dapat membantu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

Pada saat krisis ekonomi terjadi di Indonesia pada tahun 1998, dapat di lihat banyak perusahaan collapse hal ini disebabkan oleh besarnya ketergantungan Indonesia dengan pihak asing, ketergantungan tersebut menyebabkan tidak hanya perusahaan di Indonesia ikut collapse, tetapi rakyat miskin juga dibuat menderita serta para konglomerat pun terlilit hutang.

Tabel 1.1

Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Usaha Besar di Indonesia

Tahun 2011 - 2012

NO Indikator Satuan

Tahun 2011 Tahun 2012

Jumlah Pangsa

(%) Jumlah

Pangsa (%)

1 Unit Usaha (A+B)

A.Usaha Kecil, Mikro dan Menengah B.Usaha Besar Unit Unit Unit 55.211.396 55.206.444 4.952 99,99 0,01 56.534.592 55.856.176 4.968 99,99 0,01

2 Penyerapan Tenaga

Kerja (A+B)

A.Usaha Kecil, Mikro dan Menengah B.Usaha Besar Orang Orang Orang 104.613.681 101.722.458 2.891.224 97,24 2,76 110.808.154 107.657.509 3.150.645 97,16 2,84 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013.


(15)

Keberadaan Usaha kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) di Provinsi Sumatera Utara merupakan kelompok usaha ekonomi yang penting dan paling berpengaruh terhadap perekonomian daerah. Hal ini disebabkan, usaha kecil menengah dan koperasi merupakan sektor usaha yang memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan. Jumlah wirausaha baru khususnya di sektor usaha mikro kecil menengah di Sumatera Utara pada 2013 bertambah 6,53 persen atau 187.966 pengusaha. Sedangkan di kota Medan saat ini mencapai 3.065.731 orang. Pada 2012, jumlah UMKM masih sebanyak 2.877.765 pelaku usaha dengan menyerap 4.676.143 orang pekerja, dan 2013 jumlah pengusaha sudah mencapai 3.065.731 orang yang menyerap 4.950.955 tenaga kerja. (http://www.republika.co.id).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat perbedaan besarnya kontribusi UKMK terhadap PDRB, hanya 39,8%, sedangkan usaha besar mencapai 60,2%. Terhadap pertumbuhan ekonomi, usaha kecil, menengah dan koperasi hanya memberikan kontribusi sebesar 16,4% sedangkan usaha besar 83,6%. Berdasarkan penguasaan pangsa pasar, usaha kecil, menengah dan koperasi hanya menguasai pangsa pasar sebesar 20% , sedangkan 80% oleh usaha besar. (www.bps.go.id)

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.


(16)

Laba sangat penting bagi UMKM dengan melihat jumlah laba yang dihasilkan dapat dilihat perusahaan itu dapat atau tidak bertahan di masa depan selain itu laba juga dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas usaha. Bagi UMKM laba sangat penting untuk membeli bahan baku untuk melakukan penjualan dan membiayai seluruh pengeluaran yang ada.

Menurut Sutrisno (2007:39) bahwa “Modal kerja adalah dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya”.

Menurut Mulyadi (2001:513), faktor-faktor yang mempengaruhi laba, yaitu: Biaya, Harga jual dan Volume penjualan. Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. Selain faktor biaya, laba juga dapat dipengaruhi oleh harga jual. Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

Volume penjualan dan produksi juga dapat mempengaruhi besarnya laba. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan menurut Swastha (2005) adalah: kondisi dan kemampuan penjual, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lainnya seperti pemasaran dan periklanan.

Keadaan pedagang seperti yang diuraikan diatas sangat sering dijumpai di Pasar tradisional Pringgan Medan. Berikut ini merupakan data jumlah pedagang di Pasar tradisional Pringgan Medan.


(17)

Tabel 1.2

Jumlah dan Jenis Pedagang di Pasar Tradisional Pringgan Medan Tahun 2014

Jenis Pedagang Banyaknya

Pedagang

Pedagang Sayur 59

Pedagang Daging 13

Pedagang Rempah-rempah 10

Pedagang Ikan 25

Pedagang Buah 32

Pedagang Sembako 24

Pedagang Makanan dan Minuman 10

Pedagang Pakaian 72

Penjahit 11

Pedagang Perhiasan 20

Pedagang Prabotan 12

Pedagang Kosmetik 9

Pedagang Bunga 3

Jumlah Total 300

Sumber : Pengelola Pasar Tradisional Pringgan Medan , 2014.

Pasar tradisional Pringgan terletak di kelurahan Babura kecamatan Medan Baru, memiliki lokasi yang sangat strategis, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa kampus, dan rumah sakit. Pasar tradisional Pringgan Medan dipilih karena memiliki beranekaragam pedagang, selain itu pasar ini dipilih karena selalu ramai di kunjungi pembeli setiap harinya dan dikenal karena menjual barang kebutuhan yang lengkap.

Bila melihat data dari Kementrian Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (KeMenKop), tentunya dari tahun ke tahun dapat dilihat pertumbuhan pada sektor UMKM terus menerus bertambah semakin tahunnya. Hal ini juga berbanding positif dengan persentase pengaruh sektor UMKM terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja Indonesia. Tetapi pada kenyataannya jika melihat langsung ke pasar banyak pedagang tradisional di sektor usaha mikro di daerah-daerah terkhusus


(18)

Setelah melakukan prasurvei di Pasar tradisional Pringgan Medan, diketahui bahwa pendapatan rata-rata pedagang perhari maksimal sebesar Rp 100.000, yang dinilai masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, berbagai biaya yang harus dikeluarkan pedagang berupa biaya retribusi sebesar Rp 5000 per hari, biaya tenaga kerja Rp 30.000 per hari, biaya transport sebesar Rp 1000 per kilo buah dan sayur dan biaya sewa sebesar Rp 3.500.000 per tahun. Pedagang juga mengeluhkan harga buah dan sayur yang tidak menentu dan tidak tetap, sehingga menyulitkan pedagang untuk menyesuaikan harga jual yang sesuai.

Selain itu para pedagang juga masih kekurangan modal usaha. Persentase kesulitan yang dominan dihadapi UMKM terutama meliputi kesulitan permodalan sebesar 51.09 persen. Lebih lanjut disebutkan bahwa dalam mengatasi kesulitan permodalannya diketahui sebanyak 17,50 persen pedagang menambah modalnya dengan meminjam ke bank, sisanya 82,50 persen tidak melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP), perorangan, keluarga, modal ventura, lainnya.

