BAB II TINJAUAN PUS TAKA
2.1. Konsep Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan Notoatmodjo, 2007. M enurut Sunaryo 2004 perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Definisi lain dari perilaku adalah suatu aksi
atau reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia.
2.1.2. Ciri-ciri Perilaku
Notoatmodjo 2003, ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah sebagai berikut:
a. Kepekaan Sosial
Kepekaan sosial
merupakan kemampuan
manusia untuk
dapat menyesuaikan perilaku sesuai pandangan dan harapan orang lain. M anusia adalah
makhluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang lain.
b. Kelangsungan Perilaku Kelangsungan perilaku merupakan antara perilaku yang satu ada kaitannya
dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru lalu, dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku manusia terjadi secara
berkesinambungan bukan secara serta merta.
Universitas Sumatera Utara
c. Orientasi Tugas Orientasi tugas merupakan setiap perilaku selalu memiliki orientasi pada
suatu tugas tertentu. d. Usaha dan Perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan.
2.1.3. Jenis Perilaku
M enurut Notoatmodjo 2003, perilaku dibedakan menjadi dua yaitu: a. Perilaku Tertutup cover behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup cover. Respon atau reaksi stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku Terbuka overt behavior Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktik practice, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
2.1.4 Domain Perilaku
Notoatmodjo 2007, berpendapat bahwa perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom
Universitas Sumatera Utara
seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam tiga domain ranahkawasan yaitu: pengetahuan knowledge, sikap attitude, praktek atau
tindakan yang dilakukan practice.
1. Pengetahuan
Knowledge
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan lain
sebagainya. Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan penglihatan mata Taufik, 2007.
M enurut Notoatmodjo 2007, tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu tahu know, memahami comprehension, aplikasi
application. Analisis analysis, sintesis synthesis, evaluation evaluation. 1. Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
recall suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. M emahami comprehension M emahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya real. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis synthesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasari pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
Universitas Sumatera Utara
M enurut Notoatmodjo 2010, dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni: a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara
sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:
1 Cara Coba Salah trial and error Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan satu hingga beberapa
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka dicoba dengan kemungkinan yang lain, sampai
masalah tersebut dapat terpecahkan. 2 Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah ditemukannya kina
sebagai obat penyembuhan penyakit malaria. Kina ditemukan sebagai obat malaria adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang sering
mengembara. 3 Cara kekuasaan atau otoritas
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
4 Berdasarkan pengalaman pribadi Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
5 Cara Akal sehat Common sense Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran pengetahuan. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau
agar anak disiplin menggunakan cara hukuman. Sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran bahwa hukuman adalah
merupakan metode bagi pendidikan anak meskipun bukan yang paling baik.
6 Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari
Tuhan melalui para Nabi. 7 Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
8 M elalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia juga ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan
Universitas Sumatera Utara
kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut M etode Penelitian Ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian.
2. Sikap
Attitude
Ahmadi 2007 menyatakan sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek
psikologi di sini meliputi : simbol, kata-kata, s logan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek psikologi
apabila ia suka atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki s ikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka atau sikap
unfavorable terhadap obyek psikologi. M enurut Walgito 2008, sikap individu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap tertentu
terhadap suatu objek. 2. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap
Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut.
3. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju kepada sekumpulan objek-objek
Universitas Sumatera Utara
Bila seseorang mempunyai sikap negara pada seseorang, maka orang tersebut akan mempunyai kecenderungan menunjukkan sikap negatif pada kelompok
dimana orang tersebut bergabung. 4. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar
Jika suatu sikap telah terbentuk dalam diri seseorang, maka akan sulit berubah dan memakan waktu yang lama. Tetapi sebaliknya jika sikap itu belum mendalam
dalam dirinya, maka sikap tersebut tidak bertahan lama, dan sikap tersebut mudah diubah.
5. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi. Sikap terhadap sesuatu objek akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif
maupun negatif terhadap objek tersebut. Sikap juga mengandung motivasi, yang mempunyai daya dorong bagi industri untuk berperilaku secara individu terhadap
objek yang dihadapinya. M enurut Ahmadi 2007, sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana
individu itu berada. 2. Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau
tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada. Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu obyek ia akan
siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu. Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu obyek, maka ia akan
mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan obyek itu Ahmadi, 2007.
