Latar Belakang Masalah Afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta tahun pelajaran 2013/2014

yang telah diuraikan di atas kata-kata yang mengandung afiks tidak hanya kata kerja verba, tetapi juga kata benda nomina, kata sifat adjektiva, kata keterangan adverbia, dan kata bilangan numeralia. Akan tetapi agar uraian ini lebih menyempit, maka yang dititikberatkan adalah afiksasi pembentuk verba kata kerja dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang dapat timbul adalah sebagai berikut: 1 Kurangnya pemahaman siswa dalam penggunaan afiks pembentuk verba. 2 Rendahnya minat siswa dalam menulis. 3 Kurang tepatnya metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah masalah afiksasi. Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terperinci, penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada aspek afiks yang membentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta tahun pelajaran 20132014?. Peneliti akan melihat kemampuan siswa menggunakan afiksasi verba dalam teks berita yang dibuatnya.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat memberikan gambaran terhadap kemampuan dan pemahaman siswa terhadap afiksasi pembentukan verba. 2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi pengetahuan dalam bidang linguistik, khususnya pemakaian afiksasi pembentuk verba. 3. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan sumber penelitian lebih lanjut khususnya mengenai pemakaian afiksasi pembentuk verba juga sebagai bahan ajar ketika ia menjadi guru di masa yang akan datang. 6 BAB II LANDASAN TEORI

A. Kata

1. Hakikat Kata Istilah kata memang sering kita dengar bahkan kita gunakan dalam berbagai kesempatan dan untuk segala keperluan. Tetapi kata kata ini merupakan satu masalah yang sering dihadapi oleh para linguis dalam linguistik. Para linguis hingga dewasa ini, belum pernah mempunyai kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang disebut kata. Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. 1 Lain halnya dengan pengertian kata menurut Leonard Bloomfield, kata adalah satu bentuk yang dapat diujarkan tersendiri dan bermakna, tetapi bentuk itu tidak dapat dipisahkan atas bagian-bagian yang satu di antaranya mungkin juga semua tidak dapat diujarkan tersendiri bermakna. 2 Linguis lainnya mengungkapkan bahwa kata adalah satuan ujaran bebas terkecil yang bermakna. 3 Dalam bahasa ada bentuk seperti kata yang dapat “dipotong-potong” menjadi bagian yang lebih kecil, yang kemudian dapat dipotong lagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi sampai ke bentuk yang, jika dipotong lagi, tidak mempunyai makna. 4 Kata mempercepat misalnya, dapat kita potong sebagai berikut: mem-percepat per-cepat 1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia, 2008, Edisi IV, Cet. I, h. 633. 2 Jos Daniel Parera, Morfologi Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007, h. 2. 3 Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Cet. I, h. 5. 4 Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 28. Jika kata cepat dipotong lagi, maka ce- dan –pat masing-masing tidak mempunyai makna. Bentuk mem-, per-, dan cepat disebut morfem. Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya. 5 Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Menurut mereka kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. 6 Kata mendapatkan tempat yang penting dalam analisis bahasa dan kata adalah satu kesatuan sintaksis dalam tutur atau kalimat. Kata dapat merupakan satu kesatuan penuh dan komplet dalam ujar sebuah bahasa, kecuali partikel. Kata dapat ditersendirikan atau dapat dipisahkan dari yang lain dan dipindahkan pula. 7 Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa dengan adanya proses morfologis maka akan terbentuk kata. Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. 8 Dari pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa proses morfologis ialah peristiwa pembentukan kata dari morfem. Suatu kata yang sudah terbentuk belum tentu dapat dikatakan jadi atau siap pakai. Artinya, pemakaian kata dasar saja tidak cukup dalam suatu kalimat, tetapi memerlukan kata-kata yang berbentuk lain, dalam hal ini misalnya kata berimbuhan berafiks. 2. Hakikat Kata Berimbuhan Afiksasi Berkomunikasi merupakan kebutuhan menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Kelancaran 5 Gorys Keraf, Tata Bahasa Indonesia, Jakarta: Nusa Indah, 1969, h. 52. 6 Abdul Chaer, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet. III, h. 162. 7 Jos Daniel Parera, Morfologi Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007, h. 4. 8 Samsuri, Analisis Bahasa, memahami bahasa secara ilmiah, Jakarta: Erlangga, 1978, h. 188.

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis teks berita jenis straight news melalui teknik pengamatan objek langsung pada siswa kelas VIII MTS Al- Ishlahat Kota Tangerang

1 9 125

Peningkatan apresiasi puisi dengan media Mind mapping pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2010-2011 ptk di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat

3 17 294

Penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII semester genap Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta Tahun pelajaran 2013/2014

0 5 153

Perbandingan hasil belajar siswa dan siswa kelas VIII pada pelajaran agama di MTS Jamiat Kheir Jakarta Pusat

0 17 114

Analisis kesalahan penggunaan kata baku dalam pembelajaran menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII di SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta

0 3 117

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

Analisis kesalahan penentuan ide pokok dalam karangan eksposisi siswa kelas x semester 1 di MA Annajah Jakarta Tahun pelajaran 2013/2014

0 41 180

Interferensi morfologi dialek betawi terhadap bahasa Indonesia dalam karangan eksposisi siswa kelas VIII di MTS Nurul Anwar Bekasi Utara Tahun pelajaran 2013/2014

0 9 108

Afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta tahun pelajaran 2013/2014

3 16 92

Peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswa kelas VIII semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2013/2014

3 35 174