Dengan melihat besarnya peran modal, biaya, dan harga jual mempengaruhi besarnya laba maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal, Biaya dan Harga Jual Terhadap Laba Usaha Mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan”.


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana pengaruh modal usaha terhadap laba usaha mikro di Pasar

Tradisional Pringgan Medan?

2. Bagaimana pengaruh biaya terhadap laba usaha mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan?

3. Bagaimana pengaruh harga jual terhadap laba usaha mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh modal terhadap laba usaha mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan.

2. Untuk menganalisis pengaruh biaya terhadap laba usaha mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan.

3. Untuk menganalisis pengaruh harga jual terhadap laba usaha mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan.


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Pelaku UKM

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi para pelaku UKM dalam mengembangkan kegiatan usaha mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan.

2. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi ilmiah dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti tentang ilmu ekonomi khususnya laba usaha mikro.

3. Bagi Pihak Lain.

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk menganalisis hal-hal yang berkenaan dengan usaha mikro.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro

2.1.1 Pengertian Usaha Mikro

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 menjelaskan tentang Usaha Mikro adalah Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Kriteria dari usaha mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

Selain itu, usaha mikro juga berasaskan kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan kemandirian.

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

Untuk lebih jelasnya, ciri-ciri usaha mikro adalah jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti, tempat usahanya tidak selalu menetap dan sewaktu-waktu dapat pindah tempat, belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan


(22)

keuangan keluarga dengan keuangan usaha, sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai, tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah, umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank, umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Contoh usaha mikro, yaitu usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudi daya, industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat, usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar, peternakan ayam, itik dan perikanan, usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

Menurut Badan Pusat Statistik, kriteria usaha adalah sebagai berikut: Tabel 2.1

Kriteria Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Jenis Usaha Jumlah Tenaga Kerja

Usaha Mikro 1-4

Usaha Kecil 5-19

Usaha Menengah`` 20-99

Usaha Besar >99


(23)

2.1.2 Karakteristik Utama Usaha Mikro

Menurut Tambunan (2009), karakteristik utama dari usaha mikro adalah: 1. Formalitas: Beroperasi di sektor informal, usaha tidak terdaftar, tidak/jarang

bayar pajak.

2. Organisasi dan Manajemen: Dijalankan pemilik, tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal (internal division of labor (ILD)), manajemen & struktur organisasi formal (management & formal organizational structure (MOF)), sistem pembukuan formal (formal book keeping system (ACS)).

3. Sifat dan Kesempatan Kerja: Kebanyakan menggunakan anggota-anggota kerja tidak dibayar.

4. Pola/Sifat dari Proses Produksi: Derajat mekanisme sangat rendah/umumnya manual; tingkat teknologi sangat rendah.

5. Orientasi Pasar: Umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok berlaba rendah.

6. Profil Ekonomi & Sosial dari Pemilik Usaha: Pendidikan rendah & dari rumah tangga (RT) miskin, motivasi utama; survival.

7. Sumber-sumber dari Bahan Baku dan Modal: Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan uang sendiri.

8. Hubungan-hubungan Eksternal: Kebanyakan tidak menpunyai akses ke program-program pemerintah dan tidak punya hubungan-hubungan bisnis dengan usaha besar (UB).

9. Wanita Pengusaha: Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha cukup tinggi.


(24)

2.2 Laba

2.2.1 Pengertian Laba

Tujuan perusahaan melakukan kegiatan usaha adalah untuk memaksimalkan laba. Oleh karena itu, dengan melihat jumlah laba yang dihasilkan dapat dilihat perusahaan itu dapat atau tidak bertahan di masa depan, selain itu laba juga dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas perusahaan karena laba merupakan keuntungan yang diterima perusahaan, karena perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan pihak lain.

Pengertian laba menurut Darsono dan Purwanti (2008:177) adalah: “Laba ialah prestasi seluruh karyawan dalam suatu perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk angka keuangan yaitu selisih positif atara pendapatan dikurangi beban (expenses)”.

Sedangkan menurut Nafarin (2007:788) pengertian laba adalah: “Laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu”.

Menurut Soemarso (2002:234) laba bersih adalah: ”Laba bersih merupakan selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian”.

Dari pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa laba merupakan suatu kelebihan pendapatan atau keuntungan yang layak diterima oleh perusahaan yang bersangkutan setelah melakukan pengorbanan untuk pihak lain. Laba total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan dengan harga output per unit (P) maka Laba total (TR) = Q x P. Biaya usaha kecil


(25)

biasanya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Biaya tetap (fixed cost) dan Biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun komoditi yang dijual banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh komoditi yang dijual contohnya: biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Manurung,2006). 2.2.2 Jenis-Jenis Laba

Menurut Supriyono (2002:177) mengemukakan bahwa jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu:

1. Laba kotor

Laba kotor adalah perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan.

2. Laba dari operasi

Laba operasi adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. 3. Laba bersih

Laba bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan laba atau rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban lain-lain.


(26)

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba

Di dalam memperoleh laba diharapkan perusahaan perlu melakukan suatu pertimbangan khusus dalam memperhitungkan laba yang akan diharapkan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laba menurut Mulyadi (2001:513), yaitu:

1. Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

Penggolongan Biaya Produksi: a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen yang paling penting dari biaya produksi. Masalah yang dihadapi manajemen berhubungan dengan bahan yaitu keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang terlalu berlebihan berarti suatu pemborosan modal kerja yang tertanam di dalam persediaan bahan baku yang ada alam perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan biaya bahan baku yaitu biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku untuk memproduksi suatu jenis produk.


(27)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja merupakan pelaku utama dalam produksi, pengeluaran biaya biaya untuk gaji atau upah tenaga kerja juga sangat besar. Yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya yang digunakan pembayaran atas para pekerja berdasarkan jam kerja atau unit yang diproduksi.

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan seluruh biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang tidak diklasifikasikan kedalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2. Harga Jual

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

3. Volume Penjualan

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Swastha (2005) sebagai berikut:

a. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah jenis dan karakteristik barang atau jasa yang


(28)

ditawarkan, harga produk atau jasa, syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman.

b. Kondisi Pasar

Pasar mempengaruhi kegiatan dalam transaksi penjualan baik sebagai kelompok pembeli atau penjual. Kondisi pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni: jenis pasar, kelompok pembeli, daya beli, frekuensi pembelian serta keinginan dan kebutuhannya.

c. Modal

Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya. Modal perusahaan dalam penjelasan ini adalah modal kerja perusahaan yang digunakan untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan, misalnya dalam menyelenggarakan stok produk dan dalam melaksanaan kegiatan penjualan memerlukan usaha seperti alat transportasi, tempat untuk menjual, usaha promosi dan sebagainya.

d. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.

e. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan


(29)

dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.