Universitas Sumatera Utara
M enurut Notoatmodjo 2007 sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: 1. M enerima receiving
M enerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
2. M erespon responding M emberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. M enghargai valuing
M engajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko
merupakan sikap yang paling tinggi. Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku
manusia adalah
masalah pengungkapan
assessment atau
pengukuran measurement sikap. Ada beberapa metode pengungkapan sikap yang secara
historik telah dilakukan orang, diantaranya adalah : Ahmadi, 2007, dan Walgito, 2008.
1. Observasi perilaku Perilaku yang diamati mungkin saja dapat menjadi indikator sikap dan konteks
situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus sangat hati-hati apabila hanya didasarkan dari pengamatan terhadap perilaku yang ditampakkan oleh
seseorang.
Universitas Sumatera Utara
2. Penanyaan langsung Pengungkapan sikap dengan penanyaan langsung memiliki keterbatasan dan
kelemahan yang
mendasar. Dimana
apabila situasi
dan kondisi
memungkinkannya untuk mengetahui hal yang sebenarnya tanpa rasa takut terhadap konsekuensi langsung maupun tidak langsung yang dapat terjadi.
3. Pengungkapan langsung Suatu versi metode penanyaan langsung adalah pengungkapan langsung secara
tertulis yang dapat dilakukan dengan menggunakan item ganda. 4. Skala sikap
M etode pengungkapan sikap dalam bentuk self report yang hingga kini dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah dengan menggunakan daftar pernyataan-
pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala sikap. Dalam pengukuran skala sikap ini dapat digunakan dengan pengukuran sikap model
Bogardus, Thurstone dan Likert. Skala Likert sangat populer saat ini karena skala ini termasuk mudah dalam penyusunannya. Sudah banyak peneliti yang telah
mempergunakan dan menyempurnakannya. Skala Likert terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju Ahmadi,
2007. 5. Pengukuran terselubung
M etode pengukuran terselubung cover measures sebenarnya berorientasi kembali ke metode observasi perilaku yang telah dikemukakan di atas, akan tetapi
sebagai objek pengamatan bukan lagi perilaku tampak yang disadari atau sengaja
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi lebih di luar kendali orang yang bersangkutan Walgito, 2008.
3. Praktek atau Tindakan
Practice
M enurut Notoatmodjo 2007 suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Tingkat-tingkat praktek adalah persepsi perception, respon terpimpin
guided respons, mekanisme mechanism, adopsi adoption. 1. Persepsi perception
M engenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2. Respon terpimpin guided respons Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh yang
telah diketahuinya. 3. M ekanisme mechanism
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4. Adopsi adoption Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya
tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Remaja 2.2.1. Pengertian
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi
tidak juga golongan dewasa atau tua. M asa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak
lagi memiliki status anak. M asa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspekfungsi untuk memasuki
masa remaja Hurlock, 2004. M enurut Wikipedia remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal
anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan terakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. M asa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis dan semakin banyak menghabiskan waktu diluar keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Perkembangan Anak Remaja A. Remaja Awal : 12-15 Tahun
M asa remaja awal ditandai dengan meningkatnya cara berfikir kritis. Anak- anak tanggung selalu menanyakan sebab-sebab, akibat-akibat dengan cara
menyanggah pendapat orang dewasa. Pada masa ini mudah terjadi identifikasi yang sifatnya emosional dengan teman sebaya yang sejenis. M inat dan aktivitas mulai
mencerminkan jenisnya secara lebih jelas. Pengendalian emosi dan kesedian bertanggung jawab lebih terlihat melalui perbuatan atau tindakan Gunarsa, 1991.
Para ahli psikologi mengatakan bahwa masa ini adalah masa berkelompok dimana tertuju pada keinginan diterima oleh temen-temen sebaya sebagai anggota
kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-teman. M asa ini adalah masa penyesuain diri, masa ini disebut juga masa kreatif dan masa
bermain, karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain. Pola kepribadian mulai terbentuk pada masa ini. Dengan
berjalannya periode awal masa anak–anak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman–teman sebayanya yang membawa pengaruh dalam pembentukan
konsep diri anak Hurlock,2004.
