akan mempengaruhi pula hasil yang akan dicapai.
34
5. Materi
Pemilihan dan penetapan materi dakwah merupakan hal terpenting di dalam menyampaikan isi pesan dakwah. Dalam hal ini da’i di tuntut
harus cermat di dalam pemilihan materi itu, mengingat keragaman mad’u yang berada di sekitar kita.
35
Sedangkan kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata dasar da’a yang berarti menyeru, mengajak, memanggil. Dan kata da’wah
merupakan mashdar dari kata da’a tersebut. Dengan demikian, kata dakwah dapat diartikan sebagai seruan, ajakan atau panggilan.
36
Dakwah berarti suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam
usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman
hidup sebagai hasil dari pesan yang disampaikan kepadanya dengan atau tanpa adanya unsur paksaan.
37
C. Pengembangan Program Dakwah
1. Pengertian Pengembangan Program Dakwah
34
4
35 36
0 8 7
D +
4 9 0 - A
- 5
Dari pengertian di atas tampak bahwa pengembangan program dakwah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan, merealisasikan,
dan meningkatkan suatu rencana-rencana dakwah yang telah terumuskan sejak awal. Pengembangan program dakwah merupakan rangkaian kegiatan yang
sistematis, terencana, terukur, dilakukan dalam kondisi yang penuh sadar guna menuju cita-cita terlaksananya program itu secara baik dan tepat.
Ukuran suatu program dapat disebut sebagai program dakwah dikarenakan didalam program tersebut adanya suatu kegiatan mengajak kepada
kebaikan dan menjauhi kepada kejahatan. Mengacu kepada deksripsi pada subbab di atas yang membahas
tentang bentuk-bentuk dakwah, maka program dakwah pun dapat mengambil bentuknya yang sangat beragam atau variatif. Ia dapat mengambil bentuk ceramah
di atas mimbar, di radio, televisi, handphone, internet, atau bahkan menulis di koran. Pilihan tempatnya bisa sangat beragam seperti di masjid, rumah, sekolah,
atau bahkan di tengah-tengah masyarakat. Detail programnya bisa diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan hari-hari besar agama Islam PHBI atau
perlombaan musik-musik islami. Bentuk yang paling kongkrit yang biasa dilakukan adalah pengembangan program dakwah di sekolah. Program dakwah di
sekolah umumnya meliputi: 1.
Penyambutan siswa baru. Program ini khusus diadakan untuk penyambutan adik-adik yang menjadi siswa
baru. Target program ini adalah mengenalkan siswa baru dengan berbagai
kegiatan dakwah sekolah, para pengurus, dan alumninya. Dari sini kita sudah mulai sigap melihat calon-calon kader yang potensial dari kalangan siswa baru.
2. Ceramah UmumTabligh
Ceramah umum adalah salah satu program yang popular bagi penyebaran fikrah islamiyah secara masal di kalangan siswa, guru-guru, dan karyawan. Biasanya
ceramah umumtabligh ini diadakan dalam rangka menyambut moment-moment tertentu, seperti Peringatan Hari Besar Islam PHBI. Inilah salah satu wahana
formal terbesar yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk penyebaran fikrah islamiyah.
3. Penyuluhan Problematika Remaja
Saat ini penyuluhan problematika remaja seperti narkoba, tawuran, dan seks bebas mendapat perhatian besar dari seluruh elemen masyarakat. Program seperti ini
juga menarik minat para siswa karena permasalahan seperti ini sangat dekat dengan kehidupan mereka dan dapat memenuhi rasa ingin tahu mereka secara
positif. 4.
Studi Dasar Islam Studi dasar Islam atau lebih sering dikenal sebagai daurah atau pesantren kilat
sanlat adalah program kajian dasar Islam dalam jangka waktu tertentu antara 2 hingga 5 hari, tergantung dengan situasi dan kondisi. Kegiatan ini dapat diadakan
di dalam atau di luar kota dengan lokasi yang tenang, cukup luas, dapat menginap, dan fasilitas memadai. Peserta akan mendapatkan berbagai materi dasar
keislaman, problematika umat, dan gambaran solusinya. 5.
Rihlah Tafakur Wisata Penghayatan Alam
Rihlah tafakur alam bertujuan untuk menyegarkan kembali jiwa yang penat sambil menghayati kebesaran penciptaan Allah dan menguatkan ukhuwah.