2.2.4 Peranan Laba Dalam Perusahaan

Peranan laba dalam perusahaan menurut Nafarin (2007:231), yaitu:

1. Laba adalah efesiensi usaha setiap perusahaan sekaligus merupakan suatu kekuatan pokok agar perusahaan dapat tetap bertahan untuk jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

2. Laba adalah balas jasa atas dana yang ditanam perusahaan. 3. Laba merupakan salah satu sumber dana usaha perusahaan. 4. Laba merupakan sumber dana jaminan surat para karyawan.

5. Laba merupakan daya tarik bagi pihak ketiga yang ingin menanamkan dananya.

2.3 Modal

2.3.1 Pengertian Modal

Modal merupakan elemen penting dalam perusahaan karena dengan adanya modal yang cukup perusahaan dapat mendanai seluruh kegiatan perusahaan. Modal juga sering digunakan perusahaan untuk membeli bahan baku, merekrut karyawan hingga sebagai sumber dana perusahaan. Sehingga dengan itu dapat diketahui modal sangat perlu bagi kelangsungan perusahaan.


(30)

2.3.2 Pengertian Modal Kerja

Pemahaman yang lebih rinci mengenai modal kerja adapat dilihat menurut pendapat para ahli diantaranya:

Menurut Harahap (2001:266) yang menyatakan bahwa: “Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar”.

Menurut Sutrisno (2007:39) menyatakan bahwa: “Modal kerja adalah dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya”.

Menurut Riyanto (2001:57) mengemukakan tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini didasarkan atas kualitas dana yang ditanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, yaitu aktiva yang dipakai sekali dan akan kembali menjadi bentuk semula, atau aktiva dengan dana yang tertanam didalam yang akan bebas lagi dalam waktu singkat. Konsep ini sering disebut Gross Working Capital.

2. Konsep Kualitatif

Konsep ini didasarkan pada aspek kualitatif, yaitu kelebihan aktiva lancar dari hutang lancarnya. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang bersifat rutin tanpa menggangu likuditasnya. Konsep ini sering disebut Net Working Capital.


(31)

3. Konsep Fungsional

Konsep ini didasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan, dengan kalkulasi sebagian dana digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode tersebut (current income) dan sebagian lagi digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode berikutnya (future income). 2.3.3 Jenis-Jenis Modal Kerja

Menurut Riyanto (2001:61) menyatakan jenis-jenis modal kerja adalah sebagai berikut:

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Modal Kerja Permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya. Dengan kata lain modal kerja yang terus menerus diperlukan bagi kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan menjadi :

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus tersedia pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha atau operasinya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Modal kerja normal merupakan jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.


(32)

2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)

Modal Kerja Variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi:

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal working Capital)

Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

b. Modal Kerja Siklus (Cyclical Working Capital)

Modal kerja siklus merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang disebabkan fluktuasi konyungtur.

c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)

Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

2.3.4 Manfaat Modal Kerja

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Adapun manfaat dari tersedianya modal kerja yang cukup menurut Jumingan (2001:67) adalah sebagai berikut:

1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.


(33)

2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.

4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.

5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.

6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.

7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.

8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

2.4 Biaya

2.4.1 Pengertian Biaya

Dalam melakukan aktivitas usaha, perusahaan harus melakukan pengorbanan sumber ekonomi untuk mencapai laba yang optimal, sumber ekonomi tersebut adalah biaya. Menurut Halim (2010:4), “Biaya merupakan pengeluaran yang sudah terjadi (expired) yang digunakan dalam memproses produk yang dihasilkan”.


(34)

Dari pengertian tersebut yang dimaksud dengan biaya adalah semua pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu.

2.4.2 Penggolongan Biaya 1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen yang paling penting dari biaya produksi. Masalah yang dihadapi manajemen berhubungan dengan bahan yaitu keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang terlalu berlebihan berarti suatu pemborosan modal kerja yang tertanam di dalam persediaan bahan baku yang ada alam perusahaan. Menurut Polimeni (1985:28), “Bahan baku adalah bahan mentah dasar yang akan diolah menjadi barang jadi. Biaya bahan baku ada yang bersifat langsung ataupun tidak langsung.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja merupakan pelaku utama dalam produksi, pengeluaran biaya-biaya untuk gaji atau upah tenaga kerja juga sangat besar. Menurut Sadeli (2004:54), “Biaya tenaga kerja langsung adalah seluruh tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik pada barang jadi dengan cara yang ekonomis. Menurut Halim (2010:73), “Biaya tenaga kerja langsung didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada para pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang diproduksi”.


(35)

2.5 Harga Jual Produk

Harga adalah nilai barang atau jasa yang diungkapkan dalam satuan rupiah atau satuan uang lainnya. Sedangkan harga jual adalah nilai yang dibebankan kepada pembeli atau pemakai barang dan jasa. Dalam hal ini harga jual merupakan suatu yang digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang dan jasa serta pelayanannya. Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:301) harga jual adalah harga jual meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang di inginkan.

2.5.1 Tujuan Penentuan Harga Jual

Harga Jual Menurut Soemarso (2003:184) tujuan pokok penentuan harga jual yaitu mencapai target return on investment atau target penjualan, memaksimumkan laba, meningkatkan penjualan dan mempertahankan atau memperluas pesan pasar, mengurangi persaingan dan menstabilkan harga.


(36)

2.6 Penelitian Terdahulu

Untuk menguatkan dan sebagai bahan literatur dalam penelitian ini, penulis juga tak lupa memberikan informasi mengenai penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Effendi (2008) “Analisis Determinan Keuntungan Usaha Kecil pada Sektor Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang” Variabel independen yang digunakan adalah modal(X1), tenaga kerja (X2), lama usaha (X3)

(pengalaman usaha) sedangkan variabel dependen adalah keuntungan usaha kecil (Y)

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara modal, tenaga kerja dan lama usaha terhadap keuntungan usaha kecil.

Hidayat Sandi (2013)

“Analisis Pengaruh Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Laba Usaha Pada Texas Collection”.

Variabel

independen yang dipergunakan adalah biaya bahan baku (X1) dan biaya tenaga kerja

langsung (X2) sedangkan variasi dependen

adalah laba usaha usaha Texas Collection (Y).

Simpulan dari hasil penelitian adalah bahwa biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung secara bersamasama berpengaruh terhadap laba usaha.

