Aspek-aspek Kemiskinan Kemiskinan .1 Defenisi Kemiskinan

21 dalam masayarakat dan mebutuhkan pekerjaan dalam menghasilkan kebutuhannya sehari-hari. 2.2 Kemiskinan 2.2.1 Defenisi Kemiskinan Kemisikinan merupakan masalah global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lain seperti : tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan, geografis, akses terhadap barang dan jasa serta kondisi lingkungan, Kemiskinan terus mejadi masalah sosial yang fenomenal sepanjang sejarah indonesia. Kemiskinan merupakan bagian dari masalah sosial, apabila studi masalah sosial dianggap suatu proses maka penanganan kemiskinan sebagai salah satu bentuk masalah sosial selalu terkait dengan pemahaman terhadap latar belakang atau faktor-faktor yag dianggap sebagai sumber masalah. Strategi dan pendekatan dalam menangani masalah akan sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan dalam memahami latar belakang masalahnya. Treatment dalam menangani kemiskinan akan sangat ditentukan oleh diagnosis yang dilakukan Soetomo 2008:326.

2.2.2 Aspek-aspek Kemiskinan

Langkah pertama yang tepat dilakukan dalam upaya memahami kemiskinan secara holistik adalah dengan melakukan kajian-kajian dengan aspek- aspek kemiskinan itu sendiri, yaitu : a Kemiskinan itu multi dimensi 22 Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep multi dimensi berakar dari kondisi kehidupan manusia yang beranekaragam. Ditinjau dari segi kebijakan umum, maka kemiskinan ini meliputi aspek-aspek primer, organisasi-organisasi sosial, kelembagaan-kelembagaan sosial, berbagai pengetahuan serta berbagai keterampilan yang dianggap dapat mendukung manusia. Sedangkan aspek sekundernya antara lain miskinnya informnasi , jaringan sosial, dan sumber-sumber keuangan yang kesemuanya merupakan faktor-faktor yang dapt digunakan sebagai jembatan memperoleh sebuah fasilitas yang dapat mendukung upaya mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas hidup. b Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai konsekuensi logisnya, kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mengakibatkan kemajuan atau kemunduran aspek lainnya. Justru kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak mudahnya menanalisis kemiskinan itu menuju dalam pemahaman yang komprehensif. c Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur Fenomena yang sering ditemukan adalah pendapatan yang diperoleh sekelompok yang bermukim ditempat yang sama namun kualitas individu atau keluarga yang dimiliki mungkin saja berbeda. Kondisi kehidupan manusia memiliki standar yang akuntabel. Kajian kesehatan memiliki kemampuan untuk mengukur kuantitas kalori yang dibutuhkan manusia untuk dapat hidup secara wajar. Lebih jauh lagi, setiap unsur 23 makanan dengan jumlah, jenis dan kuantitas tertentu dapat diukur kuantitas kandungan kalorinya yang berguna bagi aktivitas kehidupan manusia. Dengan demikian terdapat standar kehidupan minimum yang semestinya dicapai dan dimiliki oleh manusia. Hal ini mengindikasikan kepada kita bahwa kemiskinan itu benar-benar fakta yang terukur. Demikian terukurnya kemiskinan itu sehingga dapat diklarifikasikan ke dalam berbagai tingkat, seperti : 1. Miskin 2. Sangat miskin 3. Sangat miskin sekali Demikian halnya dengan BKKBN sering mengklarifikasi kondisi kehidupan masyarakat ke dalam berbagai tingkat seperti: 1. Pra sejahtera 2. Sejahtera 1 3. Sejahtera 2 d Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif. Kita sering mendengar istilah kemiskinan pedesaan rural proverty, kemiskinan perkontaan Urban Proverty, dan sebagainya. Berbagai istilah tersebut bukanlah berarti bahwa yang mengalami kemiskinan itu adalah desa atau kota secara an sich. Kondisi desa dan kota itu merupakan penyebab kemiskinan bagi manusia. Dengan demikian pihak yang menderita miskin hanyalah manusia, baik secara individual maupun kelompok, dan bukan wilayah Siagian 2012:12-15. 24

2.2.3 Gejala Kemiskinan