Program ini biasanya berlangsung 1-2 hari dan diadakan di luar kota, pegunungan perbukitan, tamankebun raya, pantai, dan sebagainya.
6. Olah raga
Olah raga dapat menjadi program rutin informal bagi para aktifis dakwah sekolah dan simpatisannya dengan tujuan sebagai tarbiyah jasadiyah pembinaan fisik,
sekaligus menggalang ukhuwah dan solidaritas pengurus. Program olah raga yang bisa dilaksanakan misalnya, pertandingan sepakbola, renang, dan sebagainya.
7. Bazar dan Pameran
Bazaar yang dimaksud adalah bazaar buku, majalah, kaset, VCD, stationary, busana, dan berbagai produk islami lainnya. Pameran yang islami dan dapat
dilaksanakan antara lain, pameran foto-foto perkembangan dunia Islam dari berbagai zaman dan penjuru dunia, software computerprogram.
8. Perlombaan
Program perlombaan yang biasanya diikutkan dalam program utama PHBI merupakan wahana menjaring bakat dan minat para siswa di bidang keagamaan,
ajang perkenalan taaruf, silaturahmi, antar kelas yang berbeda, dan siar Islam. Jenis perlombaannya seperti lomba adzan, MTQ, murattal, cerdas cermat, pidato,
dan nasyid. Perlombaan harus diciptakan secara kreatif mungkin sehingga mampu menarik dan dapat diikuti oleh banyak kalangan.
9. Majalah Dinding
Majalah dinding memiliki dua fungsi yaitu sebagai wahana informasi keislaman dan pusat informasi kegiatan islam, baik internal sekolah maupun eksternal. Agar
efektif, muatan informasi keislaman di majalah dinding itu harus singkat, padat, informative, dan aktual.
10. Bulletin Dakwah dan Penyediaan MajalahBuku
Program ini dimaksudkan agar objek dakwah sekolah senantiasa mendapat supply fikrah, informasi, dan wawasan keislaman tsaqafah islamiyah secara terus
menerus dan berkala. Pengadaan bulletin ini dapat dibuat sendiri atau cukup membeli dari bulletin-buletin dakwah yang sudah ada di luar lingkungan sekolah.
11. Mentoring Agama
Mentoring agama adalah forum pengkajian agama Islam secara lebih mendalam dalam jumlah anggota yang terbatas: 8-12 orang tiap kelompok, dengan pokok
bahasan fokus pada masalah akidah, akhlak, dan ibadah. 12.
Kursus Membaca Al-Quran Program ini sangat penting mengingat kemampuan membaca Al-Quran
merupakan langkah awal pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut. Belum biasanya siswa membaca Al-Quran akan menghambat motivasi mereka untuk
mendalami Islam lebih jauh. 13.
Shalat Jumat Berjamaah Apabila sekolah memiliki fasilitas untuk shalat jumat berjamaah di dalam
lingkungan sekolah masjid sekolah, maka jangan sia-siakan untuk mengelolanya dengan penceramah yang berkualitas dan berfikrah baik. Selain itu apabila
memungkinkan hendaknya penceramah digilir antara kepala sekolah, kalangan guru, dan siswa sebagai media latihan tabligh.
14. Rental VCD Islam
Saat ini telah berkembang pula puluhan VCD film-film, nasyid, dokumenter, terkait dengan dunia Islam dengan format dan kualitas gambar yang tidak kalah
dengan film konvensional. Pengelolaan rental VCD dapat bekerja sama dengan pihak luar sekolah atau pengusaha VCD rental tersebut.
15. Informasi Perguruan Tinggi dan Dunia Kerja
Kegiatan ini sangat penting bagi siswa kelas III yang akan hendak lulus. Undanglah para aktifis dakwah sekolah alumni yang berprestasi dan kuliah di
kampus-kampus ternama atau bahkan dari perguruan tinggi luar negeri. 16.
Pelatihan keterampilan Pemberian keterampilan baik individu atau kolektif bagi setiap aktifis dakwah
penting dilakukan. Keterampilan itu meliputi keterampilan dakwah fardiyah, manajemen waktu, seni dialog, seni orasi, leadership, dan sebagainya.
Keterampilan kolektif seperti keterampilan manajemen operasional, manajemen konferensi, manajemen strategi, team work, dan sebagainya.