Subagia Osa (2011) “Pengaruh Harga Jual dan

Diferensiasi Produk Terhadap Laba Pengusaha Tas di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor”. Variabel independen yang dipergunakan adalah harga jual (X1) Diferensiasi produk (X2) sedangkan variasi dependen

adalah Laba Pengusaha Tas di Kecamatan

Ciampea Kabupaten Bogor (Y).

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara harga jual dan diferensiasi produk terhadap pendapatan Pengusaha Tas di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor


(37)

Lanjutan Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitan

Ma’arif Samsul (2013) “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Bandarjo Ungaran Kabupaten Semarang”

Modal (X1), Lokasi Berdagang (X2), Kondisi Tempat Berdagang (X3), Pendapatan

Pedagang Pasar (Y)

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel modal, lokasi berdagang, kondisi tempat berdagang secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh yang signifikan pada besarnya variabel pendapatan pedagang pasar.

2.7 Kerangka Konseptual

Menurut Mulyadi (2001:513), faktor-faktor yang mempengaruhi laba yaitu: Biaya, harga jual dan volume penjualan. Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. Seiring perkembangannya, biaya usaha pun dapat digolongkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya tenaga kerja langsung bergantung pada jumlah tenaga kerja dan jumlah jam bekerja tenaga kerja yang dipekerjakan.

Selain faktor biaya, laba juga dapat dipengaruhi oleh harga jual. Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan. Penentuan harga jual produk haruslah dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan yang cermat, karena sangat mempengaruhi bagaimana pengelolaa

Volume penjualan dan produksi juga dapat mempengaruhi besarnya laba. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan menurut Swastha (2005)


(38)

adalah: kondisi dan kemampuan penjual, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lainnya seperti pemasaran dan periklanan.

Dengan melihat adanya hubungan antara modal, biaya dan harga jual, maka hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan menjadi:

Sumber : Mulyadi (2001) dan Swastha (2005).

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual Pengaruh Modal, Biaya dan Harga Jual Terhadap Laba Usaha Mikro di Pasar Tradisional Medan.

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat ditarik hipotesis yaitu:

1. Modal berpengaruh terhadap Laba Usaha Mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan.

2. Biaya berpengaruh terhadap Laba Usaha Mikro di Pasar Tradisional Pringgan Medan.

3. Harga Jual berpengaruh terhadap Laba Usaha Mikro di Pasar Tradisional Biaya (X2)

Harga Jual (X3)

Modal (X1)


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir,2011:54). Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan pengaruh modal, biaya dan harga jual terhadap laba usaha pedagang tradisional pringgan.

3.2 Lokasi dan Kriteria Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilaksanakan di Pasar tradisional Pringgan Medan dengan kriteria para pelaku usaha mikro yang terdiri dari pedagang yang memiliki usaha jual buah dan sayur disekitar pasar tradisional. Pedagang sayuran dan buah dipilih karena dengan melihat fenomena tidak tetapnya harga pasaran buah dan sayur sehingga dengan itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pedagang buah dan sayur menetapkan besar modal, harga yang bersaing, dan efisiensi biaya agar dapat tetap bertahan ditengah lingkungan pasar yang sedang berfluktuatif dan tak menentu.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September 2014 sampai November 2014.


(40)

3.4 Operasional Variabel

Dalam melakukan penelitian agar dapat memperjelas dan membedakan konsep teoritis, konsep anasitis maka sangat diperlukannya penjabaran konsep. Operasional masing-masing variabel dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Dimensi Skala

Ukur

Modal (X1) Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari. 1. Jumlah modal usaha yang diperlukan responden. 2. Sumber Modal

1. Jumlah modal yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan usaha untuk membeli barang dagangan. 2. Modal usaha berasal

dari modal sendiri. 3. Menggunakan

pinjaman dari pihak lain sebagai modal usaha.

4. Modal yang didapatkan digunakan sepenuhnya untuk keperluan usaha. 5. Modal yang ada dapat

mendanai seluruh kegiatan usaha.

Skala Likert

Biaya (X2) Semua pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu. 1. Biaya Tenaga Kerja Langsung 2. Biaya retribusi 3. Biaya Transportasi 4. Biaya Sewa

1. Biaya tenaga kerja dibutuhkan untuk mendukung kinerja usaha.

2. Biaya retribusi sesuai dengan kemampuan pedagang.

3. Biaya transportasi menentukan jumlah barang dagangan 4. Besar biaya transportasi

ditentukan berdasarkan berat barang dagangan. 5. Biaya sewa tempat

relatif terjangkau.

Skala Likert


(41)

Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Dimensi Skala

Ukur

Harga Jual Produk (X3)

Nilai yang ditentukan dengan menghitung biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang di inginkan

1. Harga Beli 2. Laba yang

diinginkan 3. Harga pasar

1. Harga Jual barang dagangan ditentukan sesuai dengan modal pembelian barang dagangan.

2. Melihat kondisi pasar sebagai pertimbangan menentukan harga jual. 3. Menetapkan besarnya

laba yang diinginkan dari besarnya biaya. 4. Daya tawar konsumen

menentuan harga jual barang dagangan. 5. Harga jual pesaing

digunakan sebagai pertimbangan

menetapkan harga jual barang dagangan.

Skala Likert

Laba (Y) Selisih antara pendapatan dengan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode tertentu. Jumlah rata-rata laba yang diperoleh responden.

1. Laba yang diperoleh mencukupi kebutuhan sehari-hari.

2. Laba yang diperoleh mampu membuat usaha bertahan.

3. Laba yang diperoleh dapat digunakan sebagai modal untuk membeli persediaan barang dagangan. 4. Laba yang diperoleh

mampu membuat usaha berkembang.

5. Laba usaha yang diperoleh mampu meningkatkan taraf hidup.

Skala Likert


(42)

3.5 Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus. Populasi dalam penelitian ini adalah dari para pedagang buah dan sayuran yang berada di Pasar tradisional Pringgan Medan berjumlah sebesar 91 pedagang.

Selanjunya, menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Dalam hal ini pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan (Sugiyono, 2008:85).

Kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Usaha yang dijalani minimal 2 tahun.

