17
3. Fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan informasi
yang dibutuhkan. 4.
Dilengkapi dengan sistem pengaman yang dapat digunakan oleh orang- orang tertentu saja, sehingga terhindar dari penyalahgunaan.
Pendapat tersebut memperkuat pendapat Stair 1985, yang sebelumnya juga memberikan beberapa karakteristik sistem informasi yang baik, antara
lain: 1.
Tepat pada waktunya, yaitu informasi yang sampai pada penerimanya tidak terlambat.
2. Akurat, yaitu informasi tersebut bebas dari kesalahan dan tidak bias.
3. Fleksibel, yaitu informasi dapat digunakan masa kini dan yang akan
datang. 4.
Bernilai ekonomi, yaitu manfaat dari informasi lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.
5. Reliable, yaitu informasi benar-benar nyata.
6. Singkat dan sederhana, yaitu mudah dibaca dan dimengerti oleh penerima
informasi. Sistem informasi dapat disimpulkan sebagai suatu sistem yang dapat
mengubah suatu data menjadi informasi yang berguna bagi pemakai tertentu atau dapat menjadi bahan dasar untuk proses konversi data menjadi informasi
yang lain.
B. PENELITIAN PRODUK PANGAN
1. Produk Pangan
Undang-Undang No 7 Tahun 1996 tentang pangan menyebutkan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau
minuman Anonim, 2005.
18
Pangan adalah kebutuhan pokok manusia yang hakiki untuk dapat hidup. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya
menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas untuk melaksanakan pembangunan nasional Tjahjadi,
2003. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus melaju dengan pesat
memberikan dampak yang jelas terhadap produk pangan. Sebuah produk pangan dengan bahan baku yang sama telah berubah proses pembuatannya
sehingga menjadikannya sebagai produk baru.. Menurut Apriantono 2001 pada proses-proses bioteknologi yang melibatkan mikroba, semua
media bercampur dengan mikroba dan pada produk yang dihasilkan. Menurut Fardiaz 1992, penggolongan terhadap produk pangan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu penggolongan produk pangan berdasarkan derajat keasaman pH dan penggolongan produk pangan berdasarkan
aktivitas air A
w
. Penggolongan produk pangan berdasarkan pH terdiri dari:
a. Makanan berasam rendah
Makanan berasam rendah adalah makanan yang mempunyai pH lebih besar dari 5.3. Produk pangan yang termasuk golongan makanan
berasam rendah diantaranya jagung, daging, ikan, susu, dan lain-lain. b.
Makanan berasam sedang Makanan berasam sedang adalah makanan yang mempunyai pH
5.3 sampai diatas 4.5. Produk pangan yang termasuk golongan makanan berasam sedang diantaranya bayam, asparagus, bit, labu
kuning dan lain-lain. c.
Makanan asam Makanan asam adalah makanan yang mempunyai pH 4.5 sampai
3.7. Produk pangan yang termasuk golongan makanan asam diantaranya tomat, pir, nenas dan lain-lain.
d. Makanan berasam tinggi
Makanan berasam tinggi adalah makanan yang mempunyai pH 3.7 atau kurang. Produk pangan yang termasuk golongan makanan
19
berasam tinggi diantaranya buah-buahan asam berries, acar-acaran termasuk sayur asin dan sauerkraut, dan lain sebagainya.
Penggolongan produk pangan berdasarkan A
w
terdiri dari: a.
Pangan basah Pangan basah adalah produk pangan yang memiliki A
w
lebih besar dari 0.9. Yang termasuk produk basah antara lain buah-buahan segar,
sayuran segar, susu segar, dan lain-lain. b.
Pangan semi basah Pangan semi basah adalah produk pangan yang memiliki A
w
antara 0.65 sampai dengan 0.9. Yang termasuk produk semi basah antara lain
kurma, jam, jelly, dodol, manisan, buah kering, ikan asam, ham, fruit cake
, pie, dan lain-lain. c.
Pangan kering Pangan kering adalah produk pangan yang memiliki A
w
lebih kecil dari 0.6. Yang termasuk produk kering antara lain kerupuk, keripik,
tepung, cookies, dan lain-lain.
2. Teknologi Pangan