Konjungsi Antarkalimat Jenis konjungsi

Di dalam rumah itu telah ditemukan bom berukuran besar yang siap meledak. Pada kalimat di atas, subjek kalimatnya ialah terima kasih. Alasannya, predikatnya ialah kami ucapkan. Maka, rumusan pertanyaan untuk mengidentifikasi subjeknya ialah apa yang telah ditemukan di dalam rumah itu?. Adapun jawabannya ialah bom yang berukuran besar yang siap meledak. b. Predikat Cara yang paling mudah digunakan untuk mengidentifikasi predikat kalimat adalah dengan menggunakan formula pertanyaan „bagaimana‟ atau „mengapa‟. Perhatikanlah kalimat berikut ini: Rano menangis tersedu-sedu. Dengan menerapkan rumus sebelumnya, maka pertanyaanya adalah „mengapa Rano‟ atau „bagaimana Rano?‟. Jawabannya tentu adalah „menangis tersedu-sedu‟. Maka, predikat dalam kalimat tersebut adalah „menangis tersedu-sedu‟. c. Objek Adanya suatu objek kalimat apabila predikat kalimat tersebut merupakan verba atau kata kerja yang sifatnya aktif transitif. Kalimat yang memiliki verba transitif, yang lazimnya berawalan „me-‟. Maka dalam kalimat tersebut terdapat objek kalimat. Perhatikanlah kalimat berikut ini: Rasyid menerima hadiah. Unsur hadiah adalah objek dalam kalimat tersebut. Alasannya kata hadiah hadir setelah kata kerja berawalan „me‟. d. Pelengkap Pelengkap dalam suatu kalimat bertugas untuk melengkapi kata kerja dalam suatu kalimat. Objek kalimat dan pelengkap kalimat memiliki perbedaan dan persamaan. Perbedaan antara keduanya ialah dalam kalimat pasif, pelengkap tidak dapat menempati fungsi subjek. Pada posisi yang sama, objek dapat menempatinya. Sedangkan, persamaan antara objek kalimat dan pelengkap kalimat ialah: Keduanya harus hadir melengkapi kata kerja dalam kalimat Keduanya tidak dapat diawali oleh preposisi atau kata depan Keduanya menempati posisi di belakang kalimat Ciri yang dapat menunjukkan bahwa suatu bentuk kebahasaan itu ialah pelengkap, bahwa verba yang mendahuluinya merupakan verba berawalan „ber‟. Selain itu, bentuk-bentuk berafiks „ke-an‟ seperti kehilangan, kedatangan, kemasukan selalu diikuti oleh pelengkap. Perhatikan kalimat berikut ini: Randi kehilangan dompet. Dalam kalimat tersebut bahwa „dompet‟ adalah pelengkap dalam kalimat tersebut. e. Keterangan Keterangan berfungsi untuk menambahkan informasi pada kalimat. Informasi yang hendak ditambahkan dapat berupa tempat, waktu, cara, syarat, sebab, tujuan, dan sebagainya. Dalam suatu kalimat, keterangan diawali oleh preposisi atau kata depan. Perhatikan kalimat berikut ini: Ayah pergi ke Bandung kemarin. Unsur kemarin merupakan keterangan dalam kalimat tersebut.

3. Struktur kalimat

Menurut strukturnya, kalimat Bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan kalimat majemuk. a. Struktur kalimat dasar atau tunggal Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satui predikat. 22 Kalimat dasar atau kalimat tunggal, atau kalimat sederhana adalah kalimat yang hanya memiliki satu subjek dan satu predikat. 23 22 Zaenal Arifin, dkk, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Akademika Pressindo, 2004, h. 64 Oleh karena itu, suatu kalimat yang apabila terdiri dari subjek dan predikatnya lebih dari satu. Maka, kalimat tersebut bukan dikatakan sebagai kalimat dasar atau tunggal. Dalam Bahasa Indonesia dikenal 6 struktur atau pola kalimat tunggal, yakni: 1 Subjek Kata Benda + Predikat Kata Kerja Mahasiswa berdiskusi. 2 Subjek Kata Benda + Predikat Kata Kerja + Objek Kata Benda Mereka menonton film. 3 Subjek Kata Benda + Predikat Kata Kerja + Objek Kata Benda + Objek Kata Benda Paman Ahmad memberikan saya hadiah. 4 Subjek Kata Benda + Predikat Kata Sifat Dosen itu baik. 5 Subjek Kata Benda + Predikat Kata Bilangan Harga pulpen itu lima ribu rupiah. 6 Subjek Kata Benda + Predikat Kata Benda Rohman peneliti.

C. Kalimat Majemuk