2. Bergerak usaha perdagangan seperti pedagang buah dan pedagang sayur-mayur.


(43)

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2007:78), sebagai berikut:

� = Ν 1 + Ν (ℯ)2 Dimana:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi pedagang e = Tingkat Kelonggaran (5%)

Adapun total jumlah pedagang di Pasar tradisional Pringgan Medan menurut pengelola Pasar tradisional Pringgan Kecamatan Medan Baru adalah sebanyak 91 pedagang buah dan sayur- mayur. Sehingga dengan menggunakan rumus diperoleh sampel sebesar:

� = Ν 1 + Ν (ℯ)2

� = 91 1 + 91 (0,05)2

� = 91 1,227

� = 74,16 ≈74 responden

3.6 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: data primer, yaitu data yang diambil secara langsung dari narasumber. Pengambilan data langsung dari narasumber ini menggunakan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner.

Data sekunder, yaitu data yang diambil dari pihak kedua secara setelah melalui proses pengolahan data yang berasal dari data primer. Data sekunder


(44)

utamanya akan diperoleh dari dinas-dinas terkait dan dari berbagai hasil publikasi lain yang berkaitan dengan pedagang di Pasar tradisional Pringgan Medan.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library research) yaitu dengan membaca buku-buku, jurnal ilmiah dan sebagainya yng dapt membantu penelitian.

2. Penelitian lapangan (Field research) yaitu mengumpulkan data dengan wawancara. Wawancara adalah pengumpulkan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada objek yang diteliti dilakukan langsung dengan responden yaitu para pedagang di Pasar tradisional Pringgan Medan (Hasan, 2001:17). Selain itu untuk mendapatkan data yang objektif peneliti juga akan menggunakan kuesioner. Penggunaan kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan terhadap objek yang diteliti (Hasan, 2001:17).

3.8 Model Analisis Data

Setelah mendapatkan data yang objektif, selanjutnya penulis akan mengolah data yang didapat menggunakan software SPSS versi 19.

Untuk melihat pengaruh modal, biaya dan harga jual maka penelitian ini menggunakan adalah analisis model regresi Linier Berganda. Metode analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:


(45)

Y =

α + b

1 X1

+ b

2 X2

+ b

3

X

3

+ e

Keterangan :

Y = Laba Usaha Mikro

α

= Intersep

X1 = Modal Usaha

X2 = Biaya

X3 = Harga Jual

b

1

b

2

b

3 = KoefisienRegresi Variabel Bebas (X1, X2, dan X3)

e

= Tingkat Kesalahan 3.9 Uji Statistik

3.9.1 Uji t-Statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap yang terjadi pada variabel dependent secara nyata. Dimana jika t hitung > t tabel Hi diterima (signifikan) dan jika t

hitung < t tabel Ho diterima (tidak signifikan). Uji- t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak.

Hipotesis yang digunakan:

- H0: Terdapat pengaruh antara variable bebas terhadap variabel terikat


(46)

- Ha: Tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variable terikat

secara parsial, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05. 3.9.2 Uji F Statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan valid. Dikatakan valid jika F hitung > F tabel dan sebaliknya jika F hitung < F tabel maka model tersebut tidak valid. Untuk lebih mudahnya, dapat melihat probabilitas dan membandingkannya dengan taraf kesalahan yang digunakan yaitu 5%. Jika probabilitas < tarif kesalahan, maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat dari uji validitas model regresi. Jika dengan uji F, maka model regresi valid, sehingga dapat digunakan untuk analisis struktural (analisis perilaku).

Hipotesis yang digunakan:

- H0: Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat, jika nilai probabilitas < 0,05. - Ha: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat, jika nilai probabilitas > 0,05. 3.9.3 Uji Koefisien Determinan R2

Koefisien determinasi (R2) Digunakan untuk melihat seberapa jauh variasi perubahan variabel dependen mampu dijelaskan oleh perubahan variabel independen. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar perentase variasi variabel independen dapat menjelaskan variasi variabel dependennya (goodness of fit test). Nilai yang dihasilkan koefisien determinasi dapat dibaca dari hasil analisis regresi utama yang menggunakan SPSS 19. Nilai R2 berkisar


(47)

antara nol dan satu (0<R2<1). Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, jika nilai R2 mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, dan model tersebut dapat dikatakan baik (Gujarati, 2003). 3.10 Uji Asumsi Klasik

3.10.1 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar normal atau tidak. Prosedur uji dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan sebagai berikut:

Hipotesis yang digunakan:

- H0: Data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05.

- H1: Data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,05.

3.10.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut:

1. Jika R2 sangat tinggi tapi variabel independen banyak yang tidak signifikan, maka dalam model regresi terdapat multikolonieritas.

2. Melihat nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 5 berarti tidak ada multikolonieritas. Bila ternyata dalam model regresi terdapat


(48)

multikolonieritas, maka harus menghilangkan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi (Ghozali, 2009: 95).

3.10.3 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas.

Kriteria uji yang digunakan:

- Apabila nilai probability Obs*R-squared-nya > taraf nyata (α) yang digunakan, maka persamaan tidak mengalami heteroskedastisitas;

- Apabila nilai probability Obs*R-squared-nya < taraf nyata (α) yang digunakan, maka terdapat heteroskedastisitas dalam persamaan tersebut. 3.11 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner atau instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji kelayakan secara psikometri suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan terhadap masing- masing item pernyataan dalam kuesioner.

Uji reliabilitas terhadap kuesioner penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach. Menurut Hair et al. (2006), jika kuesioner memiliki koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach>0,80; maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan di Pasar Pagi, dimana penulis akan mengajukan kuesioner yang berisi 20 pertanyaan kepada 30 responden.


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pasar Tradisional Pringgan Medan

Pasar tradisional Pringgan terletak di Kecamatan Medan Baru Kota medan, dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan pemukiman warga

2. Sebelah Timur berbatasan dengan pusat perbelanjaan Ramayana 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pemukiman warga

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Swalayan Sinar Sumatera

Pasar tradisional Pringgan Medan telah berdiri sejak tahun 1996, tepatnya pada tanggal 23 Mei 1996, dan telah dikelola oleh PT. Triwira Lokajaya pada saat tersebut. Pasar tradisional Pringgan memiliki luas lahan 5.974 m2 dengan jumlah pedagang yang berjualan saat ini yaitu 300 pedagang. Pasar tradisional Pringgan merupakan pasar tradisional yang pernah yang menjadi pilot project pemerintah daerah Kota Medan yang bekerja sama dengan PT. Triwira Loka jaya dalam rangka keselarasan antara pasar tradisional dengan pasar modern.

Pasar tradisional Pringgan terletak di kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru, memiliki lokasi yang sangat strategis, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa kampus, dan rumah sakit. Pasar tradisional Pringgan memiliki beranekaragam pedagang, selain itu pasar ini dipilih karena selalu ramai di kunjungi pembeli setiap harinya dan dikenal karena menjual barang kebutuhan yang lengkap.


