Konjungsi subordinatif Jenis konjungsi

2 Konjungsi yang menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya. Misalnya konjungsi sesudah itu. Contoh: a Rika mencuci kakinya Rika pergi ke tempat tidur b Rika mencuci kakinya. Sesudah itu, Rika pergi ke tempat tidur. 3 Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain diluar dari yang telah dinyatakan sebelumnya. Misalnya konjungsi selain itu. Contoh: a Pak Rudi mengalami penyakit demam tulang Dia juga mengidap penyakit tekanan darah rendah b Pak Rudi mengalami penyakit demam tulang. Selain itu, dia juga mengidap penyakit tekanan darah rendah. 4 Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain yang mengacu kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya. Misalnya konjungsi sebaliknya Contoh: a Para pencuri tidak menghiraukan tembakan polisi. Mereka melawan polisi itu dengan tangan besi. b Para pencuri tidak menghiraukan tembakan polisi. Sebaliknya mereka melawan polisi itu dengan tangan besi. 5 Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya. Misalnya konjungsi sesungguhnya Contoh: a Persoalan yang akan dialaminya memang rumit Persoalan itu sudah dipikirkan jauh sebelumnya. b Persoalan yang akan dialaminya memang rumit. Sesungguhnya persoalan itu sudah jauh dipikirkan sebelumnya. 6 Konjungsi yang menyatakan penguatan keadaan yang dinyatakan sebelumnya. Misalnya konjungsi bahkan. Contoh: a Wartawan itu baru tahu soalkasus pembunuhan itu. Dia baru mulai menggarapnya. b Wartawan itu baru tahu soalkasus pembunuhan itu. Bahkan, dia baru mulai menggarapnya. 7 Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan yang sebelumnya. Misalnya konjungsi akan tetapi. Contoh: a Situasi Aceh sudah mulai aman terkendali. Masyarakat Aceh tetap waspada setiap hari. b Situasi Aceh sudah mulai aman terkendali. akan tetapi, masyarakat Aceh tetap waspada setiap hari.

B. Kalimat

1. Pengertian Kalimat

Lazimnya, kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Dapat diakatakn sebagai satuaan bahsa terkecil karenaa sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapaat satuan kebahasaan lain yang jauh lebih besar. 18 Kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan ataupun tulis, yang mengungkapkan pikiran dan gagasan yang utuh. 19 Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengna intonasi akhir yang diikutin oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses 18 Kunjana rahardi. 2010. “Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”. Yogyakarta: Erlangga. Hlm. 76 19 Kunjana Rahardi, penyuntingan bahasa Indonesia untuk karang mengarang. h. 127 fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik ., tanda Tanya ?, atau tanda seru . sementara itu di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma,, titik dua :, tanda pisah -, dan spasi. Tanda titik, tanda t anya, tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan denga jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda Tanya, dantanda seru melambangkan kesenyapan. 20

2. Unsur-Unsur Kalimat

Kalimat memiliki unsur-unsur kalimat 21 .. Apabila dalam suatu kalimat terdapat unsur-unsur tersebut maka akan menghasilkan sebuah kalimat yang benar dan bermakna yang baik. Sehingga dapat didengar dan dimengerti dengan jelas oleh pendengar. a. Subjek Unsur pertama dalam kalimat ialah subjek. Apabila kalimat tersebut merupakan kalimat aktif. Maka subjek berada didepan predikat. Namun, apabila kalimat tersebut merupakan kalimat pasif. Maka, subjek berada dibelakang predikat. Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan subjek dalam suatu kalimat. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan pertanyaan. Siapa + yang + predikat apabila suatu subjek itu adalah subjek orang, atau Apa + yang + predikat apabila yang menjadi subjek itu bukan orang. Perhatikanlah kalimat berikut ini: Rani sedang membaca. Dengan menerapkan rumus sebelumnya, maka pertanyaanya adalah „siapa yang sedang membaca?‟. Jawabannya tentu adalah „Rani.‟ Maka, subjek kalimat tersebut adalah „Rani‟. 20 Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, h. 311 21 Kunjana rahardi. 2010. “Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”, h. 77