Al- Fārābī ingin menggambarkan pula keutamaan bagi kepala negara untuk
membersihkan jiwanya dari berbagai aktifitas hewani, seperti korupsi, manipulasi, tirani, yang merupakan aktualisasi pemerintah jahiliyyah, pemerintahan fasik,
pemerintahan apatis dan pemerintahan sesat. Karena kepala negara menjadi sumber peraturan dan keserasian hidup dalam masyarakat, maka ia harus bertubuh
sehat, kuat, berani, pintar, serta cinta kepada ilmu pengetahuan, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Sehingga yang paling ideal menjadi kepala negara adalah
mampu berkomunikasi dengan akal aktif.
5
Mengenai pengangkatan kepala negara, al- Fārābī tidak sedetail yang ada di
negara demokrasi, karena al- Fārābī tidak menjelaskan bagaimana mekanisme
pengangkatan kepala negara. Namun, seandainya tidak ada satu orang pun yang memenuhi kriteria menurut al-
Fārābī, kepala negara dapat dipilih secara kolektif “presidium”.
6
Di antara orang-orang yang memiliki karakter pemimpin, kemudian dipilih satu orang yang memiliki kearifan tertinggi, lalu yang lain dipilih
berdasarkan keahlian pengetahuan yang spesifik dan berbeda-beda, seperti: ahli pemerintahan, ahli strategi perang, ahli ekonomi, ahli bicara dan komunikasi, dan
sebagainya. Dengan demikian, penulis ingin mencoba mengangkat judul skripsi yang
berasal dari sebuah pembahasan menarik di atas yaitu,
“Konsep Kepemimpinan dalam Negara Utama al-
Fārābī”
5
Kautsar Azhari Noer, “Pemikiran dan Peradaban”, dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, h. 215.
6
Muhammad Azhar, Filsafat Politik: Perbandingan antara Islam dan Barat Jakarta: Rajawali, 1996, h. 79.
Itulah gambaran penalaran yang memberikan alasan mengapa penulis memilih judul ini. Berawal dari wacana di atas, maka penulis merasa perlu untuk
mengangkat sebuah judul yang telah penulis paparkan pada latar belakang masalah di atas.
B. Batasan Rumusan Masalah
Agar skripsi ini dapat terarah, tersistematisasi dan teridentifikasi maksudnya, penulis ingin memberi batasan masalah yang akan dianalisis. Untuk
itu pembatasan masalah dalam skripsi ini adalah tentang definisi kepemimpinan dalam Negara Utama al-
Fārābī. Dengan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, untuk melacak
jawaban dan masalah pokok secara terarah maka dibuat satu pertanyaan: Bagaimana konsep kepemimpinan dalam Negara Utama menurut Al-
Fārābī dengan fokus pada empat 4 hal; pertama, kepemimpinan menurut al-
Fārābī; kedua, tugas dan fungsi pemimpin; ketiga kriteria kepala negara; keempat,
pengangkatan kepala negara.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam hal ini, penulis mengambil judul skripsi Konsep Kepemimpinan dalam Negara Utama Al-
Fārābī, bertujuan menceritakan secara mendalam tentang kepemimpinan dalam konsep Negara Utama al-
Fārābī.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui pandangan- pandangan al-
Fārābī tentang kepemimpinan dan Negara Utama guna menambah perspektif baru dalam memandang dan mencari pemimpin dan negara yang ideal.
D. Tinjauan Pustaka
Dengan melakukan tinjauan pustaka, penulis telah menemukan hasil karya yang membahas tentang pemikiran politik al-
Fārābī. Adapun karya tersebut adalah:
rāʼ Ahl al-Madīnah al-Fāḍilah, yang mengungkapkan tentang hubungan sosial antara masyarakat dengan masyarakat negara, negara bangsa dengan
negara. Selain karya di atas, penulis menemukan buku-buku yang membahas
tentang pemikiran falsafat politik al- Fārābī, seperti buku-buku yang berjudul
Negara Utama menurut al- Fārābī, yang dikarang oleh Ahmad Zainal Abidin. Di
dalam bukunya ia menggambarkan bagaimana Negara Utama menurut al- Fārābī,
dan buku tersebut membahas tentang bagaimana hubungan sosial antara masyarakat dengan masyarakat dan negara dengan negara.