(50)

Tabel 4.1

Jumlah dan Jenis Pedagang di Pasar Tradisional Pringgan Medan Tahun 2014

Jenis Pedagang Banyaknya

Pedagang

Pedagang Sayur 59

Pedagang Daging 13

Pedagang Rempah-rempah 10

Pedagang Ikan 25

Pedagang Buah 32

Pedagang Sembako 24

Pedagang Makanan dan Minuman 10

Pedagang Pakaian 72

Penjahit 11

Pedagang Perhiasan 20

Pedagang Prabotan 12

Pedagang Kosmetik 9

Pedagang Bunga 3

Jumlah Total 300

Sumber : Pengelola Pasar Tradisional Pringgan Medan ,2014.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner atau instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji kelayakan secara psikometri suatu kuesioner. Kuesioner yang valid dan reliabel akan menjamin data yang diperoleh tidak mengalami bias yang berarti. Uji validitas dilakukan terhadap masing- masing item pernyataan dalam kuesioner. Valid dapat diartikan sebagai data yang diperoleh melalui daftar pertanyaan dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel dapat diartikan sebagai data yang diperoleh dari hasil daftar pertanyaan konsisten bila digunakan peneliti lain untuk mengukur objek yang sama.

Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 20 pernyataan yang menyangkut variabel independen, berupa modal, variabel biaya, dan variabel


(51)

harga jual dengan variabel dependen laba kepada 30 responden untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas.

4.2.1.1Uji Validitas

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.2 Uji Validitas

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 73.0333 88.999 .385 .940

VAR00002 72.8333 88.626 .562 .938

VAR00003 73.1667 87.178 .542 .938

VAR00004 73.1000 83.679 .789 .934

VAR00005 73.2333 82.392 .696 .935

VAR00006 73.8000 89.131 .421 .939

VAR00007 73.3000 85.941 .617 .937

VAR00008 73.4000 82.593 .741 .934

VAR00009 73.4000 79.007 .865 .931

VAR00010 73.5667 84.599 .603 .937

VAR00011 72.9333 88.133 .595 .937

VAR00012 73.3000 82.424 .667 .936

VAR00013 73.0000 86.069 .573 .937

VAR00014 73.3000 86.700 .610 .937

VAR00015 73.2667 84.823 .676 .935

VAR00016 73.6000 84.041 .603 .937

VAR00017 73.4667 83.499 .700 .935

VAR00018 73.0000 84.000 .745 .934

VAR00019 73.3667 84.378 .716 .935


(52)

Berdasarkan Tabel 4.2, pada kolom Corrected Item-total Correlation menunjukkan korelasi antara skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Diketahui R tabel untuk sampel 30 adalah 0,361.

Dari Tabel 4.2, menunjukkan bahwa dari 20 pernyataan yang dibuat dalam kuesioner valid karena r hitung dari kolom Corrected Item-total Correlation dan > r tabel sehingga dapat dikatakan bahwa ke 20 pernyataan tersebut valid.

4.2.1.2Uji Reliabilitas

Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

Uji reliabilitas terhadap kuesioner penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach. Menurut Hair et al. (2006), jika kuesioner memiliki koefisien reliabilitas Alpha-Cronbach>0,80; maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(53)

Hasil pengolahan data pada Tabel 4.3, diketahui bahwa nilai dari cronbach alpha sebesar 0,939 yang lebih besar dari 0,8 dengan demikian data tersebut reliabel.

4.2.2 Teknik Analisis Data 4.2.2.1Analisis Deskriptif

a. Analisis Deskriptif Responden

Tabel 4.4

Karakteristik Responden

No Karakteristik Jumlah

Responden

Persentase %

1

Umur

>70 1 1,3%

61-70 5 6,7%

51-60 12 16,2%

41-50 22 29,7%

31-40 24 32,4%

20-30 10 13,5 %

Total 74 100 %

2 Jenis Kelamin Laki-Laki 26 35,1%

Perempuan 48 64,8%

Total 74 100 %

3

Pendidikan

SD 10 13,5%

SLTP 10 13,5%

SLTA 39 52,7%

STM 5 6,7%

D3 4 5,4%

S1 6 8,1%

Total 74 100 %

4

5

Lama Usaha

> 40 0 0

31-40 3 4,1%

21-30 12 16,2%

11-20 26 35,1%

3-10 33 44,5%

Total 74 100 %

Laba Usaha per Hari

> Rp 100.000 17 22,9%

Rp 50.000- Rp 100.000 33 44,5%

< Rp 50.000 24 32,4%

Total 74 100 %


(54)

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada bagian karakteristik umur menunjukkan bahwa dari 74 responden, sebanyak 1 orang (1,3%) lebih dari 40 tahun, 5 orang (6,7%) berusia berkisar 61 sampai 70 tahun, 12 orang (16,2%) berusia berkisar 51 sampai 60 tahun, 22 orang (29,7%) berusia berkisar 41 sampai 50 tahun, 24 orang (32,4%) berusia berkisar 31 sampai 40 tahun, dan 10 orang (13,5%) berusia berkisar 20 sampai 30 tahun. Mayoritas responden yang diteliti berusia berkisar antara 31 sampai 40 tahun.

2. Pada bagian karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 74 responden, sebanyak 26 orang (31,1%) berjenis kelamin laki-laki, dan 48 orang (64,8%) berjenis kelamin perempuan. Mayoritas responden yang diteliti berjenis kelamin perempuan.

3. Pada bagian karakteristik pendidikan terakhir menunjukkan bahwa dari 74 responden, sebanyak 10 orang (13,5%) tamatan SD, 10 orang (13,5%) tamatan SLTP, 39 orang (52,7%) tamatan SLTA, 5 orang (6,7%) tamatan STM, 4 orang (5,4%) tamatan 4, dan 6 orang (8,1%) tamatan S1. Mayoritas responden yang diteliti mengenyam pendidikan SLTA sebagai pendidikan terakhir.

