Ilmu Pengetahuan Sosial Kerangka Teori 1. Belajar Dan Pembelajaran

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa. agar proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efisien.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial

a Pengertian IPS Pada dasarnya Mulyono Tj. 1980 dalam Hidayati, dkk 2008:1-7 memberi bahasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdisipliner interdisciplinary approach dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, ekonomi, geografi, hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidi harjo 1996 dalam Hidayati, dkk 2008:1-7 bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik. Sampai saat ini , IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu – ilmu sosial social science, maupun ilmu pendidikan. Hal tersebut dikemukakan oleh Sumantri 2001 dalam Hidayati, dkk 2008:1-3 Perpaduan dari sejumlah mata pelajaran geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik disebabkan karena mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Bidang studi IPS berasal dari negara Amerika serikat dengan nama aslinya Social Studies. Latar belakang dimasukkannya IPS kedalam kurikulum sekolah karena munculnya masalah-masalah nasional sebagai akibat peristiwa G30S PKI, salah satu masalah tersebut adalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Tahun 1984 pemerintah memberlakukan kurikulum baru di SD diajarkan IPS terpadu sejak itulah pemerintah selalu melakukan perubahan kurikulum tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di indonesia. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. b Hakikat IPS Menurut Hidayati, dkk 2008:1-19 menyatakan bahwa Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus menghadapi tantangan- tantanganyang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. Hidayati menambahkan bahwa setiap manusia sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu yang melahirkan, ayahnya, dan keluarganya. Selanjutnya setelah seusia taman kanak-kanak ia akan berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, dan dengan gurunya. Sesuai dengan bertambahnya umur, maka interaksi tersebut akan bertambah luas, begitu juga ia akan mendapat pengalaman dan hubungan sosial dari kehidupan masyarakat disekitarnya. Dari pengalaman tersebut anak akan mengenal bagaimana seluk beluk kehidupan. Misalnya bagaimana cara seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya, cara menghormati orang yang lebih tua, sebagai anggota masyarakat harus mentaati aturan atau norma-norma yang berlaku, mengenal hal-hal yang baik dan buruk, maupun benar dan salah. Semua pengetahuan yang melekat pada diri anak tersebut akan sebagai “pengetahuan sosial”. Dengan demikian dalam diri kita masing-masing dengan kadaryang berbeda, sebenarnya telah terbina pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, haya namanya belum kita kenal dan dikenal secara formal memasuki bangku sekolah. Selanjutnya dalam kehidupan bermasyarakat itu banyak kegiatan atau aspek yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kehidupannya, dan masing-masing aspek itu saling kait mengkait. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia dibatasi oleh aturan- aturan yang berlaku di dalam lingkungannya. Sebagai anggota masyarakat, kita harus mentaati aturan atau norma. Walaupun aturan ini tidak tertulis tetap dipenuhi oleh anggota masyarakat. Manusia butuh makan untuk mempertahankan hidupnya sehingga kita dapat melakukan kegiatan dan berhubungan dengan orang lain Hidayati, dkk, 2008:1-20. c Tujuan IPS Menurut KTSP 2006 : 47, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai berikut : 1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid suma atmaja adalah ” membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi masyarakat dan negara”. Sedangkan secara rinci Oemar hamalik 1992 : 40 – 41 dalam Hidayati ,dkk 2008:1-24 merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : a. pengetahuan dan pemahaman, b sikap hidup belajar, c nilai-nilai sosial dan sikap, d ketrampilan. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemempuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bagan, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggiSolihatin dan Raharjo. 2009 : 25 Dalam KTSP 2006: tujuan IPS di SD kelas IV yaitu : 1 Siswa memahami peninggalan sejarah,kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten kota dan provinsi. 2 Siswa mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi, dan kemajuan tekhnologi di lingkungan kabupaten kota dan provinsi. Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Disinilah sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa Solihatin dan Raharjo. 2009 : 15 . d Ruang Lingkup Bahan Pengajaran IPS 1 Ruang lingkup pengajaran IPS di SD meliputi : a. Keluarga b. Masyarakat setempat c. Uang d. Tabungan e. Ekonomi setempat f. Wilayah provinsi g. Pemerintah Daerah h. Negara Republik Indonesia i. Mengenal kawasan dunia j. Perkembangan teknologi, komunikasi, dan transportasi. 2 Ruang lingkup pengajaran di SD meliputi : a. Kerajaan – kerajaan di Indonesia b. Tokoh dan peristiwa penting pada zaman kemerdekaan c. Indonesia pada zaman penjajahan bangsa Eropa. 3 Ruang lingkup pengajaran IPS di SD kelas IV meliputi : a. Peta lingkungan Kabupaten Kota dan Provinsi. b. Kenampakan alam di lingkungan kabupaten kota dan provinsi. c. Jenis dan persebaran Sumber Daya Alam d. Keragaman suku bangsa dan budaya Dalam Nikmah Kurniawati. 2009 : 27

5. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA POWERPOINT DI SDN BENDAN NGISOR KOTA SEMARANG

1 8 304

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGANYAR 01 KOTA SEMARANG

0 31 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY – TWO STRAY DENGAN POWER POINT PADA SISWA KELAS IV SD KARANGAMPEL 01 KALIWUNGU KUDUS

0 11 327

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77