17. Pengajian Guru
Pengajian guru dapat diadakan dengan pendekatan siswa, alumni, dan guru aktifis dakwah seklolah termasuk guru agama Islam. Dalam jangka panjang, program
seperti ini diharapkan memiliki manajemn yang terpisah dan dikelola oleh internal guru sendiri sehinga lebih alamiah dan permanent.
18. Aksi untuk Dunia Islam
Informasi dunia Islam hendaknya selalu disampaikan kepada segenap siswa dan khususnya bagi para aktifis dakwah dan simpatisannya. Kegiatan ini sangat baik
bagi penerapan kematangan fikrah, semangat hamasah, dan kesadaran politik.
38
Pengembangan program dakwah merupakan usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan program atau aktifitas dakwah agar lebih bervariasi dan
berdaya guna dalam mewujudkan tujuan dakwah. Program dakwah perlu dikembangkan untuk memberikan alternatif kepada para da’i dalam menjalankan
tugas dakwahnya. Program dakwah yang bervariasi juga diperlukan agar mad’u tidak jemu dan bosan terhadap program dakwah yang monoton saja. Selain itu,
pengembangan juga dilakukan agar berdaya guna dalam menciptakan
kemaslahatan umat dan menyebarkan rahmat.
2.
Tahapan Pengembangan Program Dakwah
Bertolak dari pemahaman tersebut di atas, maka jelas bahwa langkah pengembangan program dakwah pun tidak luput dari tahapan yang harus dilalui
dalam penerapan penyebaran ajaran Islam melalui dakwah. Keputusan ini penting agar menghasilkan dakwah yang efektif.
Program-program dakwah itu hanya akan menjadi rumusan perencanaan di atas kertas bila tidak mampu direalisasikan dalam bentuk yang konkret. Tidak
hanya itu, dalam pelaksanaannya pun bila realisasinya tidak didasarkan pada rancangan dan tahapan yang tepat, niscaya realisasi programnya tidak akan
38
E 7 F
. +
memadai. Untuk itu mutlak pengembangan program dakwah itu dalam penerapannya mengikuti sejumlah tahapan pengembangan program yang secara
baku dalam disiplin ilmu manajemen. Dalam subbab sebelumnya ditegaskan bahwa terdapat banyak ahli yang
mengemukakan konsep tahapan pengembangan sebuah program, tentunya agar menghasilkan sebuah program yang sesuai dengan perencanaan awal. Dalam hal
ini penulis melihat bahwa tahapan pengembangan program tidak jauh bedanya dengan tahapan program pada umumnya dengan mengikuti sejumlah langkah.
Sementara itu, terdapat rumusan lain dari Sondang P. Siagian dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia yang menyebutkan bahwa secara
umum terdapat 7 langkah pengembangan yang dapat dilakukan agar proses tersebut berjalan lancar. Adalah sebagai berikut:
39
Penentuan Kebutuhan, Penentuan sasaran, penetapan isi program, identifikasi prinsip-prinsip belajar, pelaksanaan program, identifikasi manfaat, dan
penilaian pelaksanaan program.
40
Dalam konteks ini dimaksudkan dengan tahapan pengembangan program dakwah.
1. Penentuan Kebutuhan Program Dakwah
Dalam tahap pertama ini, pengembangan program dakwah diawali dengan penentuan kebutuhan dilakukannya pengembangan dakwah tersebut. Di
dalamnya dilakukan identifikasi kebutuhan dari sisi masyarakat, pendengar atau mad’u yang akan menjadi objek sasaran dari program
39
- 4
40
dakwah tersebut. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah hal apa yang sedang ditunggu-tunggu masyarakat ketika mereka menghadapi problem
sosial. Kebutuhan itu bisa berwujud keingintahuan masyarakat terhadap isu tertentu terkait dengan masalah akidah Islam, atau kebutuhan terhadap
siraman dan materi rohani yang lebih bersifat konkret. Dalam konteks ini konteks kebutuhan dakwah dilihat bukan dari sisi da’i
atau penceramah, melainkan dari sisi masyarakat. Sehingga dalam hal ini da’i tidak bisa seenaknya membawakan materi sekehendaknya atau karena
motivasi kebutuhannya. Melainkan harus selalu disesuaikan dengan kondisi kebutuhan masyarakat. Bila tahapan ini tidak dilakukan
kemungkinan dakwah itu berjalan tidak efektif.
