68 di  sini,  dan  lebih  sering  apabila  mendekati  Hari  Raya  misalnya  pada  waktu  mau
Lebaran, Natal, Imlek, dan lain- lain”. wawancara dilakukan pada tanggal 7 April
2013 pukul 12.00 WIB. Hasil  penelitian  tersebut  dapat  dilihat  bahwa  BBPOM  Semarang
cenderung melakukan pengawasan di toko-toko besar seperti di swalayan.
4.1.4.  Hambatan  yang  Dihadapi  BBPOM  Semarang  dalam  Melakukan Pengawasan  terhadap  Mutu  Produk  Air  Minum  Dalam  Kemasan  AMDK
yang Sudah Terdaftar
Hasil  penelitian  penulis  di  perusahaan  Air  Minum  Dalam  Kemasan AMDK,  konsumen  dan  penjual  atau  pengecer  produk  AMDK  ada  beberapa
hambatan yang sebenarnya dihadapi oleh BBPOM Semarang, antara lain:
4.1.4.1. Hambatan yang Terdapat di Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan AMDK
1.  Pelaksanaan  pengawasan  yang  dilakukan  oleh  BBPOM  Semarang menurut Bapak Drs. Agung Suprianto sebagai  Kasie Pemeriksaan di Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan BBPOM Semarang bahwa: “Tidak ada hambatan, tetapi kadang ada pabrik yang tidak
bersedia  diperiksa.  Perusahaan  yang  tidak  bersedia diperiksa  justru  menimbulkan  kecurigaan  bagi  BBPOM,
tetapi  karena  kita  berwenang  untuk  tetap  melakukan pemeriksaan
maka perusahaan
tetap akan
mengijinkan”wawancara  dilakukan  pada  hari  Jum‟at, tanggal 22 Maret 2013, pukul 09.41 WIB.
Pabrik  atau  perusahaan  AMDK  yang  tidak  bersedia  diperiksa  sebenarnya dapat  menjadi  hambatan  bagi  BBPOM  Semarang  dalam  melakukan
pengawasannya. Pemeriksaan yang seharusnya dapat dilakukan di pabrik AMDK
69 tersebut  menjadi  tidak  dapat  terlaksana,  sehingga  menyebabkan  BBPOM
Semarang  tidak  dapat  mengetahui  hasil  produksi  produk  AMDK  yang  telah diproduksi oleh perusahaan AMDK tersebut.
2.  Hasil  wawancara  penulis  dengan  Bagian  Personalia  Perusahaan  Air Minum  Dalam  Kemasan  TM  di  Kabupaten  Semarang  yang  menjelaskan  bahwa
“BBPOM  Semarang  pernah  ada  beberapa  kali  monitoring,  biasanya  untuk  yang umum minimum 1 tahun sekali”. wawancara dilakukan pada hari Sabtu, tanggal
30 Maret 2013, pukul 10.40 WIB. Monitoring yang dilakukan oleh BBPOM Semarang di perusahaan AMDK
minimal 1 tahun sekali dapat menyebabkan kurang maksimalnya pengawasan bagi perusahaan AMDK. Pengawasan yang lebih sering dilakukan dapat meminimalisir
produk  AMDK  yang  cacat  produk.  Waktu  pengawasan  yang  dilakukan  oleh BBPOM  Semarang  menjadi  kurang  karena  dari  hasil  wawancara  dengan  Bapak
Drs. Agung Suprianto sebagai  Kasie Pemeriksaan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BBPOM Semarang menjelaskan  bahwa ada 45 pabrik  AMDK di
Jawa Tengah yang terdaftar di BBPOM Semarang. Jumlah pabrik atau perusahaan AMDK  yang  banyak  ini  menjadi  kendala  kurangnya  waktu  pengawasan  di
perusahaan AMDK yang dilakukan oleh BBPOM Semarang.
70
4.1.4.2. Hambatan yang Terdapat di Kalangan Konsumen