Karya-karya RIWAYAT HIDUP AL-

itu bukanlah terjemahan dari karangan al- Fārābī, tetapi setelah diselidiki oleh Wolff, hampir 23 dari buku al- Fārābī dimuat di dalamnya. Adapun aslinya dalam bahasa Arab barulah dicetak pertama kali oleh majalah al- Irfān pada 1821 M. dari naskahnya tertanggal abad 13 M. Cetakan kedua diterbitkan oleh Dr. Otsman Amien pada tahun 1931. Kedua, selain itu ada bukunya yang bernilai tinggi ialah komentarnya terhadap karangan Aristoteles bernama Aghrāḍ Kitāb mā Warāʼa al-Ṭabī ah li Aris ṭū On the Objects of Metaphysica, Tujuan buku Aristoteles tentang Metafisika. Men genai buku ini, diakui oleh Ibn Sīnā, bahwa dia telah membaca buku Metaphysic of Aristoteles Metafisika dari Aristoteles sampai diulanginya, tetap dia tidak mengerti. Tapi setelah membaca komentar al- Fārābī terhadap buku itu barulah dia mengerti seluruh isinya dengan sekali baca saja Ketiga, buku lain yang penting juga ialah Al-Ta līm al-Tsānī pelajaran falsafat yang kedua, yang dikarangnya atas permintaan kepala daerah. Karena buku itu, nama al-F ārābī menanjak tinggi dengan gelar “Second Preceptor” Maha Guru Kedua, sesudah Aristoteles sebagai Maha Guru Pertama. 16 Di antara hasil- hasil karyanya yang berjumlah 117 buah, buku karangannya di bidang politik cukup populer dan sangat mengagumkan. Segala buku-buku itu meliputi tiga bidang: 1. Politik dan Hukum 2. Sosial dan Ekonomi 3. Akhlak 16 H. Zainal Abidin Ahmad, Negara Utama, h. 24-28 Adapun nama buku-buku politik karangan al- Fārābī itu ialah: 1. Mabādi ʼ rāʼ Ahl al-Madīnah al-Fāḍilah The principle of the community of model city, dasar-dasar ideologi warga negara utama, atau singkatnya dinamakan Madīnah al-Fāḍilah. Menurut keterangan Ibn Abī Uṣaybī ah, buku itu mulai dikarang al- Fārābī sewaktu di Bahgdad dan dibawanya pindah ke Syām pada akhir 330 H., lalu disempurnakan di Damaskus pada 331 H. Barulah selesai dengan membagi-bagi bab dan pasalnya pada 337 H., sewaktu dia berada di Mesir. Jadi diselesaikan dalam waktu 7 tahun. Naska h buku ini masih terdapat di Dār al-Kutub di Mesir No. 743 bagian ilmu kalām. Sudah dicetak dan diterbitkan di Leiden pada 1895 dan kemudian di Mesir. 2. Siyāsah al-Madaniyyah political economy, politik ekonomi. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Hebrew oleh Moses ben Tebon pada 1248 M. dan juga telah disebarkan oleh M. Philopporski dalam suatu kumpulan yang dinamakannya “Sepher ha~Asiph” pada 1850 di London. Buku siyasah ini dinamakan juga Mabādiʼ al-Mawjūdāt dasar-dasar segala wujud”, telah dicetak di Heyderabad, India, pada 1346 H. Kedua buku di atas diakui oleh Ibn Ab ī Uṣaybī ah dan al-Qifṭī sebagai “Dua buku yang tidak ada bandingannya”. 3. Jawāmi al-Siyāsah cimpedium of politics, himpunan politik disebarkan oleh Shaiko dari manuskripnya yang masih tersimpan di Vatikan. 4. Jawāmi Kutub al-Nawāmīs li Aflā ṭūn a summary of Plato laws, ringkasan dari buku hukum karangan Plato. Manuskrip aslinya terdapat di perpustakaan Leiden No. 1429. 