4. Pada bagian lama usaha menunjukkan bahwa dari 74 responden, sebanyak 0 orang (0%) yang lama usahanya lebih dari 40 tahun, 3 orang (4,1%) yang lama usahanya berkisar antara 31 sampai 40 tahun, 12 orang (1,62%) yang lama usahanya berkisar antara 21 sampai 30 tahun, 26 orang (35,1%) yang lama usahanya berkisar antara 11 sampai 20 tahun, dan 33 orang


(55)

(44,5%) yang lama usahanya berkisar antara 3 sampai 10 tahun. Mayoritas responden yang diteliti lama usahanya berkisar antara 3 sampai 10 tahun. 5. Pada bagian besar laba usaha per hari menunjukkan bahwa dari 74

responden, sebanyak 17 orang (22,9%) memiliki laba per hari lebih dari Rp 100.000, 33 orang (44,5%) memiliki laba per hari berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000, dan 24 orang (32,4%) memiliki laba per hari kurang dari Rp 50.000. Mayoritas responden yang diteliti memiliki laba per hari berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000.

b. Analisis Deskriptif Variabel

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Modal (X1)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Modal (X1)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 22 29,7 44 59,4 8 10,8 0 0 0 0 74 100

2 32 43,2 42 56,7 0 0 0 0 0 0 74 100

3 19 25,6 43 58,1 12 16,2 0 0 0 0 74 100

4 31 41,8 31 41,8 12 16,2 0 0 0 0 74 100

5 28 37,8 24 32,4 22 29,7 0 0 0 0 74 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada pernyataan 1, dari 74 responden terdapat 22 orang (29,7%) yang menyatakan sangat setuju bahwa jumlah modal yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan usaha untuk membeli barang dagangan, 44 orang (59,4%) yang menyatakan setuju, dan 8 orang (10,8%) yang menyatakan kurang setuju.


(56)

b. Pada pernyataan 2, dari 74 responden terdapat 32 orang (43,2%) yang menyatakan sangat setuju bahwa modal usaha berasal dari modal sendiri, dan 42 orang (56,7%) setuju.

c. Pada pernyataan 3, dari 74 responden terdapat 19 orang (25,6%) yang menyatakan sangat setuju bahwa menggunakan pinjaman dari pihak lain sebagai modal usaha, 43 orang (58,1%) yang menyatakan setuju, dan 12 orang (16,2%) yang menyatakan kurang setuju.

d. Pada pernyataan 4, dari 74 responden terdapat 31 orang (41,8%) yang menyatakan sangat setuju bahwa modal yang didapatkan digunakan sepenuhnya untuk keperluan usaha, 31 orang (41,8%) yang menyatakan setuju, dan 12 orang (16,2%) yang menyatakan kurang setuju.

e. Pada pernyataan 5, dari 74 responden terdapat 28 orang (37,8%) yang menyatakan sangat setuju bahwa modal yang ada dapat mendanai seluruh kegiatan usaha, 24 orang (32,4%) yang menyatakan setuju, dan 22 orang (29,7%) yang menyatakan kurang setuju.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Biaya (X2)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Biaya (X2)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 2 2,7 37 50 32 43,2 3 4,05 0 0 74 100

2 19 25,6 40 54 15 20,2 0 0 0 0 74 100

3 23 31 29 39,1 21 28,3 1 1,35 0 0 74 100

4 29 39,1 21 28,3 23 31 1 1,35 0 0 74 100

5 16 21,6 41 55,4 17 22,9 0 0 0 0 74 100


(57)

Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada pernyataan 1, dari 74 responden terdapat 2 orang (2,7%) yang menyatakan sangat setuju bahwa biaya tenaga kerja dibutuhkan untuk mendukung kinerja usaha, 37 orang (50%) yang menyatakan setuju, 32 orang (43,2%) yang menyatakan kurang setuju, dan 3 orang (4,05%) yang menyatakan tidak setuju.

b. Pada pernyataan 2, dari 74 responden terdapat 19 orang (25,6%) yang menyatakan sangat setuju bahwa biaya retribusi relatif terjangkau, 40 orang (54%) yang menyatakan setuju, dan 15 orang (20,2%) yang menyatakan kurang setuju.

c. Pada pernyataan 3, dari 74 responden terdapat 23 orang (31%) yang menyatakan sangat setuju bahwa biaya transportasi menentukan jumlah barang dagangan, 29 orang (39,1%) yang menyatakan setuju, 21 orang (28,3%) yang menyatakan kurang setuju, dan 1 orang (1,35%) yang menyatakan tidak setuju.

d. Pada pernyataan 4, dari 74 responden terdapat 29 orang (39,1%) yang menyatakan sangat setuju bahwa besar biaya transportasi ditentukan berdasarkan berat barang dagangan, 21 orang (28,3%) yang menyatakan setuju, 23 orang (31%) yang menyatakan kurang setuju, dan 1 orang (1,35%) yang menyatakan tidak setuju.

e. Pada pernyataan 5, dari 74 responden terdapat 16 orang (21,6%) yang menyatakan sangat setuju bahwa biaya sewa tempat relatif terjangkau, 41


(58)

orang (55,4%) yang menyatakan setuju, dan 17 orang (22,9%) yang menyatakan kurang setuju.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga Jual (X3)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga Jual (X3)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 21 28,3 51 68,9 2 2,7 0 0 0 0 74 100

2 20 27 34 45,9 16 21,6 4 5,4 0 0 74 100

3 28 37,8 40 54 5 6,7 1 1,35 0 0 74 100

4 16 21,6 44 59,4 14 18,9 0 0 0 0 74 100

5 25 33,7 39 52,7 10 13,5 0 0 0 0 74 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada pernyataan 1, dari 74 responden terdapat 21 orang (28,3%) yang menyatakan sangat setuju bahwa harga jual barang dagangan saya tentukan sesuai dengan modal pembelian barang dagangan, 51 orang (68,9%) yang menyatakan setuju, dan 2 orang (2,7%) yang menyatakan kurang setuju. b. Pada pernyataan 2, dari 74 responden terdapat 20 orang (27%) yang

menyatakan sangat setuju bahwa melihat harga pasaran sebagai pertimbangan menentukan harga jual, 34 orang (45,9%) yang menyatakan setuju, 16 orang (21,6%) yang menyatakan kurang setuju, dan 4 orang (5,4%) yang menyatakan tidak setuju.

c. Pada pernyataan 3, dari 74 responden terdapat 28 orang (37,8%) yang menyatakan sangat setuju bahwa menetapkan besarnya laba yang diinginkan dari besarnya biaya, 40 orang (54%) yang menyatakan setuju, 5 orang (6,7%) yang menyatakan kurang setuju, dan 1 orang (1,35%) yang menyatakan tidak setuju.


(59)

d. Pada pernyataan 4, dari 74 responden terdapat 16 orang (21,6%) yang menyatakan sangat setuju bahwa daya tawar konsumen menentukan harga jual barang dagangan, 44 orang (59,4%) yang menyatakan setuju, dan 14 orang (18,9%) yang menyatakan kurang setuju.

e. Pada pernyataan 5, dari 74 responden terdapat 25 orang (33,7%) yang menyatakan sangat setuju bahwa harga jual pesaing digunakan sebagai pertimbangan menetapkan harga jual barang dagangan, 39 orang (52,7%) yang menyatakan setuju, dan 10 orang (13,5%) yang menyatakan kurang setuju.

