kepala daerah, dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut kepala daerah
memiliki wewenang mengajukan rancangan Perda, menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD, menetapkan Perkada dan keputusan
Kepala Daerah, mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh daerahatau masyarakat, melaksanakan wewenang lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya pada Pasal 66 wakil kepala daerah mempunyai tugas
membantu kepala daerah dalam memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, mengoordinasikan kegiatan perangkat daerah
dan menindaklanjuti laporan danatau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemeritahan daerah
dilaksanakan oleh perangkat daerah provinsi bagi wakil gubernur, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan oleh perangkat
daerah kebupatenkota,kelurahan, dan atau desa bagi wakil bupatenwali kota, meberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam pelaksanaan
pemerintahan daerah, melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah menjalani masa tahanan atau berhalangan sementara, dan
melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Pengisian jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah di Indonesia dilakukan melalui pemilihan umum secara langsung, yang mana dalam pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung ini diatur dalam UUD 1945 Pasal 18 ayat 4 dan Undang-Undang No. 8 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Perppu No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota. Tahapan pengisian jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah ini meliputi beberapa tahapan, adapun tahapan tersebut
adalah pemberitahuan DPRD kepala daerah wakil kepala daerah mengenai berakhirnya masa jabatan, pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah dan wakil
kepala daerah mengenai berakhirnya masa jabatan, pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan kepala daerah dan wakil kepala
daerah, perencanaan penyelenggaraan meliputi mengenai penetapa tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah,
pembentukan panitia pengawas, PPK, PPS, dan KPPS, pemberitahuan dan pendaftaran pemantau. Sementara itu dalam tahapan pelaksanaan meliputi
penetapan daftar pemilih, pendaftaran dan penetapan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, kampanye, pemungutan suara, penghitungan suara, dan
penetapan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
36
36
Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, h. 64.
43 BAB III
TINJAUAN UMUM HAK POLITIK WARGA NEGARA
A. Hak Politik Warga Negara Dalam Konstitusi Indonesia
Hak asasi fundamental rights adalah hak yang bersifat mendasar grounded. Hak asasi manusia HAM adalah hak-hak yang bersifat mendasar
dan inhern dengan jati diri manusia secara universal.
1
Menurut Teaching Human Rights yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, Hak Asasi
Manusia HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
2
karena dia adalah manusia. Dalam Mukadimah Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik
1966, dirancangkan: “Hak-hak ini berasal dari harkat dan martabat yang melekat pada manusia these rights device from the inherent dignity of the human
person ”. Hak ini sangat mendasar atau asasi fundamental sifatnya, yang
mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan bakat, cita-cita, serta martabatnya. Hak ini juga bersifat universal, artinya dimiliki semua
manusia tanpa perbedaan berdasarkan bangsa, ras, agama, atau gender.
3
Tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai manusia akan hilang. Menurut Tudong Mulya
1
Arend Soeteman, Pluralisme And Law, London: Kluwer Academi Publishers, 2001, h. 63.
2
A Ubaedillah, Abdul Razak, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014, h. 148.
3
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 211-212.
Lubis sesungguhnya menelaah hak asasi manusia adalah menelaah totalitas kehidupan; sejauh mana kehidupan kita memberi tempat yang wajar kepada
kemanusiaan.
4
Pada tahun 1944 dalam Konferensi Buruh Internasional di Philadelphia, Amerika Serikat, dihasilkan sebuah deklarasi hak asasi manusia. Deklarasi
Philadelphia ini memuat pentingnya menciptakan perdamaian dunia berdasarkan keadilan sosial dan perlindungan seluruh manusia apapun ras, kepercayaan, dan
jenis kelaminnya. Deklarasi ini juga memuat prinsip hak asasi manusia yang menyerukan jaminan setiap orang untuk mengejar pemenuhan kebutuhan materiil
dan spiritual secara bebas dan bermartabat serta jaminan keamanan ekonomi dan kesempatan yang sama. Hak-hak tersebut kemudian dijadikan dasar perumusan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia DUHAM yang dikukuhkan oleh PBB dalam Universal Declaration of Human Rights UDHR pada 1948. DUHAM
dinilai sebagai generasi hak asasi manusia pertama yang dianggap sebagai puncak konseptualisasi hak asasi manusia sejagat. Menurut DUHAM, terdapat
lima jenis hak asasi yang dimiliki oleh setiap individu: hak personal hak jaminan kebutuhan pribadi; hak legal hak jaminan perlindungan hukum; hak sipil dan
4
Tudong Mulya Lubis, Bantuan Hukum dan Kemiskinan Struktural, Jakarta: LP3ES, 1984, h. 14.
politik, hak subsistensi hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang kehidupan; dan hak ekonomi, sosial, sosial budaya.
5
Generasi hak asasi manusia kedua menyusul pada keinginan yang kuat masyarakat global untuk memberikan kepastian terhadap masa depan hak asasi
manusia yang melebar pada aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Dalam sidang umum PBB 16 Desember 1966 kemudian dirumuskan dua buah Kovenan,
yakni Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya International Covenant on Economic Social, and Cultural Rights, dan Kovenan Internasional
Hak Sipil dan Politik International Covenant on Civil and Politic Rights. Perkembangan pemikiran hak asasi manusia juga mengalami peningkatan ke arah
kesatupaduan antara hak-hak ekonomi, sosial, budaya, politik, dan hukum dalam “satu keranjang” yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan the
Rights of Development. Inilah generasi hak asasi manusia ketiga. Sebagai proses dialektika, pemikiran hak asasi manusia akhirnya memasuki tahap
penyempurnaan sampai munculnya generasi hak asasi manusia keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominan dalam proses pembangunan
ekonomi, sehingga menimbulkan dampak negatif seperti diabaikannya berbagai aspek kesejahteraan rakyat. Munculnya generasi keempat hak asasi manusia ini
dipelopori oleh negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang dikenal dengan Deklarasi Dasar Masyarakat
5
A Ubaedillah, Abdul Razak, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014, h. 151.