5. Kitāb al-Alfā ẓ al-Flāṭūniyyah wa Takwīn al-Siyāsah al-Mulukiyyah wa al- Akhlāq monarchal policy making and moral, kata-kata Plato tentang pembentukan negara monarki dan akhlak. Manuskripnya tersimpan di Aya Sophia, Istanbul, No. 2820. 6. Risālah fī Qawd al-Juyūsy risalah tentang pembentukan tentara 7. Al-Ma āyisy wa al- Ḥurub hubungan ekonomi dan peperangan 8. Al-Ijtimā iyyah wa al-Madīnah community of the city, masyarakat- masyarakat kota 9. Al-Fa ḥṣ al-Madanī penyelidikan rencana pembangunan. 10. Ta ḥṣīl al-Sa ādah reality of the happines, merealisasikan tujuan kebahagiaan. Buku ini telah dicetak di Heyderabad pada 1345 H. Dan naskahnya disimpan di Dār al-Kutub Mesir, No 601 bagian Hikmah. 11. Risālah fī al-Sa ādah pamphlet on happines, risalah tentang kebahagiaan, dapat diperoleh di Dār al-Kutub, Mesir No. 120. 12. Risālah fī at-Tanbīh alā Subul al-Sa ādah risalah tentang peringatan mengenai jalan-jalan menuju kebahagiaan. Sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani dan satu naskah aslinya tersimpan di British Museum, London No. 77. 13. Al- Ṣīrāṭ al-Faḍīlah model of etihcs, akhlak utama. Buku ini pernah dipuji sebagai puncak karangan al- Fārābī di bidang akhlak. 14. Ṣadr Kitāb al-Akhlāq li Arisṭū preface to ethics of aristotle, pengantar dari buku akhlak karangan aristoteles. Menurut Steincheineder, kemungkinan besar buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, karena kebanyakan pengarang-pengarang Yahudi selalu menyebut-nyebutnya, seperti Maimonides, Samuel ben Taboun, Jozef ben Shantoub dan David ben Jahuda. 15. Jawāmi al-Sayr al-Mar ḍiyyah fī Iqtifāʼ al-Faḍāʼil al-Insiyyah himpunan akhlak-akhlak yang baik dalam mengikuti sifat-sifat keutamaan manusia. Satu naskah buku ini terdapat dalam perpustakaan di Leiden, No. 1931. 17 Demikianlah jumlah buku-buku karangan al- Fārābī. Kita menyadari bahwa pembagiannya kepada tiga bidang di atas politik dan hukum, sosial dan ekonomi, dan akhlak, tidaklah begitu tepat. Tidak mungkin suatu buku membatasi dirinya kepada suatu bidang saja dengan tidak mencampuri bidang lainnya. Misalnya buku-buku mengenai kebahagiaan, dapat dimasukkan ke dalam soal-soal sosial dan ekonomi, sebagai tujuan negara, tetapi dapat juga dimasukkan dalam soal politik, bahkan juga dalam bidang akhlak. Dari buku-buku yang disebutkan di atas ada tiga buah buku yang merupakan puncak tertinggi dari setiap bidang yaitu: 1. Mabādī rā ʼ Ahl al-Madīnah al-Fāḍilah, dalam soal-soal politik 2. Siyāsah al-Madāniyyah dalam soal-soal sosial dan ekonomi 3. Al- Ṣīrāṭ al-Faḍīlah dalam soal-soal akhlak Jika buku-buku yang merupakan puncak di bidang masing-masing itu dihimpun menjadi satu, kita melihat satu kesempurnaan yang mengagumkan bagi 17 H. Zainal Abidin Ahmad, Negara Utama, h. 30-33. uraian-uraian al- Fārābī di bidang ilmu kenegaraan. Buku-buku inilah yang menjadi konsepsi al- Fārābī. 27

