Stres .1 Pengertian Sters TINJAUAN PUSTAKA

mengemukakan bahwa jaringan hewan dapat berfungsi sebagai membran semipermeabel Yunus, 2004

2.4.2 Pengertian Hemodialisa

Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah, dan dialis = pemisah atau filtrasi. Hemodialisi adalah suatu metode terapi dialis yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara akut ataupu secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Terapi ini dilakukan denganmenggunakan sebuah mesin yang dilengkapi dengan membran penyaring semipermeabel ginjal buatan. Hemodialisa dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakan permanen atau menyebabkan kematian. Tujuan dari hemodialisa adalah untuk memindahkan produk-produk limbah yang terakumulasi dalam sirkulasi klien dan dikeluarkan kedalam mesin dialisis. Muttaqin Kumala, 2011

2.4.3 Indikasi dilakukan hemodialisa

Hemodialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan beberapa kondisi, seperti ensefalopati uremik, perikarditis, asidosis yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan lainnya, gagal jantung, dan hiperkalemia. Muttaqin Kumala, 2011

2.4.5 Prinsip Hemodialisa

Menurut Muttaqin Kumala, 2011 prinsip hemodialisa pada dasarnya sama seperti pada ginjal, ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisia, yaitu: difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi. 1. Proses difusi adalah proses berpindahnya zat karena adanya perbedaan kadar di dalam darah, makin banyak yang berpindah ke dialisat 2. Proses osmosis adalah proses berpindahnya air karena tenaga kimiawi yaitu perbedaan osmolalitas dan dialisat 3. Proses ultrafiltrasi adalah proses berpindahnya zat dan air karena perbedaan hidrostatik di dalam darah dan dialisat. Luas permukaan dan daya saring membran mempengaruhi jumlah zat dan air yang berpindah. Pada saat dialisis, pasien, dialiser, dan rendaman dialisat memerlukan pemantauan yang konstan untuk mendeteksi berbagai komplikasi yang dapat terjadi misal: emboli udara, ultrafiltrasi yang tidak adekuat atau berlebihan, hipotensi, kram, muntah, perembesan darah, kontaminasi dan komplikasi terbentuknya pirau atau fistula

2.4.6 Persiapan Pasien Untuk Menjalani Hemodialisa

Menurut Corwin, 2006 persiapan pasien untuk menjalani hemodialisa sebagai berikut : a. Menimbang berat badan b. Mengatur posisi pasien c. Observasi keadaan umum d. Observasi tanda- tanda vital e. Melakukan kamulasi fungsi untuk menghubungkan darah dengan sirkulasi, biasanya mempergunakan salah satu jalan darah blood akses

2.4.7 Perawatan dalam Melakukan Hemodialisa

1. Perawatan sebelum hemodialisa a. Sambungkan selang air dengan mesin hemodialisa b. Kran air dibuka c. Pastikan selang pembuang air dan mesin hemodialisis sudah masuk kelubang atau saluran pembuangan d. Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak, hidupkan mesin e. Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit kemudian, matikan mesin hemodialisis f. Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat g. Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin hemodialisis h. Hidupkan mesin dengan posisi normal siap 2. Menyiapkan sirkulasi darah a. Bukalah alat-alat dialysis dari set nya b. Tempatkan dializer pada tempatnya dan posisi “inset” tanda merah diatas dan posisi “outset” tanda biru di bawah. c. Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung “inset”dari dializer. d. Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung “out set” dari dializer dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah. e. Set infus ke botol NaCl 0,9 - 500 cc f. Hubungkan set infus ke slang arteri g. Bukalah klem NaCl 0,9, isi slang arteri sampai ke ujung slang lalu diklem. h. Memutarkan letak dializer dengan posisi “inset” di bawah dan “out set” di atas, tujuannya agar dializer bebas dari udara. i. Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin j. Buka klem dari infus set ABL, VBL k. Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 mlmenit, kemudian naikkan secara bertahap sampai dengan 200 mlmenit. l. Isi bable-trap dengan NaCl 0,9 sampai ¾ cairan m. Berikan tekanan secara intermiten pada VBL untuk mengalirkan udara dari dalam dializer, dilakukan sampai dengan dializer bebas udara tekanan lebih dari 200 mmHg. n. Lakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9 sebanyak 500 cc yang terdapat pada botol kalf sisanya ditampung pada gelas ukur. o. Ganti kalf NaCl 0,9 yang kosong dengan kalf NaCl 0,9 baru p. Sambungkan ujung biru VBL dengan ujung merah ABL dengan menggunakan konektor. q. Hidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dializer baru 15-20 menit untuk dializer reuse dengan aliran 200-250 mlmenit. r. Kembalikan posisi dializer ke posisi semula di mana “inlet” di atas dan “outlet” di bawah. s. Hubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10 menit, siap untuk dihubungkan dengan pasien soaking.

2.4.8 Komplikasi Hemodialisa