2. Penentuan Sasaran Program Dakwah
Setelah tahapan pertama dilalui dan diketahui berbagai kebutuhan di masyarakat terkait dengan problem keagamaan, maka tahapan berikutnya
adalah menentukan sasaran atau masyarakat yang akan menjadi objek dakwah. Mengingat masyarakat sangat beragam, maka memerlukan cara
dan pendekatan yang beragam pula. Untuk itu agar program dakwah itu dapat fokus, menentukan sasaran mutlak. Apakah program ini akan
ditujukkan kepada jamaah dari kelompok majelis taklim ibu-ibu, apakah bapak-bapak, apakah jamaah anak-anak, terpelajar, atau kelompok
masyarakat yang sedang menghadapi problem sosial. Pengembangan program dakwah harus ditentukan siapa atau kelompok mana yang akan
menjadi target sasarannya. Siapa atau daerah mana yang akan menjadi lokasi penyebaran dakwah tersebut.
Penentuan sasaran ini sangat ditentukan oleh hasil identifikasi kebutuhan pada tahap pertama. Artinya tahapan ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan dalam penentuan objek sasarannya. Bila tidak, program dakwah pun dipastikan tidak akan berjalan dengan lancar.
3. Penetapan Isi Program Dakwah
Berdasarkan kedua
tahapan sebelumnya,
maka ditentukan
programaktifitas yang tepat untuk menjawab kebutuhan tersebut dan yang sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan.
Program atau aktifitas yang dimaksud adalah jenis atau bentuk penyebaran Islam yang seperti apa yang akan diterapkan. Apakah dengan cara
berpidato di atas mimbar, membuat organisasi dakwah Islam, atau melakukan aktifitas bersama dengan masyarakat secara langsung
membantu mengatasi problem di masyarakat. Untuk yang terakhir ini sering disebut dengan dakwah bil hal atau dakwah dengan perbuatan
nyata. Konkretnya bisa dilakukan melalui penyelenggaraan hari-hari besar keagamaan dan bisa dalam bentuk rihlah atau penyelenggaraan wisata
rohani bersama jamaah.
4. Identifikasi Prinsip-Prinsip Penyebaran Dakwah
Setelah diketahui bentuk atau jenis kegiatan dakwah yang seperti apa kemungkinan dilakukan, tahapan berikutnya adalah mengidentifikasi atau
mengenali berbagai prinsip penyebaran dakwah. Prinsip seperti pengembangan dan pelatihan yang merupakan transformasi
pengetahuan dan keterampilan dalam berdakwah adalah hasil identifikasi dari prinsip penyebaran dakwah. Proses itu membutuhkan metode yang
tepat dalam pelaksanaannya agar pengembangan ini betul-betul mengenai sasaran.
5. Pelaksanaan Program Dakwah
Setelah keempat tahapan sebelumnya dilalui, berikutnya adalah mulai melaksanakan program dakwah tersebut dalam bentuk yang lebih konkret.
Pada tahapan ini adalah untuk membuktikan dan akan menjadi ukuran bagi suatu perencanaan tertentu tepat atau tidak. Pada tahapan inilah, pihak
penyebar agama Islam atau da’i sudah mulai langsung berhubungan dengan mad’u melalui berbagai kegiatan dakwahnya.
6. Identifikasi Manfaat Program Dakwah
Da’i tidak hanya cukup merumuskan rencana dan kemudian merealisasikannya dalam bentuk kegiatan dakwah Islam, tapi penting juga
langkah da’i untuk mengetahui atau mengukur manfaat dari program yang telah dan sedang dilaksanakan tersebut bagi masyarakat. Dalam konteks
ini da’i dituntut secara kritis menilai manfaat yang telah dilakukannya.
Dalam konteks ini pun dituntut secara professional da’i dalam menilai manfaat program yang dikembangkannya. Pertanyaan yang penting
dimunculkan dalam tahapan ini adalah sejauh mana manfaat yang dapat dirasakan oleh mad’u. Dan manfaat apa saja yang dapat dirasakan oleh
mereka.
