Pemilihan Daerah Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

ketergantuan zat iodium impor dan menjadi pintu masuk serta peredaran garam impor. Hal ini berimbas pada matinya beberapa pabrik garam rakyat dan jatuhnya harga garam rakyat di tingkat petani, sehingga mereka semakin termarjinalkan. Sementara itu berhubung produksi garam Kabupaten Rembang terkonsentrasi 90 di tiga wilayah kecamatan, yaitu Kaliori, Rembang dan Lasem, maka lokasi penelitian ini hanya fokus pada ketiga wilayah kecamatan itu. Dari ketiga wilayah kecamatan, masing-masing dipilih dua desa sebagai sampel, yaitu; Desa Tasikharjo dan Desa Purworejo untuk wilayah Kecamatan Kaliori, Desa Tireman dan Desa Pasar Banggi untuk wilayah Kecamatan Rembang, Desa Kedungmulyo dan Desa Dasun untuk kecamatan Lasem. Pemilihan desa-desa tersebut didasarkan pada pertimbangan, bahwa mayoritas peruntukan lahannya untuk produksi garam. Untuk lebih jelasnya bagaimana alur pikir penelitian ini dengan metodologi yang digunakan, dapat dilihat pada gambar 2 berikut. Gambar 3. Alur Pikir Kegiatan Penelitian PERMASALAHAN Perk. P.G, Ekspansi ekonomi global dan Pol Ek. Pemerintah Marjinalisasi petani garam dan tekanan struktural Perlawanan petani garam thdp Tekanan Struktural Paradigma Konstruktivisme Studi Sosiologi dan Historis Metode: - Observasi - Indepth Interview - DokumenArsip - Studi pustaka Studi Sosiologi dan Historis Metode: - Observasi - Indepth Interv IG - Partisipatori - DokumenArsip - Studi Pustaka Studi Sosiologi Antropologi Metode: - Observasi - Indepth Interview - IG - Partisipatori - Studi pustaka Hasil Analisis dan konstruksi teori tentang marjinalisasi dan perlawanan petani garam

BAB IV LATAR HISTORIS PERKEMBANGAN PENGUSAHAAN

GARAM DI KABUPATEN REMBANG 4.1. Gambaran Umum Kabupaten Rembang 4.1.1 Geografis dan Demografis Dalam perkembangan terakhir saat ini Kabupaten Rembang merupakan wilayah administrasi pemerintahan di tingkat kabupaten yang memiliki 14 wilayah kecamatan, yaitu; Rembang, Kaliori, Sumber, Sulang, Sale, Bulu, Gunem, Lasem, Sluke, Pancur, Pamotan, Sedan, Kragan, dan Sarang. Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung timur pesisir pantai Utara Jawa Tengah yang memiliki luas kurang lebih 101.408.035 ha atau 1014.08 km². Adapun batas-batas geografis Kabupaten Rembang sebagai berikut: sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora; di sebelah barat dengan Kabupaten Pati; di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban termasuk dalam Provinsi Jawa Timur, dan di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Secara fisiografi, wilayah Kabupaten Rembang meliputi jajaran Pegunungan Kapur Utara yang mendominasi sepertiga wilayah kabupaten. Ada juga gunung yang tidak tinggi, yakni Gunung Pandan dengan ketinggian ± 897 m dan Gunung Lasem ketinggian ± 806 m yang merupakan bebatuan hasil erupsi gunung berapi pada kala tersier. Di sela-sela daerah berbukit ini terdapat dataran-dataran rendah yang permukaannya merupakan hasil sedimentasi yang berlangsung jutaan tahun yang melajur ke utara sampai ke pesisir Laut Jawa Stibbe, 1919: 592. Di Kabupaten Rembang tidak didapat sungai yang besar. Beberapa sungai kecil yang masih dapat dijumpai saat ini antara lain sungai Lasem sungai Babagan dan sungai Karanggeneng. Meskipun demikian dua sungai ini secara historis memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian di kawasan Rembang. Dua muara sungai ini merupakan pelabuhan yang cukup penting. Di samping sebagai pusat kegiatan ekspor dan impor, di muara sungai Lasem khususnya juga berkembang pusat pembuatan kapal sejak masa kerajaan Majapahit. Sejalan dengan berkembangnya prasarana jalan raya di sepanjang pantai utara Jawa sejak abad XIX dan terjadinya perubahan ekologi sebagai akibat dari proses sedimentasi, maka pelabuhan-pelabuhan ini terus mengalami kemunduran dalam kaitannya dengan fungsi sebagai pusat perdagangan. Pada saat ini kedua pelabuhan itu lebih banyak berfungsi sebagai tempat pendaratan kapal dan perahu para nelayan tradisional. Daerah kawasan pantai di Kabupaten Rembang semula lebih tinggi jika dibandingkan dengan pantai di kawasan sebelah baratnya seperti daerah Pati dan Jepara Veth, 1869: 24-36. Hal ini disebabkan oleh dorongan proses pelipatan lapisan bumi pada masa pleistosen yang akhirnya mengakibatkan kawasan pantai Rembang memiliki pantai yang cukup dalam van Bemmelen, 1949: 587. Hanya setelah terjadi proses sedimentasi yang parah sejalan dengan perusakan hutan di kawasan pedalaman, pantai di kawasan kabupaten Rembang menjadi semakin dangkal dimana data terakhir menunjukkan bahwa untuk daerah pantai seperti kecamatan; Kaliori, Rembang dan Lasem ketinggian dari permukaan laut rata- rata hanya 0-3 m BPS Kabupaten Rembang, 2006: 3 11. Di kawasan lepas pantai Kabupaten Rembang, khususnya di kawasan Teluk Rembang, terdapat sejumlah pulau karang kecil antara lain Pulau Kembar dan Sawalan. Keberadaan pulau-pulau karang ini menjadi pelindung kawasan Teluk Rembang dari gelombang besar yang kadang-kadang terjadi pada musim barat penghujan. Dengan demikian kondisi air laut di kawasan pantai teluk Rembang relatif tenang sehingga sangat cocok untuk berlabuhnya kapal-kapal ataupun perahu kecil serta cocok untuk pengusahaan garam. Kondisi geologis telah memungkinkan Kabupaten Rembang memiliki tipologi kawasan yang cukup unik yang terdiri dari daerah-daerah bergunung dan berbukit, dataran rendah pedalaman dan dataran rendah daerah pantai. Tampaknya tipologi geografis ini berpengaruh terhadap sumber matapencaharian pendudukan. Daerah pegunungan dan perbukitan dimanfaatkan untuk penanaman jati dan tanaman keras lainnya serta untuk pertanian huma yang menghasilkan jagung, ubi kayu, dan lain-lain. Daerah-daerah yang merupakan kawasan hutan dan