Strategi Pengembangan Program Dakwah SMK Islam Assa’adatul Abadiyah

memainkan alat-alat musik tersebut. Syiar dakwah ini bagus melalui lagu dan musik. Proses evaluasi dan monitoring terhadap berbagai program dakwah yang dilakukan menjadi bagian dari kegiatan pengembangan dakwah. Bagaimanapun pihak sekolah menyadari bahwa materi dan cara pendekatan harus terus diperbaharui dan disempurnakan. Hal ini selain agar bisa sesuai dengan konteks zaman, juga mampu menjawab berbagai persoalan siswa dan masyarakat. Evaluasi program pengembangan dakwah dilakukan setiap enam bulan sekali, bersamaan dengan penyelenggaraan evaluasi per semester. Dalam tahap ini diketahui berbagai kekurangan dan kelebihan yang telah dilakukan selama program dakwah itu dikembangkan. Langkah ini dilakukan penting agar dapat memperbaiki program untuk bulan-bulan berikutnya.

4. Strategi Pengembangan Program Dakwah SMK Islam Assa’adatul Abadiyah

Program dakwah yang telah dibuat oleh pihak sekolah dikembangkan melalu strategi pengajaran di ruang kelas dan di luar kelas melalui pembuatan kelompok belajar. Pertama, Pengembangan program dakwah melalui pengajaran di sekolah dilakukan melalui pengajaran mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran keagamaan atau pendidikan agama Islam. Proses belajar mengajar dilakukan dengan metode yang menyenangkan enjoyable learning. Dalam proses pengajarannya di kelas dibuka secara interaktif di antara siswa dan guru. Mendiskusikan sesuatu persoalan keagamaan bersama dengan murid. Dikusi keagamaan itu dilakukan dengan cara setiap tema tertentu, guru mengelompokkan para murid ke dalam kelompok-kelompok kecil yang jumlahnya antara 5 sampai dengan 7 orang untuk mendikusikan, mencari masalah sehari-hari yang ditemukan terkait dengan masalah keagamaan kemudian didiskusikan di depan kelas. Dalam konteks ini, guru bertugas sebagai pembimbing dan Pembina jalannya diskusi keagamaan tersebut. Guru membiarkan sehingga menengahi berbagai persoalan yang tidak terselesaikan dengan baik. Program dakwah yang seperti ini mengenalkan kepada siswa tentang berbagai persoalan keagamaan yang terjadi belakangan ini di masyarakat. Para murid diminta menilai dan memberikan pandangan berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan tingkat penguasaan mereka terhadap ilmu agama. Selain penguasaan materi yang menjadi penilaian guru, dalam hal ini guru pun menilai sikap dan tingkah polah siswa di dalam kelas. Pengajaran akidah akhlak yang diajarkan di sekolah SMK Islam Assa’adatul Abadiyah ini untuk melihat sejauhmana kemampuan siswa merealisasikan pengetahuan dari hasil pengajarannya saat proses belajar mengajar. Kedua, strategi pengembangan program dakwah yang dilakukan pihak sekolah SMK Islam Assa’adatul Abadiyah adalah melalui pembentukan kelompok-kelompok pengajian dan pembelajaran di luar sekolah. Program itu membentuk kelompok belajar antara 5-10 orang siswa yang dikoordinir oleh seorang mentor dari pengurus kerohanian Islam, atau tokoh masyarakat yang paham mengenai agama. Kegiatan kelompok-kelompok ini merupakan kegiatan di luar sekolah atau yang disebut dengan kegiatan ekstrakulikuler, di luar kegiatan seperti pramuka dan olahraga. Kelompok-kelompok belajar dan dakwah Islam ini di sekolah SMK Islam Assa’adatul Abadiyah ditangani oleh guru BP, dan OSIS. Bidang kerohanian memiliki porsi yang sangat penting dalam setiap kegiatan ini. Strategi yang dilakukan diluar belajar rutin. Biasanya guru bidang kerohanian menugaskan untuk mendiskusikan berbagai isu yang berkembang terkait dengan masalah agama. Yang didiskusikan meliputi materi akidah, materi akhlak, materi ibadah, materi muamalah, dan materi tambahan lainnya. Hanya saja, untuk kegiatan pengajaran di luar kelas dilakukan lebih bersifat fun fresh, dan masih tetap fokus. Selain itu, kegiatannya tidak terikat oleh waktu, tergantung sesuai kesepakatan di antara murid dan pembimbing. Bila tiba pada peringatan hari-hari besar keagamaan, kegiatan menyanbut PHBI itu pun dilakukan termasuk dalam strategi pengembangan dakwah yang bersifat di luar kelas. Dalam kegiatannya biasanya OSIS dengan koordinasi guru pembimbing bidang pendidikan Islam dan bidang rohani membuat kepanitiaan. Melalui ini di antara mereka cukup terbangun ukhuwah dan solidaritas yang cukup bagus sehingga memungkinkan terjalin hubungan yang baik. Di luar itu, biasanya kegiatan dakwah di luar kelas, lebih intensif lagi bila setiap datang bulan Ramadhan. Di luar kegiatan rutin membaca al-Quran dan tadarus bersama, serta kegiatan ibadah lainnya tidak pernah terlewatkan dalam pelaksanaan program dakwah di sekolah SMK Islam Assa’adatul Abadiyah. Di samping itu, tidak terlepas kegiatan wisata rohani bagi para siswa ke sejumlah tempat, seperti pondok Pesatren Darut tauhid, dan Pesantren Aj-Jaitun. Strategi pengajaran keagamaan ini mendapat sambutan cukup baik, menurut kepala sekolah, dari para siswa, guru, dan orang tua murid. 52 Langkah ini ditempuh sekolah agar pengajaran keagamaan dan penyebaran dakwah itu lebih bersifat variatif dan mampu menarik para orang tua untuk ikut bersama dalam kegiatan tersebut.

B. ANALISIS