156
1. Mengukur berbagai kemampuan yang sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai peserta didik
Pelaksanaan evaluasi pada pembelajaran Siklus II yang dilaksanakan oleh guru peneliti secara umum sudah mengukur kemampuan yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Dari tiga observer, semuanya memberikan penilaian bahwa evaluasi dalam pembelajaran IPA
termasuk pada kategori sangat baik. Menurut observer, Maria Prabaningrum, S.Pd. dan R. Budi Purnomo, S.Pd. bahwa soal-soal yang diberikan
seluruhnya mengacu pada kompetensi dasar yang harus dikuasi oleh siswa. Akan tetapi, masih membutuhkan penyempurnaan sehingga soal benar-benar
dapat mengukur kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Relevan dengan proses pembelajaran, materi, kompetensi dan kegiatan
pembelajaran
Evaluasi yang baik adalan evaluasi yang memiliki relevansi dengan proses pembelajaran materi, kompetensi, dan kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan
penilaian pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran IPA telah memiliki relevansi dengan proses pembelajaran
materi, kompetensi, dan kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian observer pada pelaksanaan penilaian dengan pendekatan pembelajaran kontekstual pada
pembelajaran IPA menunjukkan bahwa pelaksanaan evaluasi ditinjau dari relevansi dengan proses pembelajaran materi, kompetensi, dan kegiatan
pembelajaran dalam kategori sangat baik.
157
Dari tiga observer, dua observer yaitu Ignatius Adhi Pranowo, S.Si. dan R. Budi Purnomo, S.Pd. memberikan penilaian bahwa evaluasi pembelajaran
IPA dalam kategori sangat baik, yang berarti penilaian yang dilakukan oleh guru seluruhnya memiliki relevansi dengan proses pembelajaran materi,
kompetensi, dan kegiatan pembelajaran. Satu observer lainnya, yaitu Maria Prabaningrum, S.Pd. memberikan penilaian bahwa penilaian pembelajaran
IPA dalam kategori baik, yang berarti evaluasi yang dilakukan oleh guru hanya sebagian besar yang memiliki relevansi dengan proses pembelajaran
materi, kompetensi, dan kegiatan pembelajaran. Hasil ini menunjukkan bahwa perlu perbaikan pada Siklus III.
3. Menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan
bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom
Satu di antara kriteria evaluasi yang baik pada Siklus II ini adalah evaluasi yang menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan
bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
kontekstual pada pembelajaran IPA telah menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan mengacu pada aspek
berpikir Taksonomi Bloom. Hasil penilaian observer pada pelaksanaan evaluasi dengan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran IPA
menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian ditinjau dari kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan mengacu pada aspek
berpikir Taksonomi Bloom dalam kategori baik.
158
Dari tiga observer, satu observer yaitu Ignatius Adhi Pranowo, S.Si. memberikan penilaian pada kategori sangat baik yang berarti seluruh
penilaian menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom. Demikian
halnya dengan R. Budi Purnomo, S.Pd. yang juga memberikan penilaian bahwa penilaian pembelajaran IPA dalam kategori sangat baik,yang berarti
evaluasi menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom.
Sebaliknya, satu observer lainnya, yaitu Maria Prabaningrum, S.Pd. memberikan penilaian bahwa evaluasi pembelajaran IPA dalam kategori
baik, yang berarti evaluasi yang dilakukan oleh guru menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan dan tetapi tidak bermakna dengan
mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom. Hal ini menunjukkan bahwa perlu perbaikan pada siklus berikutnya.
4. Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas danatau di luar