Bentuknya adalah saluran apirasi masyarakat secara langsung kepada pemerintah. Saluran aspirasi terkait pengaduan atas pelayanan publik yang
kurang memuaskan bisa diajukan kepada setiap lembaga pemerintah, termasuk kepada lembaga yang secara khusus menangani pelanggaran administrasi
pelayanan publik. Keempat, hak untuk duduk dan diangkat dalam setiap jabatan publik di
dalam pemerintahan. Hak atas jabatan publik adalah milik masyarakat. Sangat logis bahwa hak untuk menduduki jabatan publik wajib dilindungi karena hak ini
adalah salah satu yang menjamin keberlanjutan negara demokrasi. Banyak posisi jabatan yang dapat diduduki oleh masyarakat, beberapa jabatan publik salah
satunya telah disebutkan di atas. Menurut Jimly Ashiddiqie sekurang-kurangya terdapat 34 jabatan publik yang dapat diduduki oleh masyarakat.
13
C. Hak Konstitusional Warga Negara
Dengan dimasukannya hak-hak tersebut di atas ke dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka hak-hak tersebut juga dikatakan sebagai hak konstitusional
warga negara. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 51 ayat 1 Undang-Undang No. 8 Tahun tentang Mahkamah Konstitusi bahwa yang dimaksud dengan hak
konstitusional adalah “ hak-hak yag diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara
13
Gugum Ridho Putra, Hak Mantan Narapidana Untuk Dipilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah, Jakarta: Skripsi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012, h. 41.
Republik Indonesi a Tahun 1945”.
14
Oleh karena itu berarti negara tidak diperkenankan mengeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan baik berupa undang-
undang legislative policy maupun berupa peraturan pelaksanaan bureaucratic policy yang dimaksudkan untuk mengurangi substansi dari hak-hak
konstitusional tersebut. Bahkan di dalam sebuah negara hukum negara berkewajiban untuk menjamin pelaksanaan hak-hak konstitusional,
15
dan disisi lain antara warga negara juga memiliki kewajiban dasar terhadap penghormatan
hak-hak tersebut. Adapun tanggung jawab negara dan kewajiban asasi manusia adalah: a.
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; b. Dalam menjalankan hak
dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilai-nilai agama, moralitas, dan kesusilaan,
keamanan, dan ketertiban umum dalam masyarakat yang demokratis; c. Negara bertanggungjawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan
hak-hak asasi manusia; d. Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia,
14
Achmad Edi Subianto, Jurnal Konstitusi Perlindungan Hak Konstitusional Melalui Pengaduan Konstitusional, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia, 2011, h. 716.
15
Abdul Hakim G Nusantara, Politik Hukum Indonesia, Cet. 1, Jakarta: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1998, h. 175.
dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independen dan tidak memihak yang pembentukan, susunan, dan kedudukannya diatur dengan
undang-undang.
16
Ketentuan-ketentuan yang memberikan jaminan konstitusional terhadap hak-hak asasi manusia sangat penting dan bahkan dianggap merupakan salah satu
ciri pokok dianutnya prinsip negara hukum di suatu negara. Namun di samping hak-hak asasi manusia, harus pula dipahami bahwa setiap orang memiliki
kewajiban dan tanggungjawab yang juga bersifat asasi. Setiap orang selama hidupnya sejak sebelum kelahiran, memiliki hak dan kewajiban yang hakiki
sebagai manusia. Pembentukan negara dan pemerintahan, untuk alasan apapun tidak boleh menghilangkan prinsip hak dan kewajiban yang disandang oleh
setiap manusia. Oleh karena itu jaminan hak dan kewajiban itu tidak ditentukan oleh kedudukan orang sebagai warga suatu negara. Setiap orang dimanapun ia
berada harus dijamin hak-hak dasarnya. Pada saat yang bersamaan, setiap orang di manapun ia berada juga wajib menjunjung tinggi hak-hak asasi orang lain
sebagaimana mestinya. Keseimbangan kesadaran akan adanya hak dan kewajiban asasi ini merupakan ciri penting pandangan dasar bangsa Indonesia mengenai
manusia dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
17
16
Jimly Ashiddiqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia, Ed. Revisi, Jakarta: Sekretariat dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2006, h. 89.
17
Jimly Ashiddiqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme Indonesia, Ed. Revisi, Jakarta: Sekretariat dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2006, h. 90.