Selanjutnya yaitu buku yang berjudul Filsafat Politik Islam: Antara al- Fārābī dan Khomeni, yang dikarang oleh Yamani. Di dalam bukunya, Yamani
membahas perbandingan pemikiran Khomeini dengan pemikiran al- Fārābī dengan
beberapa tujuan. Pertama, ia memaparkan falsafat politik al- Fārābī yang belum
banyak diketahui. Padahal banyak peneliti yang percaya bahwa pemikiran tokoh ini merupakan suatu upaya yang cukup berhasil dalam menjelaskan batang tubuh
falsafat klasik. Kedua, penyandingan ini bermaksud untuk melacak kemungkinan adanya akar-akar
Wilāyah al-Faqīh pemikiran Ayatullah Khomeini dalam
pemikiran al- Fārābī. Di dalam buku tersebut, keduanya membahas tentang
seorang pemimpin yang saleh, arif, dan bijaksana, bahkan dianggap ma ṣūm
berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala agama. Selain buku-buku dan karya-karyanya, penulis juga telah menemukan
karya akademik dalam bentuk skripsi. Skripsi tersebut ditulis oleh Desi Koencoro salah satu mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syari’ah Jurusan Jinayah
Siyasah Program Studi Siyasah Syar’iyah, angkatan 2000-2001. Adapun skripsi
tersebut berjudul Relevansi Politik Abad Modern dalam Rekonstruksi Pemikiran al-
Fārābī. Di dalam skripsinya, ia membahas sepenuhnya pemikiran yang dituangkan oleh al-
Fārābī, yang membandingkan dengan pemikiran Ayatullah Khomeini tentang konsep imamah
Wilāyah al-Faqīh terhadap pemerintahan Iran juga tentang tubuh struktur Perserikatan Bangsa-bangsa PBB. Ia berusaha
menelusuri adanya kemiripan konsep kepemimpinan dalan struktur pembagian kekuasaan PBB dengan konsep bentuk-bentuk kerja sama antar elemen
masyarakat yang terbagi dalam tiga kategori, khususnya dalam Masyarakat Besar salah satu pemikiran al-
Fārābī, yang bekerja sama antara bangsa yang dimiliki oleh dewan keamanan PBB dengan sosial struktur masyarakat al-
Fārābī yang sekaligus merupakan bentuk Islamisasi konsep struktur sosial Plato.
Tidak hanya itu, penulis juga menemukan karya akademik dalam bentuk skripsi yang lain. Skripsi tersebut ditulis oleh Amirullah salah satu mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syari’ah Jurusan Jinayah Siyasah Program Studi Siyasah Syar’iyah, angkatan 2001-2002. Adapun skripsi tersebut berjudul
Negara Utama al- Fārābī dan Ide Demokrasi. Di dalam skripsinya ia membahas
tentang al- Fārābī yang telah menyumbangkan pemikiran filsafat politiknya
terhadap khazanah pengetahuan Islam tentang ketatanegaraan, yang disebut dengan istilah Negara Utama. Konsep tersebut merupakan sebuah perkumpulan
kerjasama manusia untuk mencapai tujuan yang ingin mendapatkan kebahagiaan. Negara Utama al-
Fārābī merupakan sebuah konsep politik Islam yang lahir pada abad klasik, berbeda dari demokrasi yang pada kenyataannya berkembang pesat
hingga saat ini. Pemikiran al- Fārābī yang lain yang sejalan dengan filsafat politik
Plato adalah mengenai bentuk negara ideal yang diidealkan oleh keduanya, yaitu bentuk Negara Kota. Al-
Fārābī mengidolakan Negara Kota yang utama, bukan bentuk negara demokratis, seperti juga Plato dan Aristoteles.
Adapun yang membedakan tulisan skripsi ini dengan tulisan-tulisan di atas adalah bahwa penulis memfokuskan tulisan terhadap pembahasan mengenai
konsep kepemimpinan yang diungkapkan al- Fārābī dan konsep Negara Utama
yang dituliskan al- Fārābī dalam bukunya yang berjudul rāʼ Ahl al-Madīnah al-
Fāḍilah. Di dalam buku tersebut di antaranya dibahas tentang negara ideal yang di dalamnya terdapat pembagian negara-negara berdasarkan ideologi menurut al-
Fārābī, kriteria kepala negara, dan sebagainya.
E. Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan pada riset pustaka library research yakni proses pengidentifikasian secara sistematis