BAB III KONSEP KEPEMIMPINAN MENURUT AL-QUR

ʼĀN DAN ḤADĪTS

A. Definisi Konsep dan Kepemimpinan

Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah rancangan atau buram surat, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret, gambaran mental dari obyek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. 1 Woodruff mendefinisikan konsep sebagai suatu gagasanide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu obyek, produk subyektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap obyek-obyek atau benda-benda melalui pengalamannya setelah melakukan persepsi terhadap obyekbenda. Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa obyek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan kompleks, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman atau kejadian tertentu . 2 Sedangkan kepemimpinan menurut KBBI adalah perihal pemimpin, cara memimpin. 3 Setiap kegiatan manusia yang dilakukan secara kolektif selalu membutuhkan suatu sistem kepemimpinan. Jadi harus ada pemimpin demi sukses dan efisiensi kerja. Untuk bermacam-macam usaha dan kegiatan manusia yang 1 Kemendikbud, http:kbbi.web.idpimpin, “Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Online”, 13032014, pukul 14.15 WIB. 2 http:carapedia.compengertian_definisi_ konsep_menurut_ para_ahli_info402.html, 13032014, pukul 14.30 WIB. 3 Kemendikbud, http:kbbi.web.idpimpin, 13022014, pukul 17.55 WIB. jutaan banyak ini diperlukan upaya yang terencana dan sistematis untuk melatih dan memersiapkan pemimpin-pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk memelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan. Maka dari itu, pembahasan dalam bab ini akan fokus pada konsep atau ide tentang hal apa saja yang berkaitan dengan kepemimpinan atau cara memimpin berdasarkan al-Qur ʼān dan Ḥadīts yang memang merupakan landasan utama kehidupan. Dalam hal ini, penulis akan mengungkapkan ayat beserta tafsir dengan tujuan agar kita dapat melihat kesesuaian ayat dengan bahasan. Ditambah juga beberapa pandangan ahli Ḥadīts tentang Ḥadīts-Ḥadīts yang akan penulis ungkapkan. Adapun mengenai ayat al-Qur ʼān, tafsir pada pembahasan nanti akan diungkapkan berdasarkan dua tafsir: Pertama, Tafsīr al-Ṭabarī yang ditulis sebelum kelahiran al-Fārābī. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui bagaimana trend tafsir yang beredar pada masa-masa kehidupan al- Fārābī dan bagaimana pengaruhnya. Kedua, Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, yang ditulis pada abad 20. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat melihat perkembangan penafsiran di era modern di mana sudah banyak teori kepemimpinan yang berkembang. Dua tafsiran di atas cukup merepresentasikan pandangan tentang kepemimpinan di zaman klasik yang diwakili oleh Tafsīr al-Ṭabarī dan zaman modern yang diwakili oleh Tafsir al-Mishbah. Dengan begitu, kita dapat melihat bagaimana perkembangan teori kepemimpinan dalam pandangan mufassir. Dari sekian banyak tokoh yang menulis tentang kepemimpinan menurut al-Qur ʼān adalah Munawir Sjadzali yang menulis buku Islam dan Tata Negara yang menjadi referensi utama. Hal ini dikarenakan beberapa ayat yang ia cantumkan di dalam bukunya itu sesuai dengan pembahasan mengenai kepemimpinan. Tulisan ini kita mulai dari bagaimana al-Qur ʼān berbicara mengenai kepemimpinan. Munawir Sjadzali mengungkapkan, di dalam al-Qur ʼān terdapat ayat yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Ayat-ayat tersebut di antaranya: 4 Pertama, mengajarkan tentang kedudukan manusia di muka bumi sebagai pemimpin yaitu:                       Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Q.S. al-An ām: 165. Menurut Abū Ja fār Muḥammad bin Jarīr al-Ṭabarī, dalam Tafsīr al- Ṭabarī, Allah SWT berfirman kepada Nabi, “Wahai manusia, dan Dialah yang menjadikan kamu sekalian manusia, sebagai penguasa-penguasa di bumi, dengan memusnahkan orang-orang dan umat-umat sebelum kalian, serta menjadikan 4 Munawir Sjadzali, Islam dan Ilmu Tata Negara: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran Jakarta: UI Press, 1993, h. 4. kalian sebagai khalīfah dan pengganti mereka di muka bumi. Kalian menguasai bumi dan menjadi penguasa setelah mereka.” 5 Firman Allah SWT, “dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, ” sesungguhnya dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa keadaan manusia berbeda-beda, dan Dia menjadikan status sebagian lebih tinggi dari sebagian lain dengan melapangkan rizki sebagian mereka, sehingga sebagian manusia menjadi lebih utama disebabkan rizki dan kekayaan yang dianugerahi kepada mereka lebih tinggi dari si fakir. Selanjutnya firman Allah SWT, “Untuk mengujimu tentang apa yang diberikan- Nya kepadamu,” maksudnya adalah untuk menguji manusia dengan apa yang dianugerahkan kepadanya berupa keutamaan dan rizki, sehingga dapat diketahui siapa di antara mereka yang taat kepada-Nya. Kemudian maksud dari, “Dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” adalah sesungguhnya Allah akan menutupi dosa orang-orang yang diberi ujian berupa kenikmatan, atau diuji dengan perintah dan larangan. Kemudian ia menerima dan taat kepada-Nya, maka Allah akan menutupi kehinanaan pada saat ia dihisab. 6 Sedangkan menurut Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, ayat ini menjelaskan di samping Allah SWT sebagai pemelihara segala sesuatu, “ Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa d i bumi,” yakni pengganti umat-umat yang lalu dalam mengembangkan alam. “Dan Dia meninggikan” derajat akal, ilmu, harta kedudukan sosial, kekuatan jasmani, dan lain- lain “sebagian kamu atas 5 Abū Ja fār Muḥammad bin Jarīr al-Ṭabarī, Tafsīr al- Ṭ abarī , terj. Akhmad Affandi dkk. Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, h. 787. 6 Abū Ja fār Muḥammad bin Jarīr al-Ṭabarī, Tafsīr al- Ṭ abarī, h. 787.