Frasa Eksosentris Jenis-jenis Frasa

H. Guntur Tarigan menjekaskan bahwa, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspersif. Oleh karena itu harus dilatih dan dipraktekkan yang banyak dan teratur. 27 Yang paling penting bagi seorang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berfikir yang akan membantunya dalam mencapai tujuan penulisannya, karena untuk menghasilkan karangan yang terpadu adanya suatu peraturan dan penyusunan secara sistematis. Peraturan penyusunan di sini maksudnya adalah proses pencarian dan peratuan prinsip-prinsip sehingga penulis dapat mengorganisasikan gagasan sedemikian rupa agar gagasan itu dimengerti dan dipercaya oleh pembaca. Pendapat lain diungkapkan oleh Nurudin bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. 28 M. Yunus mengemukakan bahwa menulis merupakan bentuk komunikasi berbahasa verbal yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya. Sebagai sebuah ragam komunikasi, menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau suatu yang disampaikan penulis, saluran atau medium berupa lambang-lambang bahasa tulis seperti huruf dan tanda baca, serta pembaca sebagai penerima pesan. 29 Keterampilan berkomunikasi dengan bahasa tulis yang baik dan benar merupakan nilai materi yang sangat besar. Kekurangan atau ketidakterampilan dalam menyatakan diri akan menjadi hambatan untuk mendukung pikiran, maksud, keinginan, pengalaman, dan perasaan. Oleh sebab itu penulis hendaknya dapat mengatur, menyusun, merangkai, dan menyampaikan bahan-bahannya dengan cara yang logis. Semuanya itu merupakan materi pengetahuan dan keterampilan yang sangat penting untuk dapat menghasilkan bentuk dan cara 27 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Ketermpilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1994, h. 3. 28 Nurudin, Dasar-Dasar Penulisan, Malang: UMM Press, 2010, h. 4. 29 M. Yunus, dkk., Menulis 1, Jakarta: Universitas Terbuka 2008, h. 1.3. komunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya dalam bahasa tulis. Dari pendapat-pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan adalah keterampilan menggunakan bahasa secara tertulis untuk mengutamakan segala pikiran, gagasan dan perasaan yang dikomunikasikan kepada orang lain. Agar dapat menghasilkan bentuk dan cara berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahasa itu hendaknya tersusun berdasarkan kaidah-kaidah kebahasaan.

D. Karangan Narasi

Karangan narasi berasal dari Narration artinya bercerita adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak- tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. 30 Menurut Gorys Keraf, narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Dengan kata lain narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. 31 Nurdin berpendapat bahwa melalui narasi seorang penulis memberi tahu orang lain dengan sebuah cerita. Sebab, narasi sering diartikan juga dengan cerita. Sebuah cerita adalah sebuah penulisan yang mempunyai karakter, setting, waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi dari masalah itu. Narasi biasanya ditulis berdasarkan rekaan atau imajinasi. Namun demikian, narasi yang ditulis juga bisa ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis, pengamaran atau wawancara. Narasi pada umumnya merupakan himpunan peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian. Dalam tulisan narasi, selalu ada tokoh-tokoh yang terlibat dalam suatu atau 30 Lamuddin Finoza, op. cit., h. 202. 31 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: PT. Gramedia, Anggota IKAPI, 1982, h. 135-136.