Margin Keuntungan Flat Praktek Metode Perhitungan Keuntungan
matematis harga jual barang oleh bank kepada calon nasabah pembiayaan murabahah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Harga jual = harga beli + cost recovery + keuntungan Cost recovery = Proyeksi biaya operasional tahunan X Harga beli
Target Volume Pembiayaan Margin dalam presentase = Cost recovery + keuntungan X 100
Harga beli Bank Cost Recovery = 8.000.000 X 80.000.000 500.000.000 = Rp. 1.280.000
Keuntungan = 27,6 X 8.000.000 = Rp 2.208.000 Harga Jual = Rp. 8,000,000.00 + 1.280.000 + Rp. 2.208.000
= RP. 11.488.000 Biaya yang dikeluarkan harus dikembalikan cost recovery bisa didekati
dengan membagi proyeksi biaya opersional. Angka-angka tersebut dapat diperoleh dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP. Angka yang diperoleh
kemudian ditambahkan dengan harga beli dari pemasok dan keuntungan yang diinginkan, sehingga didapatkan harga jual. Margin dalam konteks ini adalah cost
recovery ditambah dengan keuntungan BMT. Apabila margin yang ingin dihitung persentasenya tinggal dibagi dengan harga beli barang dikali 100.
Setelah angka-angka tersebut didapat, barulah persentase margin ini dibandingkan dengan suku bunga. Jadi suku bunga hanya dijadikan benchmark. Agar
pembiayaan murabahah kompetitif, margin murabahah tadi harus lebih kecil dari bunga pinjaman. Jika masih relatif besar, maka yang harus dimainkan adalah dengan
memperkecil cost recovery dan keuntungan yang diharapkan.
42
C. Relevansi Metode Perhitungan Margin
Murabahah di BMT Al-Fath IKMI dengan Prinsip Syariah Berdasarkan Fatwa Nomor 84DSN-
MUIXII2012
Sebagai lembaga keuangan syariah, maka segala kegiatan yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI hendaknya berpegang teguh terhadap prinsip dan ketentuan
syariah yang berlaku. Dalam hal ini Fatwa Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia DSN-MUI.
Dari praktek metode penetapan margin murabahah di BMT Al-Fath IKMI yang telah diuraikan di atas, penulis hendak melakukan analisis terhadap metode
penerapan margin murabahah yang digunakan. Apakah sudah sesuai dengan aturan- aturan yang telah ditentukan dalam Fatwa DSN-MUI mengenai metode pengakuan
keuntungan pembiayaan murabahah ini. Dalam Fatwa ini terdapat 3 ketentuan, yaitu ketentuan umum, ketentuan
hukum dan ketentuan khusus.