4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Laba (Y) Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Laba (Y)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 13 17,5 24 32,4 35 47,2 2 2,7 0 0 74 100

2 13 17,5 40 54 19 25,6 2 2,7 0 0 74 100

3 34 45,9 33 44,5 7 9,4 0 0 0 0 74 100

4 18 24,3 39 52,7 17 22,9 0 0 0 0 74 100

5 19 25,6 34 45,9 15 20,2 6 8,1 0 0 74 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada pernyataan 1, dari 74 responden terdapat 13 orang (17,5%) yang menyatakan sangat setuju bahwa laba yang diperoleh mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, 24 orang (32,4%) yang menyatakan setuju, 35 orang (47,2%) yang menyatakan kurang setuju, dan 2 orang (2,7%) yang menyatakan tidak setuju.

b. Pada pernyataan 2, dari 74 responden terdapat 13 orang (17,5%) yang menyatakan sangat setuju bahwa laba yang saya peroleh mampu membuat


(60)

usaha bertahan, 40 orang (54%) yang menyatakan setuju, 19 orang (25,6%) yang menyatakan kurang setuju, dan 2 orang (2,7%) yang menyatakan tidak setuju.

c. Pada pernyataan 3, dari 74 responden terdapat 34 orang (45,9%) yang menyatakan sangat setuju bahwa laba yang saya peroleh dapat digunakan sebagai modal untuk membeli persediaan barang dagangan, 33 orang (44,5%) yang menyatakan setuju, dan 7 orang (9,4%) yang menyatakan kurang setuju.

d. Pada pernyataan 4, dari 74 responden terdapat 18 orang (24,3%) yang menyatakan setuju bahwa laba yang saya peroleh mampu membuat usaha berkembang, 39 orang (52,7%) yang menyatakan kurang setuju, dan 17 orang (22,9%) yang menyatakan tidak setuju.

e. Pada pernyataan 5, dari 74 responden terdapat 19 orang (25,6%) yang menyatakan sangat setuju bahwa laba usaha yang saya peroleh mampu meningkatkan taraf hidup, 34 orang (45,9%) yang menyatakan setuju, 15 orang (20,2%) yang menyatakan kurang setuju, dan 6 orang (8,1%) yang menyatakan tidak setuju.

4.2.2.2Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk melihat pengaruh modal, biaya dan harga jual maka penelitian ini menggunakan adalah analisis model regresi Linier Berganda. Metode analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut :


(61)

Tabel 4.9

Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan pada Tabel 4.9, dapat dirumuskan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = -2,123 + 0,279X1 + 0,554X2 + 0,25X3

Model persamaan regresi linear berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a Konstanta (a) = -2,123. Hasil ini menunjukkan harga konstan, dimana jika variabel independen (modal, biaya, dan harga jual) = 0, maka variabel dependen (laba) adalah -2,123.

b Koefisien X1 = 0,279. Ini menunjukkan variabel modal berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel modal. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,025 di bawah nilai 5% (0,05) dan nilai t hitung modal (2,299) > t tabel (1,667) yang artinya jika variabel modal ditingkatkan sebesar 1 satuan maka variabel laba akan meningkat sebesar 0,279.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.123 1.389 -1.528 .131

Modal .279 .121 .233 2.299 .025 .238 4.209

Biaya .554 .091 .546 6.108 .000 .305 3.276

Harga .250 .118 .191 2.112 .038 .299 3.343


(62)

c Koefisien regresi X2 = 0,554. Ini menunjukkan variabel biaya berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 di bawah nilai 5% (0,05) dan nilai t hitung biaya (6,108) > t tabel (1,667) yang artinya jika variabel biaya ditingkatkan sebesar 1 satuan maka laba akan meningkat sebesar 0,554.

d Koefisien regresi X3 = 0,25. Ini menunjukkan variabel harga jual berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,038 di bawah nilai 5% (0,05) dan nilai t hitung harga jual(2,112) > t tabel (1,667) yang artinya jika variabel harga jual ditingkatkan sebesar 1 satuan maka variabel laba akan meningkat sebesar 0,25.

4.2.2.3Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar normal atau tidak. Prosedur uji dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan sebagai berikut:

Hipotesis yang digunakan:

H0: Data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05.

H1: Data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,05.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.


(63)

1. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Gambar 4.1, menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.


(64)

Gambar 4.2

P-P Plot Uji Normalitas Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Gambar 4.2, menunjukkan bahwa data-data (titik-titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.2, tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data telah memenuhi uji normalitas. Namun untuk lebih memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogrov- Smirnov dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal.


(65)

2. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel 4.10 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 74

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.19911905

Most Extreme Differences Absolute .069

Positive .054

Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .593

Asymp. Sig. (2-tailed) .874

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.10, menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,874 berada di atas nilai signifikan 5% (0,05). Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan kepengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model


(66)

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Metode Grafik

Suatu model regresi dianggap tidak terjadi heterokedastisitas jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.

Gambar 4.3

Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)


(1)

3.

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.123 1.389 -1.528 .131

Modal .279 .121 .233 2.299 .025 .238 4.209

Biaya .554 .091 .546 6.108 .000 .305 3.276

Harga .250 .118 .191 2.112 .038 .299 3.343

a. Dependent Variable: Laba

4.

Uji Normalitas (Sebelum Outliner)

Pendekatan Grafik


(2)

(3)

6.

Uji Normalitas (Sesudah Outliner)

Pendekatan Grafik


(4)

7.

Uji Heteroskedastisitas (Sesudah Outliner)

8.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.123 1.389 -1.528 .131

Modal .279 .121 .233 2.299 .025 .238 4.209

Biaya .554 .091 .546 6.108 .000 .305 3.276


(5)

9.

Uji Hipotesis (Uji F, Uji t,

)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 509.575 3 169.858 113.276 .

Residual 104.966 70 1.500

Total 614.541 73

a. Predictors: (Constant), Harga, Biaya, Modal

b. Dependent Variable: Laba

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.123 1.389 -1.528 .131

Modal .279 .121 .233 2.299 .025 .238 4.209

Biaya .554 .091 .546 6.108 .000 .305 3.276

Harga .250 .118 .191 2.112 .038 .299 3.343


(6)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .911a .829 .822 1.22454

a. Predictors: (Constant), Harga, Biaya, Modal