B. Remaja Pertengahan : 15-18 Tahun
Pada masa ini, anak laki-laki dan perempuan senang bergabung dengan teman sebaya, jenis dan status yang sama. M ereka cepat membentuk hubungan-
hubungan emosional dan membanggakan temannya atau kelompoknya. Permainan kelompok, tim, kegiatan olah raga musiman sangat menarik baginya. Persahabatan
teman sebaya sangat dibutuhkan, sehingga mereka seolah-olah hanya kesekolah
Universitas Sumatera Utara
karena ingin bermain dengan kawannya. M ereka tertarik pada kelompok anak dengan minta, patokan dan harapan yang sama. Sering kali terlihat dua anak atau
lebih mempunyai kebutuhan atau minat yang sama, lalu bergabung. M ereka saling mengerti keinginan-keinginannya dan memperoleh kepuasan dari persahabatan
tersebut Gunarsa, 1991. Akhir masa anak-anak merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan
realistis seragam sampai terjadi perubahan-perubahan pubertas. Keterampilan yang dipelajari anak-anak sebagian pada kesempatan untuk belajar, sebagian pada bentuk
tubuh dan sebagian lagi bergantung pada apa yang digemari oleh teman-teman sebaya. Pada akhir masa anak-anak ini, anak-anak sangat terpukau dengan anggapan
bahwa mereka harus menyesuaikan diri dengan standar dalam penampilan, berbicara dan berperilaku seperti yang ditetapkan oleh kelompok Hurlock, 2004.
Kepribadian remaja pada saat ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan
badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. M aka dari perasaan yang penuh
keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan
kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati
dirinya Hariyanto, 2010.
Universitas Sumatera Utara
C. Remaja Akhir : 18-21 Tahun
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola kehidupan yang digariskan sendiri dengan
keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang
jelas yang baru ditemukannya Hariyanto. 2010. M asa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan diterima orang dewasa Hurlock, 2004.
2.3 Gadget 2.3.1. Defenisi
Gadget adalah sebuah obyek alat atau barang elektronik yang memiliki fungsi khusus tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barang baru.
Gadget sering diartikan lebih tidak biasa atau didesain secara lebih pintar dibandingkan dengan teknologi normal pada masa penemuannya Herkistianti,V.
2014. Adapun dalam kamus Wikipedia, gadget Bahasa Indonesia : acang adalah
istilah yang berasal daru Bahasa Inggris untuk merujuk pada suatu instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang umumnya diberikan
terhadap sesuatu yang baru. Gadget dianggap sebuah rancangan yang berbeda dan lebih canggih dibandingkan teknologi normal yang ada pada saat penciptaannya.
M enurut Herkistianti 2014, gadget merupakan suatu perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus pada setiap perangkatnya. Contohnya seperti
komputer, handphone, game konsole dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Sejarah dan Perkembangan Gadget
Pada tahun 1999, M ike Lazaridis bisa disebut orang pertama kali yang menjadi cikal bakal perkembangan gadget di dunia. Beliau pertama yang melakukan
inovasi di dunia gadget dengan membuat Blackberry di perusahaan RIM Canada. Dari sini para perusahaan teknologi di dunia tidak mau tinggal diam dan ingin
berusaha membuat sesuatu yang serupa bahkan lebih baik. Dengan adanya mindset dan tekad yang kuat, para pelaku bisnis tersebut berhasil membuat gadget pintar
dengan berbagai jenis dan fungsinya sehingga sekarang tengah membanjiri pasar industri Pertiwi, A 2009.
Trend gadget sekitar tahun 2012 di Indonesia dprediksi masih dipegang oleh segmen smartphone. M eskipun komputer dan laptop masih memiliki peluang untuk
berkembang, akan tetapi masih kalah dengan perkembangan smartphone. Hal ini dikarenakan tingkat konsumen smartphone di Tanah Air akan terus bertambah.
Seperti saat ini perkembangan gadget di Indonesia pertumbuhannya cukup pesat. Bahkan peminat gadget di Indonesia semakin bertambah dan hampir semua
kalangan masyarakat gemar menggunakan gadget khususnya dikalangan anak remaja. Gadget yang menjadi pilihan banyak orang di Indonesia di antaranya adalah
Blackberry, Apple dan Android Cavalera, G. 2013.
2.3.3. Jenis Jenis Gadget di Indonesia