7. Penilaian Pelaksanaan Program Dakwah
Menilai pelaksanaan pengembangan program dakwah baik dari segi teknis maupun nonteknis. Pada tahapan ini pun menjadi semacam evaluasi
terhadap realisasi program yang telah dilaksanakan. Penilaian atau evaluasi dalam konteks ini tidak hanya dilakukan dari sisi daya pengaruh
program tersebut terhadap masyarakat, tapi juga harus dinilai dari tahapan sebelumnya. Artinya tahapan identifikasi kebutuhan dari pengembangan
program dakwah pertama kali, identifikasi target sasaran, hingga pelaksanaan kegiatan, mutlak dilihat, dinilai, dan diukur, agar mengetahui
tingkat keberhasilan dan ketepatan program tersebut. Langkah atau tahapan ini mutlak terus dilakukan sebagai pengontrol dan pengawasan
terhadap program sehingga menghasilkan program yang lebih baik. Dalam pemahaman yang tidak jauh berbeda, terdapat langkah yang juga
dapat dilaksanakan bagi seorang da’i dalam pengembangan program dakwahnya. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilalui bagi seorang da’i agar dapat
menghasilkan program dakwah yang tepat: a.
Menentukan dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam dakwah,
sesuai dengan latar belakang dan kondisi masyarakat yang dibina. b.
Mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk berdakwah. c.
Menetapkan tahap-tahap penyajian materi dakwah. d.
Merumuskan bagaimana melaksanakan kegiatan tersebut secara baik. e.
Mengevaluasi setiap kegiatan dakwah yang dilaksanakan. f.
Mengadakan penyempurnaan dan perbaikan untuk kegiatan dakwah selanjutnya.
41
Dalam menyusun rencana dakwah itu, seorang da’i perlu melakukan beberapa langkah, di antaranya:
a. Membuat jadwal kegiatan dakwah mingguan, bulanan, dan tahunan
b. Rencana disusun berdasarkan tujuan yang jelas dan disesuaikan
dengan kondisi jamaah yang akan diberi dakwah. c.
Rencana harus realitisits, sederhana, dan dapat dilaksanakan. d.
Disusun dan disajikan secara sistematis jelas rincian dan uraiannya e.
Fleksibel dapat disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi f.
Hemat biaya, tenaga, dan waktu.
42
Dalam melaksanakan kgiatan dakwah tersebut, seorang da’i hendaklah: a.
Memiliki buku catatan harian dan jadwal kegiatan. b.
materisilabus dakwah. c.
Menjadi anggota organisasi profesi da’i atau mubalighat. d.
Menjalin kerja sama dan hubungan baik dengan sesama da’i atau
41
F 0 +
= - 4
42
mubalighat.
43
3. Indikator Pengembangan Program Dakwah
Secara umum, sebuah program dapat dinilai berkembang atau tidak bisa dilihat dari sejumlah indikator. Pertama, berjalan atau berkembangnya program
bisa dilihat dari sisi ketaatan pihak manajerial atau perencana terhadap tahapan- tahapan yang telah ditetapkan. Kedua, dari sisi hasil atau target yang hendak
dicapai. Artinya target dan tujuan yang akan dicapai menjadi indikator penting penilaian sebuah program itu berkembang dengan baik atau tidak.
Dalam konteks ini, dapat dengan mudah bisa dilihat pengembangan program dakwah itu telah berjalan atau belum, dari sisi tahapan-tahapan yang
telah ditetapkan. Mulai dari identifikasi kebutuhan mad’u, penetapan sasaran dakwah, penetapan rencana kegiatan dakwah, dan pelaksanaan kegiatan dakwah
di masyarakat. Selain itu penilaian pengembangan program dakwah berjalan atau tidak
bisa dilihat dari hasil atau manfaat yang ditimbulkan program dakwah tersebut. Sudahkah masyarakat atau pendengar merasakan manfaat dari penyebaran
dakwahnya. Bila sudah berarti itu merupakan indikator nyata sebuah program telah berjalan dengan baik.
Dalam konteks perencanaan, indikatornya bila dilihat dari sisi kemampuan da’i atau penceramah dalam membuat jadwal kegiatan, menyusun rencana yang
43
realistis, sederhana, dan mudah dilaksanakan, dalam menyusun program yang secara sistematis, fleksibel, dan hemat biaya.
44
BAB III GAMBARAN UMUM SMK ISLAM ASSA’ADATUL ABADIYAH