Berdasarkan pengertaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa apresisasi puisi adalah penghargaan terhadap karya sastra anak yang terdiri dari puisi, prosa dan
drama yang isinya mengenai dunia anak-anak dan dapat dengan mudah dipahami anak-anak.
2.1.8 Pendekatan Saintifik
2.1.8.1 Pengertian Pendekatan Saintifik Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Daryanto 2014: 51
adalah proses pembelajaran yang dirancang supaya secara aktif menemukan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan yaitu mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk mem- berikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu pembelajaran
yang menggunakan pendekatan saintifik diharapkan dapat mendorong siswa untuk mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
2.1.8.2 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik Hosnan, 2014:36-
37 adalah sebagai berikut. 1 Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
2 Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3 Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu me- rupakan suatu kebutuhan.
4 Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5 Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis
artikel ilmiah. 6 Untuk mengembangkan karakter siswa.
2.1.8.3 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Menurut Daryono 2014: 60-80 langkah-langkah pendekatan saintifik antara lain:
1 Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Me-
tode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan
mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan
mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2 Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu siswa. Semakin terlatih
dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari
sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan siswa, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
Guru yang efektif mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswanya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswa, ketika itu pula dia mendorong
asuhannya untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. 3 Menalar
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmi- ah untuk menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik tekan-
nya tentu dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran noni lmiah tidak selalu tidak
bermanfaat.
Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan meru- pakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau
penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam pendekatan ilmiah banyak me- rujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan me- ngasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi pe-
nggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, penga- laman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman
yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.
Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang
dan waktu. 4 Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus men- coba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.
siswa pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. 5 Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan member kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dila-
kukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disam-
paikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengem- bangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengung-
kapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan ber- bahasa yang baik dan benar.
2.1.9 Model MM